Sebetulnya judul "Mengapa Indonesia tak Maju-maju" itu sudah basi. Sudah banyak sekali orang yang mempertanyakanya dan membahasnya dengan berbagai macam pandangan. Namun, rasanya jika kita membahas mengapa Indonesia tak maju-maju, hal itu selalu saja relevan dan asyik untuk dibahas. Selalu ada sesuatu yang menggelitik dan membuat gemas untuk dibahas.
Menurut penulis sendiri, sebenarnya Indonesia itu sudah maju, kok. Hanya saja tidak sepesat negara lain, sebut saja seperti di negara- negara barat dan negara -- asia timur. Pastinya semua ini ada penyebabnya. Penyebabnya itu tidak habis -- habis bahkan setiap zaman bisa muncul penyebab yang baru. Untuk itu mari kita coba ulas beberapa diantaranya.
Paradigma dan pola pikir masyarakat yang kuno
"Ayo kamu sekolah yang bener biar nanti kalau sudah besar jadi dokter!" Pemaksaan cita -- cita seperti ini sangat umum di Indonesia sejak zaman dulu. Sekarang pun tidak jarang pula terjadi kasus seperti ini. Dokter dan Insinyur menjadi cita -- cita langganan setiap anak SD yang ditanya kalau besar mau jadi apa. Dalam kasus lain jika anak sudah beranjak dewasa dan tidak menjadi dokter atau insinyur maka, orientasi selanjutnya adalah menjadi PNS. Entah apa saja pekerjaanya yang penting jadi pegawai negeri.
Sistem pendidikan tinggi yang tidak kuat dan prospek kerja yang tak mendukung
Di Indonesia sebenarnya ada banyak sekali orang -- orang yang pintar. Tetepi kemanakah mereka? Ya, mereka bersekolah dan bekerja di negeri orang. Lemahnya sistem pendidikan di Indonesia menyebabkan orang yang merasa memiliki kemampuan lebih tidak begitu tertarik untuk mengasah otak di dalam negeri.Â
Jika mampu, mereka akan melanjutkan sekolah di luar negeri. Jika tidak mampu, mereka akan mencari beasiswa atau bahkan beasiswa yang mendatanginya. Setelah mereka selesai sekolah, mereka biasanya tidak kembali ke Indonesia karena prospek kerja mereka lebih bagus di sana dan mereka mendapatkan penghargaan yang lebih pantas di luar negeri.
Mudah terprovokasi dan latah
Masyarakat Indonesia sangat mudah terprovokasi. Mudah sekali berdemo dan membuat kerusuhan di sana -- sini. Tak hanya di dunia nyata tapi juga di dunia maya. Netizen Indonesia terkenal dengan keganasanya di dunia maya. Sekali seorang figur publik berbuat macam -- macam, habislah dia menjadi bahan bully netizen. Ada macam -- macam netizen. Ada netizen yang bijaksana, serius, sekedar bercanda kadang ada juga yang pembuat rusuh
Hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas
Hal ini sudah menjadi rahasia umum. Anda tentu ingat kisah nenek pencuri kayu bakar yang harus divonis penjara 10 tahun. Sementara banyak orang -- orang diatas sana yang mencuri uang negara hingga milyaran rupiah bebas berkeliaran atau dipenjara di penjara yang mewah. Ini juga terkait dengan kebiasaan menggelitik yang dilakukan masyarakat Indonesia yang lebih suka mengejar dan kalau bisa membunuh maling sandal daripada mengurusi urusan -- urusan di atas sana.