Sebagaimana kita ketahui evaluasi merupakan alat ukur untuk mengetahui tingkat pencapaian keberhasilan yang telah dicapai peserta didik atas bahan ajar atau materi-materi yang telah disampaikan, sehingga dengan adanya evaluasi maka tujuan pembelajaran akan dapat terlihat secara akurat dan terpercaya.Â
Evaluasi merupakan  bagian dari program pembelajaran yang perlu dioptimalkan, karena bukan hanya terfokus pada penilaian hasil belajar, tetapi juga perlu adanya penilaian terhadap in-put, proses, dan out-put.Â
Evaluasi juga dapat mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar secara terus menerus dan juga mendorong Pendidik untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta mendorong pengelola pendidikan untuk lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas belajar peserta didik.Â
Dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran. Mengapa demikian, karena evaluasi merupakan salah satu komponen dasar  sistem pendidikan yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.
Hasil evaluasi dapat dimonitor melalui data yang tertera di raport atau buku laporan hasil belajar peserta didik yaitu proses belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, baik itu berupa angka yang menggambarkan seberapa besar nilai prestasi peserta didik dalam menguasai materi pelajaran yang diajarkan ataupun data keterangan yang menjelaskan bagaimana sikap dan konstribusi peserta didik dalam kegiatan belajar di ekolah.
Ranking merupakan bentuk pengurutan berdasarkan hasil nilai kuantitas maupun kualitas. Dalam dunia pendidikan, ranking memiliki makna mengurutkan kemampuan dan kecerdasan peserta didik berdasarkan nilai yang telah mereka peroleh. Ranking dapat mengklasifikasikan peserta diduik dalam kelas tertentu sesuai tingkatan yang telah ditetapkan.
Ranking, sebagai salah satu bentuk data kuantitatif yang terdapat di raport, dapat menunjukkan posisi atau urutan prestasi seorang peserta didik yang dilihat dari prestasi seluruh peserta didik dalam kelas atau sekolahnya.Â
Semakin tinggi nilai ranking yang diperoleh, idealnya dapat menggambarkan semakin tinggi pula tingkat pencapaian tujuan belajarnya. Atau sebaliknya, semakin rendah nilai rankingnya berarti semakin rendah pula tingkat pencapaian tujuan belajarnya. Namun pada kenyataannya, nilai ranking yang ada, tidak selamanya bisa menunjukkan secara akurat seberapa jauh tingkat pencapaian tujuan belajar siswa.Â
Hal ini bisa terjadi misalnya karena adanya kecurangan yang dilakukan siswa pada saat pengambilan nilai dilakukan ( misal : siswa menyontek), ketidak validan alat tes evaluasi (misalnya : soal-soal terlalu mudah atau tidak bisa mengukur tingkat penguasaan materi) atau adanya faktor subjektivitas pendidik terhadap penilaian yang diberikan kepada masing-masing  peserta didik (misalnya: "murah" dalam memberi nilai kepada salah satu peserta didik, tetapi :"mahal" memberi nilai kepada peserta didik yang lainnya).Â
Apabila hal ini yang terjadi maka pemberian ranking tidak akan bermanfaat dalam membuat gambaran tentang prestasi akademik peserta didik atau gambaran tentang sejauh mana keberhasilan tercapainya tujuan belajar.
Penekanan pada prestasi akademik semata pada saat penentuan ranking yang selama ini dilakukan, juga seringkali dianggap sebagai segi negatif dari adanya pemberian ranking. Karena hal ini dianggap mengabaikan prestasi-prestasi non akademik yang dimiliki peserta didik.Â