Mohon tunggu...
Marwan Djalim
Marwan Djalim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

YNTKTS

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ibnu Rusyd (Averroes) Polimatik Muslim: Sang Pangeran Ilmu Pengetahuan

16 Januari 2024   15:59 Diperbarui: 18 Januari 2024   15:48 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Tuhan tidak akan memberi kita akal, kemudian memberi kita hukum-hukum Ilahi yang bertentangan dengan akal tersebut." -- Ibnu Rusyd.

Ibnu Rusyd. Nama Lengkapnya Abu Al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd lahir pada tanggal 14 April tahun 520 hijrah (1126 M) dan Wafat di tahun 1198 pada usia 72 Tahun . Dikenal di barat dengan Nama Averroes. Seorang Muslim Jenius yang menguasai berbagai bidang Keilmuan (Polimatik) diantaranya; Filsafat, Hukum (Yurisprudensi), Teologi, Kedokteran, Astoronomi. 

Lahir dan besar di Andalusia, Ibnu Rusyd mempelajari Fiqih, mazhab Imam Malik (Sunni) dan dalam bidang Aqidah mazhab Asya'ariyah (Sunni). Yang dikemudian hari, Asya'ariyah pun tak lepas dari Kritiknya termasuk juga Mutazilah, dan Sufi, hal yang menjadi keniscayaan dalam Filsafat, sebab Ke-dinamis-an Filsafat yang menekankan pentingnya kritik, serta Insting Kritik yang bagi para Filsuf merupakan keistimewaan mereka. Seperti yang telah di ketahui bahwa Socrates mengkritik kaum sofis, Aristoteles mengkritik pemikiran Gurunya, Plato. Dan Al-Ghazali mengkritik pemikiran Ibnu Sina. Lalu Ibnu Rusyd mengritik Al-Ghazali. 

Ibnu Rusyd, berasal dari latar belakang keluarga Ulama terkemuka unggul dalam bidang Agama. Ayah Ibnu Rusyd dulunya juga adalah Seorang Qadi (Hakim Agung), serta Kakek Beliau juga berprofesi sebagai Qadi yang juga penulis risalah terkenal dalam fikih mazhab Maliki, kitab al-Mugad Dimat al Mumahhidat. 

Karena dia tidak menulis otobiografi, detail spesifik tentang kehidupan pribadinya sulit ditemukan. diketahui adalah bahwa ia menjadi terkenal pada tahun 1169 setelah ia menarik perhatian Abu Yaqub Yusuf, khalifah Kekaisaran Almohad, yang memerintah wilayah termasuk Spanyol selatan dan Afrika barat laut.

Ibn Rusyd juga mengilhami pemikiran Rasional di barat, melalui karya-karyanya yang telah di terjemahkan, yang kelak menjadi cikal bakal Mekarnya Gerakan Averroisme di Barat. 

Ibn Rusyd mempercayai bahwa tidak ada kontradiksi antara Filsafat (Akal) dan Agama (Wahyu). Serta mempelajari Filsafat merupakan sebuah Keharusan yang ada dalam Al-Qur'an. Filsafat juga merupakan metode yang tepat sebab pembacaan terhadap teks Kitab Suci, yang memiliki makna lahir dan makna batin serta Alegori. Serta bila Manusia tidak membaca Kitab Suci secara Kritis dan Filosofis, maka makna sebenarnya dari Teks Suci menjadi Hilang. Serta menyebabkan salah Tafsir terhadap Teks Suci (Wahyu) tersebut. 

Di tahun-tahun terakhirnya sebelum diasingkan, ia di tuduh sesat serta banyak karyanya di bakar. Hal ini terjadi akibat persaingan politik dan banyak yang iri terhadap kedekatan nya dengan penguasa. Serta kecemerlangannya sebagai Ilmuwan. 

Karya serta tulisan Ibnu Rusyd, lebih terkenal di Barat ketimbang di dunia islam sendiri. Dimana di dunia islam, ia lebih sering dikutuk serta dituduh sesat. Saat Dunia barat berutang Budi terhadap pemikiran Ibnu Rusyd dan Sumbangsih karyanya terhadap kemajuan di Barat, Dunia Islam justru membenci serta mengutuknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun