Mohon tunggu...
marwah pratiwi
marwah pratiwi Mohon Tunggu... -

notjing special

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saya, Si Ikan Terjebak Umpan di Dasar Laut Harta Karun

2 April 2012   15:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:07 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini tanggal 31 maret, akhirnya ketemu juga, tidak terasa acara Blogshop Negeri 5 Menara ini digelar di Makassar kota pejuang demonstran . Hari sabtu ini harus seru, itu  mantra untuk ramalan saya sepekan terakhir atau mungkin itupula yang menjadi ramalan semua peserta sampai Dedy Corbuzier sekalipun meskipun dia tidak menjadi peserta  bagaimana tidak, acara blogshop ini diadakan oleh Kompasiana dan disponsori langsung dari IB (islamic banking) Perabankan Syariah, Bank Indonesia. Bukan Blogshop Biasa, Afgan banget!

Pemberitahuan di email sudah mengingatkan datang satu jam sebelum acara dimulai pukul 09.00 pagi, saya dan 2 sohib sehati dan seper”pore”an telah sepakat tiba di sana, di gedung Bank Indonesia saat jarum pendek dan panjang penanda waktu manampakkan pukul setengah delapan pagi, paling tidak kurang lebih deh tapi bisa jadi malah kurang atau lebih banyak banget dari kesepakatan sok resmi itu. Dan memang benar adanya, kami tiba di gedung jalan Sudirman itu pukul setengah sembilan pake lewat sepuluh menit pula. Ya.. begitulah kebiasaan yang nyaris atau bahkan sudah menjadi hoby, NGARET.

Kami bertiga memang belum pernah menapakkan jempol sampai kelingking sepasang kaki di bangunan ini, cuma sering lihat abis lokasinya bersebrangan dengan mall. Alhasil kami malah celingak-celinguk tapi bukan untuk memastikan keadaan aman dan bisa merampok di bank ini loh. Beberapa detik berjalan mata saya memergoki seorang satpam yang berdiri bak paspampres supaya tidak tersaingi sama bapak di sebelahnya yang memakai seragam coklat dengan sepatu nyaris boot yang tidak lain dan tidak bukan seorang polisi, dalam situasi seperti ini semua orang juga tau pepatah “malu bertanya sesat di jalan” lah yang ampuh buat nyetopin bahasa tubuh yang nantinya bisa benar-benar disangka kawanan perampok,  jadi satpam dan polisi itulah target operasi kebingungan kami. Setelah meluncurkan beberapa pertanyaan yang diakhiri dengan ucapan terima kasih paling ikhlas yang kami punya maka otak yang sudah menerima info dan dikonfirmasi langsung oleh sepasang kaki sesegera mungkin mencari ruangan yang dimaksud.

Tepatnya di lantai 4 gedung Bank Indonesia, setelah registrasi di meja yang dipenuhi kertas berisi nama-nama peserta, tanda tangan di spanduk panjang bediri dan nyempatin diri ambil gambar dengan senyum setengah lingkaran ala gadis sampul  kamipun langsung menyerobot masuk ke dalam ruangan yang nampak masih sepi padahal rasanya kami sudah termasuk golongan orang yang ngaret, dan tanpa sungkan-sungkan lagi kami mengambil posisi duduk paling strategis di ruangan itu, di mana lagi kalau bukan di bagian paling depan tepat di tengah-tengah biar nanti lihat Bang A. Fuidi nya lebih jelas.

Pukul sembilan lewat sepuluh pas di hp saya acaranya dimulai,  lazimnyalah dibuka dengan ucapan salam dan sedikit basa-basi oleh mc berwajah mirip vokalis Krispatih itu dengan lelucon jayus abis (sorry) sebelum pemateri pertama dipanggil.

Iskandarjet terdefinisi sebagai pemateri pertama, itu penerimaan telinga di balik jilbab saya dari ocehan yang dikeluarkan si MC “vokalis kerispatih”. Sebelumnya sempat agak boring tapi seketika tertarik saat judul  yang dibawakan Iskandarjet “Bukan tulisan apa adanya” tersaji dengan jelas dari cahaya yang dikeluarkan proyektor tertangkap baik oleh layar dinding, sederhana judul bukan berarti miskin makna dan itu menjadi Umpan Pertama untuk saya “si ikan” yang nantinya bisa membuka dengan mudah umpan ke 2 dan ke 3. Begitu banyak artian yang tiba-tiba menjalar dengan cepatnya di kepala saya, entahlah sihir judul itu hanya kena saya sendiri atau semua orang di podium ini...

Iskandarjet yang juga seorang treiner itu mengatakan bahwa semua hal bisa dibuat tulisan di tengah-tengah informasi yang saat ini sudah sangat mudah diakses kapanpun di manapun, tak lupa pula penjelasan tentang apa saja unsur-unsur sebelum sebuah tulisan dimulai, dan bagaimana unsur-unsur tersebut dikelola dengan apik agar tidak menjadi tulisan yang apa adanya. Ide dan kreatifitas yang berbedalah yang menjadi pokok utama, dan itu semua ada di mana saja.

Begitu banyak sebenarnya yang dituturkan Abang yang satu ini tapi yang saya pahami, ini memang sebuah permulaan umpan yang baik untuk saya.

Setelah salam perpisahan Iskandarjet, si MC “vokalis kerispatih” tanpa perlu dikomandoi segera naik ke atas untuk memberikan selingan frase sampai kalimat aksen seorang pembawa acara pada umumnya ditambah dengan lelucon yang kali ini dia harap bisa ditangkap oleh para peserta dengan gelak tawa walaupun hanya sebentar tapi masih tetap saja jayus, memang dasarnya bukan bakat dia kali yah. Ba bi bu pun sudah dikeluarkan dari mulutnya sampai Si MC memanggil sebuah nama untuk membawa materi ke dua. Namanya Akang Pepi Nugraha, sunda pisan euy..,

Di tengah rasa ketertarikan saya, mata seperti tak bisa berkedip menunggu kehadiran pemateri ke dua ini. Akhirnya Akang Pepi pun muncul, dengan kemeja putih dan ditutup sweter hijau lusuh yang nampak menarik.

Akang yang satu ini memaparkan sedikit unsur ex- sebuah tulisan yaitu Prinsip Penulis, Suara Hati, dan Ciri tulisan. Yang selanjutnya lebih membahas secara mendalam hal-hal apa saja yang membangun sebuah karangan, tepatnya tulisan naratif.

Hal-hal tersebut dimulai dengan membangun tujuan tulisan yang bakal memperluas wawasan pembaca, yang kedua sebuah tulisan harus memiliki kriteria narasi yang baik. Menurut saya tahap yang kedua ini bisa terlaksana dengan menentukan sudut pandang cerita. Untuk masalah penentuan ini  Akang Pepi hanya menjelaskan sudut pandang pertama dan kedua tapi entah bagaimana saya justru lebih tertarik membuat tulisan dengan sudut pandang orang kedua, biar pembaca lebih ngerasaain sebagai tokoh utama di dalam cerita karena itu pula wujud dari narasi yang baik.

Lalu Kang Pepi menjelaskan isi tulisan naratif yaitu, tema sebagai pesan penulis, plot, karakter, serta setting. di samping menjelaskan dia  juga menyelipkan beberapa contoh-contoh, trik, serta latihan yang sebenarnya langsung terjawab.

Umpan kedua pun terasa, kali ini bukan karena materi yang dibawakan ataupun judul yang tersaji tapi lebih karena pembawaan Kang Pepi yang terkesan bahwa menulis itu sebenarnya gampang. Yang penting mau memulai dulu deh.

Kang Pepi pun selesai dengan materi yang tak kalah menarik dari sebelumnya dan ditutup ucapan salam pula, sama seperti biasanya. Sesegera mungkin si MC naik ke atas yang hanya memberitahukan kalau sekarang waktunya istirahat buat shalat dan makan siang.

Sejam berikutnya dan setelah diselingi sebuah permainan, orang yang saya dan pastinya semua peserta blogshop N5M ini tunggu sedari tadi muncul juga. Diiringi tepuk yang paling bertenaga oleh semua peserta yang terdengar sangat kencang bagaimana tidak peserta di ruangan ini kurang lebih ada 150 orang jauh banyak dari peserta blogshop di bandung dan Surabaya, euforianya pun kerasa sampai hati.

Dengan kemeja kotak hitam-toskanya yang tampak sederhana tapi entah bagaimana baru melihatnya saja sudah merasa semua bulu kuduk menegang, dialah Ahmad Fuadi si Alif Fikri.

Di sesi ini mungkin lebih pas disebut sharing Bang Fuadi tentang proses dia dalam menulis buku-bukunya (Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna). Bang Fuadi menjelaskan bahwa yang paling awal bahwa kita harus punya niat yang benar-benar kokoh, (why?) alasan mengapa kita menulis? Hal ini yang bakal menjadi suntikan stamina yang tidak putus. Yang kedua (what?) kenali secara mendalam dan peduli dengan penuh apa yang hendak kita tulis, untuk obat kuat sebuah tulisan. Yang ketiga (How?) bagaimana caranya? Dengan memperbanyak referensi buku yang kita baca dan akan lebih bagus lagi bila kita adakan riset terlebih dahulu. Agar memperkuat isi tulisan kita. Yang keempat (When?) kapan kita memulai? *mulai dari detik ini juga, jangan pernah membiarkan diri untuk menunda. Cicil setiap hari, sedikit-sedikit lama-lama jadi BUKU. Yang terpenting adalah tetap kosisten dan jangan lupa tulis dengan HATI, agar sampai ke HATI pembaca.

Selebihnya Bang Fuadi memaparkan alur kerjanya dalam menulis yaitu, menjaring ide, calon daftar isi (kerangka awal), pointer (memecah ide), lalu pointer dicicil jadi paragraf yang lama-kelamaan BUKU SIAP TERBIT. Dan tak lupa cara-cara lain untuk menampung ide dengan Mind Mapping.

Bang Fuadi juga menyelipkan beberapa video, saking terkesimanya dengan video-vidoe itu dari yang awalnya speechless sampai nangis ngebayangin kisah-kisah perjuangan yang sangat menginspirasi, pengalaman pribadi Bang Ahmad Fuadi di buku Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna.

Buat umpan ketiga jangan ditanyakan lagi karena semua perkataan yang disampaikan sosok yang satu ini, sangat-sangat membuyarkan saya dari lamunan menjadi kenyataan untuk segera memulai menulis. Tapi kunci dari jebakan umpan ketiga ini ialah perkataan Bang Fuadi kalau TULISAN BISA JADI APA SAJA. Tak ada waktu buat berfikir lama-lama seperti yang sering saya lakukan. Yang pastinya Man Jadda Wa Jada

Sedikit flash back :

Awalnya saya tidak terlalu mengerti tentang apa-apa saja isi dari tahu isi yang dijual mas-mas di pinggir jalan, salah. Maksudnya tentang apa-apa saja isi acara  “blogshop N5M”  ini, hehehe jayus juga yak...? sudah kita lewati sajalah. Di tengah ketidakmengertian itu muncullah pertanyaan pertama saya “Apa saja sih yang bisa buat acara ini seru?” tidak ada yang terlintas di pikiran ku selain kedatangan Bang A. Fuadi karena itulah dalang utama di balik kasus besar kedatangan saya. Bukan mau sok atau gimana-gimana tapi selain karena saya bukan seorang blogger, menyandang gelar penulis diary pun rasanya tak cocok karena saya bukan orang yang tertarik untuk membuat sebuah tulisan atau lebih tepatnya saya terkena sindrom kemalasan akut yang didukung penuh rasa tidak percaya diri, merasa ciut sebelum memulai. Ya..selama ini hanya bisa membaca sambil terus memuji para penulis-penulis yang bukunya sangat menginspirasi termasuk penulis dari tanah Minanjau yang menjadi tamu istimewa blogshop kali ini, dan kadang berandai-andai bisa menjadi seperti dia (:D).

Tapi setelah mengikuti blogshop ini tercapai harapan terbesar saya yaitu mendapatkan  “banyak” ilmu tulis-menulis yang bisa terpanen untuk memuaskan diri saya pribadi yang rasa-rasanya sudah lama tidak terjamah. Buka Cuma itu, turut serta dalam blogshop N5M ini, saya “si ikan” merasa betul-betul terjebak 3 umpan yang luar biasa, umpan yang betul menghentakkan saya untuk sesegera mungkin memulai menulis tanpa memikirkan hal-hal yang justru membuat saya semakin lama hanya bisa berandai-andai yang takkan pernah menghasilkan apapun. Dibantu dengan seorang teman saya yang selalu momotivasi, menyiram bensin di kobaran api dalam hati saya. Dan ini tulisan pertama saya yang bagai harta karun di dasar laut,

Tidak salah IB Islamic bank Perbankan Syariah mendukung penuh acara ini, mulai dari buku, film, sampai blogshop nya sangat-sangat mengispirasi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun