Mohon tunggu...
Dyah Astiti
Dyah Astiti Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Menyampaikan opini

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Rasa Para Manusia

10 Februari 2024   04:40 Diperbarui: 10 Februari 2024   04:42 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : BeritaSatu.com

Hari ini aku berdiri di tengah dua sisi yang bertolak belakang

mataku terus nyalang ke depan, sesekali ingin berbalik dan melihat yang dibelakang

Jangkauan pandangku menerobos jarak dan biasan cahaya yang menyilaukan mata

Nampak gedung-gedung setengah jadi kokoh menantang udara, meski tak setinggi gedung di pusat kota, namun keberadaannya cukup menghalangi pandangan mata

Belum lagi tol layang yang terpatri indah diantara jalan tol mulus lainnya

Telingaku sejenak berdengung mendengar deru suara pesawat yang lepas landas dari landasan udara megah yang baru di bangun.

Ada juga Sumberdaya dalam tanah yg dikeruk dan dibuatkan rangkaian jalan untuk memudahkan aksesnya.

Ramainya Jalanan yang membelah pegunungan tak kalah luar biasa, Jalan itu terhampar menghubungkan wilayah satu dengan lainnya. Pantai nan indah yang awalnya tak tampak mata kini pasirnya bisa dipijak dan dapat di sentuh air asinnya.

Sungguh luar biasa, seolah menghipnotis mata. Bayangannya seperti membisik ke dalam telinga "bahwa ini adalah untuk kita semua"

Namun benarkah ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun