Tulisan ini hanya melihat keuntungan yang didapatkan koalisi Prabowo dalam Kasus "Ratna Sarumpaet".
Ratna sarumpaet akhir-akhir ini menyita perhatian publik. Kebohongan yang diciptakannya membuat banyak orang termasuk tokoh-tokoh yang berada di kubu prabowo dan prabowo sendiri termakan hasutannya dan ikut menyampaikan kabar dari Ratna.Â
Inilah alasan kenapa "hoax" ini mengalihkan perhatian banyak orang atas bencana Donggala-Palu yang menelan korban jiwa dan sampai sekarang belum teratasi (saat saya menulis artikel ini). Di tambah lagi momentumnya sekarang adalah masa-masa kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden.
Situasi politik yang panas kian panas. Prabowo dan dikoalisnya tertuduh pasca Ratna mengaku telah berbohong pada Prabowo dan masyarakat Indonesia. Sebelumnya, pihak yang terpojok adalah Jokowi dan koalisinya karena opini yang terbangun yakni koalisi inilah yang terlibat dalam kasus yang menimpa Ratna. Pasalnya selama ini, aktivitis demokrasi ini dikenal sebagai orang yang sangat kritis terhadap pemerintahan Jokowi.
Pada akhirnya dengan sikap kesatrianya, Prabowo mengakui jika dia telah dibohongi oleh Ratna dan meminta maaf pada masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, serangan terhadap Prabowo tidak usai. Namun, apakah Prabowo benar-benar sengaja menyebar hoax sebagaimana dituduhkan oleh pihak-pihak tertentu?
Meluruskan logika
Coba banyangkan ada orang yang selama ini dikenal dengan tokoh publik yang punya reputasi dalam perjuangan demokrasi sejak orde baru hingga saat ini. Dia ikut bersama dalam kelompok anda untuk sebuah perjuangan.Â
Apalagi selama ini anda sudah cukup lama berkawan dengan dia. Tiba-tiba orang ini mengatakan kepada anda bahwa dia telah dikeroyok oleh orang lain. Dokter juga meyakinkan anda bahwa yang kawan anda katakan itu benar adanya. Ditambah lagi sikap anda yang mudah berempati kepada orang lain. Apakah anda akan percaya padanya? Saya yakin keumuman banyak orang akan percaya padanya.
Dari informasi dari teman anda tersebut, anda menyebarkan kabar bahwa dia dikeroyok oleh orang lain. Saat itu anda tidak tahu menahu bahwa dia membohongi anda. Pertanyaannya: sampai disini, apakah anda terkategori menyebarkan kabar palsu?Â
Anda belum terkategori menyebarkan berita palsu, karena bagi anda berita itu masih benar adanya. Cerita akan berbeda jika anda sudah tau dan ikut menyebar kepalsuan itu. Â
Singkat cerita, ternyata teman anda mengakui bahwa dia telah membohongi anda dan membohongi masyarakat Indonesia. Dalam posisi ini anda dan masyarakat Indonesia lain adalah korban kabar palsu dari teman anda.Â