Mohon tunggu...
Andra Aja
Andra Aja Mohon Tunggu... freelancer -

Tulis lah apa yang kau rasa bukan yang kau rekayasa. Hiduplah apa adanya,bukan karena ada apanya apalagi mengada ngada.simple dan masih percaya jodohku adalah seorang pria juga makanya kutolak cintam wahai para wanita,karena aku terlahir cuma menintai pria juga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Beli Kondom Bisa Masuk Penjara Loh

5 Desember 2013   06:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:18 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Belakangan ini Ibu Menteri Kesehatan jadi pusat perhatian media tentang program pembagian kondomnya secara gratis. Ada aksi ada reaksi itu wajar,ada pro pasti ada kontra itu biasa .Apalagi Indonesia negara yang Plural yang memiliki cabang kiblat kesemua arah menyebabkan pro dan kontra makanan sehari hari . Kabar yang kuterima dari media online mengatakan anggaran kondom itupuluhan milyaran juga teryata pemirsa, tidak tanggung tangung juga ternyata .,Aku sih tidak membahas dana segitu mau dikemanakan , tapi sangat disayangkan juga lah dana segitu untuk kondom,mending buat anggaran yang lain, itu opini saya sih yang awam tentang anggaran.Bukan tidak mendukung program Ibu Menteri untuk mencegah kehamilan dini ataupun penyebaran penyakit menular.

Beda Negara beda Aturanya . Di Negeriku Indonesia ini,Ibu Menteri sedang sibuk sibuknya dengan program kondom Gratis,dilengakpi dengan Bus Kondom wara wiri kesana kemari dengan memakai Jupe sebagai ikon kondom lengkap dengan pose menantang Si Seksi Jupe mengunakan gaun merah ,belahan dada penuh,sedikit gaun dibelah bagian pahanya,ditambah mulutnya dimonyongkan sedikit,dagu dinaikan agar aura seksinya terasa . Lalu secara tersirat Jupe berkata "Lelaki mana yang tidak terbuai poseku" Tapi sayangnya Si Jupe tidak menyadari tidak semua lelaki terbuai pada keseksianya. Contohnya aku yang Homo ini tidak sedikitpun bergairah liat posenya. Dan entah ide darimana bus kondom tadi dipajang photo sensual tanpa memikirkan pesan dari iklan yang akan disampaikan,padahalkan pesan yang inggin disampaikan Ibu Menteri untuk mencegah penyakit menular maupun kehamilan diluar nikah bukan untuk mengajak bercinta. Dari sini anggaran kondom ini ku nilai salah sasaran, dan lagi lagi anggaran tadi mubazir sifatnya.

Beda Di Indonesia beda pula DiSaudi Arabia tempat aku bermukim saat ini. Di negara ini Seks benar benar tabu untuk dibicarakan tapi tetap bukan bearti tidak bisa dinikmati. Di bekas ibu kota Saudi Jeddah sudah menjadi rahasia umum untuk menikmati kenikmatan surgawi itu, Namun untuk mendapatkan kondom sangatlah sulit.Kabarnya untuk mendapatkan kondom harus dibeli diApotek tertentu ,dan harus melengkapi surat nikah untuk mendapatkanya,tanpa itu semua yakin kamu tidak akan mendapatkanya dan bisa bisa dipidanakan dengan polisi kebajikan Muntawak orang sini bilang karena tanpa surat nikah menjadi bukti Zina.Itu kata teman teman disini loh. Berawal dari rasa penasaran ku tentang kabar burung itu,maka aku kroscek di apotek dekat rumah, yang kebetulan Apotek ini termasuk Apotek besar di daerah sini. Berjalan keliling untuk mengecek kondom yang dipajang,hasilnya nihil,maka kuberanikan bertanya kepada pelayan dengan muka menahan malu.Namun aku dibentak oleh petugas apotek tadi " Eis Kalam Enta??hm ( Kamu tanya apa??ha??). Dengan muka memerah menahan malu,aku hanya bilang " Maless" (Maaf),lalu berlalu menangung malu.

Mekkah, 04 Desember 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun