Mohon tunggu...
Marvell Paninggiran
Marvell Paninggiran Mohon Tunggu... Lainnya - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Remaja Stres Karena Pandemi, Begini Cara Mahasiswa Undip Mengatasinya

9 Agustus 2021   12:39 Diperbarui: 9 Agustus 2021   13:27 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa bersamda dengan Bapak Pujo, Ketua RW dan Bapak Ali, Penasihat RW 17 (Dokpri)

Semarang (30/07/21) - - Pandemi Covid-19 telah berlangsung kurang lebih selama satu tahun di Indonesia. Hali ini tentunya memberikan dampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya adalah pada aspek kesehatan mental. 

Kesehatan mental yang dimaksud adalah mengenai kondisi psikis yang kurang baik dikarenakan adanya pembatasan melakukan kegiatan yang memicu kerumunan dan bersifat diluar rumah, sehingga sebagian besar aktivitas dilakukan secara virtual/daring. Kebijakan tersebut merupakan upaya pemerintah dalam mengurangi rantai penyebaran Covid-19. 

Kesehatan mental seringkali menjadi isu yang cenderung diremehkan oleh masyarakat, terutama saat pandemi, masyarakat lebih mementingkan kesehatan fisik dibandingkan dengan kesehatan mental. Hal tersebut terjadi pula di kalangan remaja.

Aktivitas sosial sangat dibutuhkan oleh remaja, terutama seperti kegiatan sharing dengan teman sebaya. Adanya pembatasan sosialisasi dapat memicu adanya masalah dalam kesehatan mental remaja. 

Hal ini dibuktikan dengan data yang dikutip dari undip.ac.id, bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan terkait permasalahan kesehatan jiwa selama pandemi Covid-19 di Indonesia, ditemukan beberapa gambaran yang patut diwaspadai. Dari 2.364 responden yang diteliti, 67 persen di antaranya mengalami depresi, 68 persen mengalami kecemasan, dan 77 persen mengaku mengalami trauma psikologis.

Dokter Rachmawati mengingatkan bahwa remaja saat ini sangat rentan mengalami gangguan kesehatan mental yang ditimbulkan adanya pandemi Covid-19. Beliau menyebut kebijakan penanggulangan penyebaran Covid-19 di Indonesia berpotensi memicu anxiety (gangguan kecemasan), depresi, dan stres di masyarakat. "Faktor lain yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan kecemasan adalah lingkungan, emosional, dan faktor fisik," tegasnya.

 Sebagai tambahan, Dokter Rachmawati mengingatkan para remaja untuk selalu mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain guna mengurangi adanya resiko gangguan kesehatan mental

Dalam mengatasi upaya gangguan kesehatan mental, khusunya stres di kalangan remaja, mahasiswa KKN undip memberikan psikoedukasi terkait manajemen stres kala pandemi Covid-19 kepada pemuda remaja Karang Taruna RW 17 Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

Sebelum menjalankan program, mahasiswa melakukan diskusi terlebih dahulu dengan beberapa tokoh penting di RW 17, yaitu Ketua RW, Penasihat RW, dan Sekretaris RW 17. Diskusi dilakukan di kediaman Bapak Pujo Adhi Herlambang, selaku Ketua RW 17 Kelurahan Srondol Wetan. Beliau telah menerima mahasiswa KKN dengan tangan terbuka dan meminta mahasiswa KKN untuk menyelaraskan program kerja yang sudah berjalan di RW 17.

Setelah melakukan perkenalan diri dengan Ketua RW, mahasiswa KKN melakukan dialog dengan Ketua Karang Taruna RW 17 Srondol Wetan, yaitu Achmad Harry Permata karena sasaran program yang dijalankan adalah pemuda remaja setempat. Diskusi dilakukan di gazebo RW 17 dengan protokol kesehatan sesuai dengan himbauan dari Pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun