Setelah terjadinya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, saat ini semua negara mulai berfokus untuk memulihkan kembali ekonomi global di negara masing - masing. Namun, apakah isu mengenai  ekonomi gelap, inflasi dan resesi pada tahun 2023 akan terjadi? Jika memang begitu, maka harga barang ataupun jasa akan terus menaik secara drastis. Resesi ekonomi bisa memicu penurunan keuntungan perusahaan,  meningkatnya pengangguran, hingga kebangkrutan ekonomi.
Negara kita, menjadi salah satu negara yang berupaya untuk memulihkan kondisi ekonomi. Di tengah - tengah pemulihan ini, isu mengenai resesi ekonomi yang akan terjadi pada tahun 2023 malah menguak. Hal ini merupakan imbas dari panasnya invasi antara Rusia dan Ukraina.
Menko Airlangga menyampaikan pidato Joko Widodo yang mengingatkan bahwa ketahan Eksternal Indonesia cukup kuat di tengah guncangan ekonomi global saat ini. Hal tersebut disampaikannya dalam Keterangan Pers Menteri terkait Sidang Kabinet Paripurna, kantor Presiden, pada Selasa 11 Oktober 2022.
Menko Airlangga memaparkan walaupun terjadi guncangan, namun indikator eksternal kita cukup kuat dari volatiliy index yaitu sekitar 30,49 atau range indikasi 30. Kemudian level exchange market pressure kita di angka 1,06 atau di bawah 1,78.
Meskipun begitu kita harus tetap berhati - hati agar Indonesia tidak terjerumus dalam resesi 2023. Pemerintah juga harus tetap optimis untuk bisa memulihkan dan meningkatkan Perekonomian Indonesia.
Selain itu, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat penting bagi Perekomonian Indonesia. Pemerintah sudah melakukan upaya untuk memajukan UMKM. Para pengusaha UMKM diharapkan agar dapat lebih meningkatkan kualitas produk lokal. Sehingga Perekomonian Indonesia dapat meningkatkan dan terhindar dari ekonomi gelap.
