Perkembangan dunia yang begitu pesat mampu mempengaruhi kehidupan manusia saat ini. Justru jika kita menghindar dari perkembangan tersebut maka kita yang akan tersingkirkan dan akan tergilas. Untuk itu hal yang bisa kita lakukan adalah dengan berusaha membuka diri, tumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat, meningkatkan kompetensi dan kualitas diri. Saat saya masih sekolah dasar dulu, sekitar dua puluh lima tahun yang lalu.
Saya sering mendengar lagu gambus yang dinyanyikan oleh kelompok Nasidaria yang berjudul "tahun 2000." Lagu yang mengisahkan kemajuan pesat yang akan dialami dunia ini digambarkan sebagai suatu masa dimana hampir sebagian besar pekerjaan manusia digantikan oleh mesin, dan robot. Hingga membuat tenaga manusia seolah tidak diperlukan lagi. Seakan dunia ini hanya membutuhkan otak manusia untuk bisa mengimbangi kemajuan dunia yang begitu pesat. Kala itu di tempat kelahiran saya semua masih serba manual. Alat-alat elektronik belum ada, bahkan Televisi hitam putih saja hanya adanya di kantor desa. Semua dilakukan menggunakan cara yang masih tradisional. Hal inilah yang membuat saya belum bisa membayangkan kondisi dunia pada tahun 2000.
Bagi anak kecil seusia saya kala itu. Sepertinya isi lagu itu merupakan hal yang mustahil, tidak mungkin terjadi. Namun seiring berjalannya waktu semua isi syair dalam lagu yang dinyanyikan oleh mayoritas wanita itu terbukti saat ini. Mesin hampir menguasai dunia lebih dari 50%. Walaupun masih ditemukan penggunaan tenaga manusia dibeberapa sektor masih dipakai. Tapi jumlahnya sangat terbatas.
Zaman ini penggunaan otot manusia sudah bergeser, digantikan dengan keberadaan alat-alat super canggih. Salah satu profesor idola saya adalah Prof. Dr. Richardus Eko Indrajit, yang lebih akrab di panggilan Prof. Eko. Setiap kali beliau memberikan materi atau melihat tayangannya di Tv Andi atau YouTube Prof. Eko, mampu memacu adrenalin saya untuk melakukan perubahan pada diri. Selalu ada hal-hal baru yang saya peroleh. Terima kasih pak Prof. Cara pemaparan materi yang begitu sederhana dan menarik, mampu membuat para guru seperti saya yang berada di pelosok merasa terpanggil untuk bersama-sama membangun generasi milinial ini agar menjadi generasi sesuai profil pelajar pancasil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H