Mohon tunggu...
Marwan
Marwan Mohon Tunggu... Penulis - Analis sosial dan politik

Pembelajar abadi yang pernah belajar di FISIP.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Seni Vs Hukum

20 Januari 2011   08:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:22 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12955106811244567588

Di tengah carut marutnya hukum di negeri kita. Rakyat tak menemukan titik terang mengenai kasus-kasus pelanggaran hukum. Hukum bagaikan komoditas yang diperjual belikan. Kasus century, joki nara pidana (napi), seorang kepala daerah yang dilantik secara bersamaan menjadi terdakwa kasus korupsi dana APBD, kasus gayus dan berbagai kasus lainnya masih meninggalkan segudang misteri.

bona sedang melantunkan lagunya (gambar:google.com)

Penyimpangan hukum ini kemudian tidak membembuat masyarakat tidak diam begitu saja. Kondisi masyarakat yang masih diderah oleh berbagai permasalahan tentang ketidakadilan memberikan berbagai protes. Tak terkecuali seorang bona. Melalui lagu yang berjudul “andai aku jadi gayus” dia melakukan aksi protes. Dia menggambarkan realitas hukum di negeri ini terkait kasus gayus.

Seorang napi ini mengungkapakan isi hatinya terhadap bentuk diskriminasi keadilan dalam Negara yang katanya menjunjung tinggi keadilan ini. Dengan uang seorang pelaku kejahatan bisa meraja lelah. Hukum seperti komoditas yang dapat diperjual belikan. Mereka yang tak memiliki uang akan mudah terjerat hukum sedangkan mereka yang beruang akan mudah keluar dari jeratan hukum.

Pencipta sekaligus pelantun lagu “andai aku jadi gayus” ini sangat kreatif dalam mengungkapkan kegelisahan hatinya. Melihat perkembangan industri musik yang begitu pesat maka seorang bona menggunakan media ini untuk menyalurkan aspirasinya dan sekaligus mewakili semua masyarakat yang merindukan keadilan. Lagu ini akan dan telah mengingatkan kepada para pemangku kebijakan hukum dinegeri ini. Terlebih pimpinan pucuk dari negeri ini yang sangat sangat suka dengan musik. Buktinya, pak presiden kita sudah berapa kali mengeluarkan album rekaman lagu. Ini akan membuat mereka yang tertidur dan pura-pura tidur terhadap ketimpangan hukum dinegeri ini akan tebangun dari tidurnya. Terbangun agar mereka tahu bahwa rakyat sedang dalam ketidakadilan oleh tingkah mereka.

Produk Industri musik kontemporer yang dalam lirik-liriknya didominasi tentang lagu yang beraroma ‘cinta’. Kini melalui seorang bona, lagu menjadi sebuah alat kritik. Seperti halnya kebanyakan lagu yang dilantunkan oleh bang Iwan Fals, Slank dan kini bona telah menjadikan seni (lagu) sebagai alat pembebasan. Dan mudah-mudahan dengan seni yang selalu didindentikan dengan keindahan dapat membawa keindahan di negeri yang haus akan keadilan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun