Lembaga adalah acuan, wadah, organisasi yang memiliki tujuan untuk melakukan suatu usaha atau mengadakan suatu penelitian keilmuan. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwasannya lembaga memiliki dua arti, yaitu: 1) Secara fisik, konkrit dan 2) Secara non-fisik, abstrak.
Adapun perihal lembaga pendidikan Islam merupakan suatu tempat atau wadah untuk berlangsungnya proses pendidikan Islam. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian jelas berupa sarana dan prasarana, kemudian pengertian abstrak dengan adanya aturan dan norma-norma tertentu, serta tanggung jawab dari orang yang ada dalam pendidikan itu sendiri.
Pendidikan Islam merupakan masalah sosial, hingga kemudian di dalam kelembagaan tidak terlepas dari lembaga sosial yang ada. Lembaga itu juga institusi, sedangkan lembaga sosial ialah suatu bentuk organisasi yang tersusun secara relatif terhadap peranan, tingkah laku, relasi yang terarah dalam mengikat suatu individu yang memiliki kemampuan formal dan sanksi hukum, sebagai bentuk agar tercapainya kebutuhan sosial. Dalam pendidikan Islam yang berlangsung melalui proses menuju tujuannya, dibutuhkannya konsep dan sistem yang konsisten dan dapat mendukung nilai-nilai spiritual dan moral yang melandasinya.
Era society 5.0 kini hadir dengan membuat persaingan dalam beberapa aspek di dunia saat ini, seperti dalam bidang pendidikan yang mana menjadikan suatu teknologi menjadi sebuah kebutuhan dalam menjalani kebutuhan yang ada. Era ini sangat canggih yang memunculkan banyak tantangan bagi kita semua, seperti ketimpangan budaya, kesenjangan pengetahuan, degradasi moral, pendekatan karakter siswa yang sedang berada dalam proses pendidikan.
Maka dari itu, lembaga pendidikan Islam hadir memliki peranan untuk mengahadapi tantangan era society 5.0 adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan nilai-nilai Islam: Lembaga pendidikan Islam memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan dan mengajarkan nilai-nilai Islam kepada generasi muda. Dalam era society 5.0 yang cenderung sekuler dan individualistik, lembaga pendidikan Islam harus menjadi wadah yang kuat untuk memperkuat identitas keagamaan dan moral siswa.
2. Mengintegrasikan teknologi dengan pendidikan: Era society 5.0 ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat. Lembaga pendidikan Islam perlu mengintegrasikan teknologi ini ke dalam metode pengajaran mereka agar relevan dengan perkembangan zaman. Misalnya, penggunaan platform pembelajaran online, aplikasi pendidikan, dan alat bantu teknologi lainnya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.
3. Mendorong kreativitas dan inovasi: Society 5.0 menekankan pada pentingnya kreativitas dan inovasi dalam menghadapi tantangan masa depan. Lembaga pendidikan Islam harus menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, berinovasi, dan mengembangkan potensi mereka agar dapat bersaing di era yang semakin kompetitif.
4. Mengembangkan kecerdasan spiritual: Selain kecerdasan intelektual, lembaga pendidikan Islam juga harus memberikan perhatian pada pengembangan kecerdasan spiritual siswa. Dalam era society 5.0 yang serba materialistik, lembaga pendidikan Islam harus membantu siswa untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai spiritual Islam seperti ketakwaan, keikhlasan, dan kebaikan hati.
5. Membangun hubungan dengan masyarakat: Lembaga pendidikan Islam juga harus membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat di sekitarnya. Dalam era society 5.0 yang terkoneksi secara digital, lembaga pendidikan Islam dapat memanfaatkan media sosial dan platform online untuk berkomunikasi dengan orang tua siswa, menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan non-Islam, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan menjalankan peranan-peranan tersebut, lembaga pendidikan Islam dapat menghadapi tantangan era society 5.0 dengan lebih baik dan melahirkan generasi muda yang siap menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan dan kesiapan.