Mohon tunggu...
Dyah Astiti
Dyah Astiti Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Menyampaikan opini

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lakon

16 Februari 2024   20:12 Diperbarui: 16 Februari 2024   20:20 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rentetan pertanyaan senantiasa mengoyak sanubari

Berdeklarasi mengatakan dan mempertanyakan sebuah garis yang sudah tergores menjadi cerita yang kerap terpampang di depan mata.

Teruntuk Jiwa-jiwa yang suka meronta.

Sejenak...
Dengarkanlah sajak tak bertapak dari goresan tangan sang pelawak.

Katanya hidup panggung sandiwara.

Semua hadir dan muncul dengan kepura-puraan atas nama lakon.

Adakalanya berlakon adil bijaksana.
Adapula lakon buruk sang pendengki.
Adapula lakon munafik tak berbudi.
Adapula lakon cerdas dan cadas.
Banyak pula lakon ramah, bersahabat.
Haruskah semua atas nama lakon?

Berlakon hanya dikala pertunjukan dimulai.
Berharap riuh pujian dari banyak pasang mata yang menyaksikan.
Atau berlakon hanya untuk secuil dunia dan isinya.

Sedang jiwa ini memiliki kalbu dan pikir.
Kalbu akan mengarahkan dan pikir yang membenarkan.
Jiwa ini juga memiliki kunci kehidupan dari Sang pembuat hidup.

Harusnya langkah kaki menapak dengan pasti.
Menjadikan kunci Sang pembuat hidup jadi ukuran.
Memberi kesempatan kalbu mengarahkan.
Membiarkan akal yang sudah memahami kunci kehidupan memimpin jalan.
Memilih apa yg harus dipilih.
Mengatakan apa yang harus dikatakan.
Menolak apa yang harus ditolak.
Menerima apa yang harus diterima.
Bersikap dengan berani, dan tegas memutuskan.

Tanpa kepura puraan atas nama lakon.
Tanpa pertimbangan atas nama manusia atau dunia dan isinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun