Mohon tunggu...
Marwah Siti Mardiyyah
Marwah Siti Mardiyyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung jurusan PAI fakultas tarbiyyah dan keguruan. Hobi saya adalah membaca, menulis, olahraga, teaching, dan public speaking, saya menekuni dunia tulis menulis sejak tahun 2019.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Karakteristik Alat Ukur yang Baik

16 Mei 2024   07:45 Diperbarui: 16 Mei 2024   07:53 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis kualitas tes ialah suatu tahapan yang harus dilakukan untuk mengetahui tingkatan kualitas sebuah tes, baik tes secara menyeluruh ataupun tes butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut. Dalam pelaksanaan penilaian terhadap hasil belajar, tes diharapkan dapat memberikan gambaran sampel pelaku dan menghasilkan nilai yang objektif serta akurat. Apabila tes yang digunakan dalam penilaian itu kurang baik, maka hasil yang akan didapatpun akan cenderung kurang baik. Hal tersebut dapat merugikan peserta didik. Dalam Artian, hasil yang diterima oleh peserta didik akan menjadi tidak objektif dan tidak adil. Oleh karena itu, tes yang digunakan pendidik dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik harus memiliki kualitas tes yang baik dari berbagai segi. Tes hendaknya dirancang sesuai dengan prinsip dan prosedur penyusunan tes itu sendiri. Untuk memastikan apakah tes yang digunakan itu terkategorikan baik atau kurang baik, maka perlu dilakukannya analisis kualitas tes. 

Analisis kualitas tes berhubungan dengan pertanyaan "apakah tes sebagai alat ukur itu dapat mengukur apa yang ingin dan seharusnya diukur? Sampai manakah tes tersebut dapat diandalkan dan digunakan?". Nah, kedua pertanyaan tersebut tertuju pada dua hal yang utama, yaitu validitas dan reabilitas. Validitas dan reabilitas ini merupakan kategori dua karakteristik alat ukur yang baik. 

  • Validitas

Validitas ini untuk mengetahui apakah tes yang digunakan itu sudah valid (shahih) atau belum, dalam hal ini perlu untuk membangdingkan skor peserta didik yang diperoleh dalam pelaksanaan tes dengan skor/nilai peserta didik yang dikategorikan sebagai nilai baku. Jadi, sebelum penggunaan suatu tes, hendaknya mengukur terlebih dahulu derajat validitas berdasarkan kriterianya. Contohnya, membandingkan hasil nilai ujian akhir peserta didik dalam satu mata pelajaran dengan hasil nilai ujian akhir pada mata pelajaran yang lain. Nah, semakin terlihat mendekati kedua perolehan hasil nilai tersebut, maka soal ujian akhir dapat dikategorikan telah valid. Kevaliditasan suatu tes sangat berkaitan dengan tujuan dari pemakaian tes itu sendiri. Dalam artian, apabila tes yang digunakan dapat memberikan informasi yang relevan dan dapat digunakan sebagai tujuan tes, maka tes tersebut dapat dikatakan valid. 

  • Reabilitas 

Reabilitas merupakan tingkatan konsistensi dari suatu instrumen. Reabilitas berhubungan dengan pertanyaan "apakah tes tersebut dapat diteliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan". Sebuah tes dapat dinyatakan reliabel apabila ketika diuji coba diteskan kepada kelompok yang sama pada waktu yang berbeda dapat memberikan hasil yang relevan/sama. Anastasi (1976) berpendapat bahwa "reliability refers to the consis- tency of scores obtained by the same persons when reexamined the same test on different occasion, or with different sets of equivalent items or under other variable examining conditions." Yang artinya, "reliabilitas mengacu pada konsistensi skor yang diperoleh oleh orang yang sama ketika diperiksa ulang tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan set item setara yang berbeda atau dalam kondisi pemeriksaan variabel lainnya".  Hal serupa juga menurut Gronlund (1985) beliou berpendapat bahwa "reliability refers to the results obtained with an evaluation instrument and not to the instrument it self". Yang artinya "Reliabilitas mengacu pada hasil yang diperoleh dengan instrumen evaluasi dan bukan instrumen itu sendiri". 

Menurut Kerlinger (1986) beliou berpendapat bahwa"kereliabilitasan dapat diukur dari tiga kriteria, yaitu stability, dependability, dan predictability (stabilitas, ketergantungan, dan prediktabilitas)." Stability mengacu pada keajegan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu yang berbeda. Dependability mengacu kepada seberapa jauh tes dapat diandalkan dan digunakan. Sedangkan, predictability mengacu kepada bagaimana kemampuan tes untuk menggambarkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya. Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kereliabilitasan suatu tes yaitu salah satunya dengan memperbanyak butir soal.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun