Mohon tunggu...
Dyah Astiti
Dyah Astiti Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Menyampaikan opini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Santri, Harus Jadi Momentum Lawan Penjajahan

24 Oktober 2023   19:44 Diperbarui: 24 Oktober 2023   20:02 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: Kompas.com

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, kata santri menjadi sesuatu yang tidak asing lagi di telinga penduduk Indonesia. Diidentikkan dengan seorang muslim taat yang sedang menuntut ilmu keislaman di pondok-pondok pesantren yang banyak tersebar di negeri ini, utamanya Jawa. Tentu peran Santri tak bisa dianggap sepele. Karena para santri ini merupakan orang-orang yang berada di garda terdepan dalam mengusir penjajah. Berkat sumbangsih besar dari para santri inilah kita turut bisa merasakan kemerdekaan.

Saat itu, Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus syaikh Hasyim Asyari mengajak seluruh umat Islam melawan penjajah. Tepatnya pada 22 Oktober 1945. Berkobar semangat perjuangan umat Islam dalam melawan penjajah dan kerelaan mati sahid bila gugur dalam perjuangan. Hal itu terwujud melalui Fatwa resolusi jihad yang digaungkan.

Untuk mengenang jasa dan perjuangan umat Islam dan para santri di dalam melakukan perlawanan terhadap agresi militer Belanda kedua. Setiap tanggal 22 Oktober Pemerintah menetapkan Hari Santri Nasional. Hal itu sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Penetapan Hari Santri Nasional.

Melihat alasan kenapa hari Santri ditetapkan, harusnya memang momen ini mampu mewujudkan semangat para santri dalam menghentikan segala bentuk penjajahan. Namun beberapa tahun ini seolah fokus para santri terpecah dengan hadirnya isu radikalisme. Yang seringkali digaungkan. Sebagaimana dikatakan dalam peringatan hari santri tahun 2019 lalu, "yang perlu diwaspadai lagi adalah munculnya faham-faham radikalisme. Di mana mereka ingin merongrong bangsa ini dengan mengubah falsafah dan landasan negara yang sudah dibangun oleh para alim ulama." (nu.or.id)

Jika kita lihat, isu radikalisme ini menjadi sesuatu yang seolah diidentikkan dengan umat islam. Dimana hal itu bisa dilihat dari orang yang sering kali disebutkan memiliki ciri radikal. Mulai dari good looking sampai dipermasalahkannya cadar dan celana cingkrang (news.detik.com).

Karena berbagai opini yang ada, masyarakat seolah menjadi begitu takut dengan simbol-simbol Islam yang katanya jadi ciri radikal. Dari sini kita bisa lihat, bahwa sebenarnya belum ada batasan jelas terkait apa dan siapa itu radikal. Ketika fokus ditujukan pada isu radikalisme justru bisa berpeluang memunculkan kerenggangan bahkan permusuhan antara umat islam, akibat rasa was-was berlebihan.

Mengingat betapa besar sumbangsih umat islam utamanya santri bagi hilangnya penjajahan di negeri ini, Jangan-jangan isu radikalisme ini adalah sesuatu yang sengaja dihembuskan, Agar para santri fokus padanya dan melupakan penjajahan sebenarnya.

Sebagaimana dilansir dari laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, tema yang dipilih pada Hari Santri Nasional 2023 dalam Surat Edaran Menteri Agama No SE 10 Tahun 2023 tertanggal 11 Oktober 2023 adalah "Jihad Santri Jayakan Negeri". Tema ini memiliki maksud untuk merayakan semangat dan dedikasi para santri sebagai pahlawan pendidikan dan perjuangan memberantas kebodohan.

Maka harusnya momen penting ini tidak hanya mencukupkan mengajak para santri sebagai pahlawan pendidikan dan melakukan perjuangan memberantas kebodohan. Tapi juga jadi pahlawan sebenarnya yang menghilangkan segala bentuk penjajahan dan mengembalikan kembali penerapan Islam dalam kehidupan. Termasuk menghilangkan penjajahan gaya baru, yaitu penjajahan pemikiran. 

Meskipun bukan penjajahan secara fisik, namun disadari atau tidak penjajahan pemikiran telah memunculkan banyak permasalahan bagi negeri ini. Mulai dari menurunnya moral generasi sampai perampokan sumber daya alam. Semoga saja melalui peringatan hari santri, para santri kembali mengingat dan memaksimalkan perannya yang begitu besar untuk mewujudkan negeri tanpa penjajahan dalam bentuk apapun.

Wallahu a'lam bish-shawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun