Adapula yang memahami bahwa gerakan perubahan sosial tidak semata terkait kasus materi dan ekonomi, sebabnya bila pemberontakan dilakukan dengan berakar pada faktor ekonomi dan materil semata, maka mereka melihatnya sebagai bentuk pembangkangan mirip binatang, karena lapar maka memberontak, hanya karena binatang tidak diberi makan ia menggigit Manusia. Sebab bagi yang lain faktor perlawanan hanya karena rasa lapar tak ada bedanya dengan sifat binatang.Â
Gerakan perubahan sosial yang lebih manusiawi bisa terjadi bila tidak bersifat materialistik, dan watak perubahan sosial manusiawi adalah politis dan liberalis, hal ini dapat dipahami bahwa dalam gerakan perubahan sosial, penting untuk memastikan agar masyarakat tetap Kenyang, dan menghilangkan kelaparan mereka, namun tidak membatasinya pada materi, dikarenakan penting untuk tetap menjaga dan membuat mereka aman, mempertahankan hak kebebasan mereka serta hak mereka dalam menyampaikan pendapat dan kemampuan mereka dalam menentukan nasibnya sendiri, kita memahami hal seperti ini, bersifat liberal dan demokratis.Â
Gerakan Perubahan sosial pun bisa saja disulut melalui Ideologi tertentu, apabila mereka yang mempercayai aliran pemikiran tertentu dan merasa ideologi mereka terancam diserang atau disingkirkan, maka para penganutnya akan menjadi Marah, dan untuk melindungi ideologi mereka mereka memberontak, dan bagi mereka hal ini tidak terkait dengan Faktor ekonomi, Rasa lapar karena ketidakadilan sosial, ataupun kebebasan politik, melainkan karena gejala yang timbul dari sikap yang lainnya, yaitu tidak menghormati ideologi mereka.Â
Sifat Gerakan Perubahan Dalam Islam
Terdapat perbedaan yang melatarbelakangi terjadinya Perubahan Sosial antar Islam dan Aliran Pemikiran lain, Islam menyandarkan gerakan perubahannya pada Kesadaran umat muslim, bahwa gerakan perubahannya tidak didasarkan pada faktor ekonomi, ataupun keinginan meraih kekuasaan. Gerakan perubahan yang tidak memaksa untuk menghadapi musuh dalam tubuh umat Islam sendiri. Melainkan kepada kesadaran mereka untuk memihak kepada kebenaran, sehingga melalui hal ini umat yang bangkit melawan tidak lagi mengalami kegalauan, berat hati, dan resah, karena menghadapi (musuh) sesama muslim sendiri. Dan melalui hal ini pula nampak jelas nilai dari gerakan perubahan yang mereka lakukan, Didasarkan Pada Kesadaran dan Keberpihakannya pada kebenaran.Â
"Jangan kenali kebenaran berdasarkan individu-individu. Kenalilah kebenaran itu sendiri, otomatis kau akan kenal siapa yang berada di pihak yang benar." (Sayyidina Ali bin Abi Thalib)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H