Mohon tunggu...
Marvell Paninggiran
Marvell Paninggiran Mohon Tunggu... Lainnya - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Empati bagi Tetangga yang Sedang Isoman, Mahasiswa Undip Berikan Psikoedukasi Dukungan Emosional

7 Agustus 2021   11:32 Diperbarui: 7 Agustus 2021   11:59 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN bersama dengan Bapak Danang, Ketua RW 18 Kelurahan Srondol Wetan  (Dok. pribadi)

Semarang (30/07/21) - - Pandemi Covid-19 telah berlangsung kurang lebih selama satu tahun di Indonesia. Hal ini tentunya memberikan dampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Aspek kesehatan menjadi masalah yang krusial bagi seluruh masyarakat Indonesia dikarenakan Covid-19 yang merupakan jenis virus baru dan belum diketahui obat untuk proses penyembuhannya. Dengan berdasarkan hal tersebut, Pemerintah memberlakukan PPKM sebagai salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

PPKM sendiri adalah kepanjangan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Sebelumnya, ada sebutan lain yang juga diperkenalkan pemerintah sejak awal pandemi COVID-19, yakni PSBB dan PPKM mikro. Dalam praktiknya, PPKM masih belum dapat mengurangi angka penyebaran Covid-19 tiap harinya dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum sadar mengenai pentingnya protokol kesehatan saat beraktivitas. Hal tersebut dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain hingga dapat menyebabkan terpapar Covid-19. Adapun tindak lanjut pada orang yang telah terpapar Covid-19 adalah penanganan dari pihak rumah sakit atau isolasi mandiri di rumah.

Berdasarkan health.kompas.com, disebutkan bahwa orang yang dapat melakukan isolasi mandiri hanyalah yang memiliki gejala ringan ataupun tidak bergejala. Adapun gejala ringan menunjukkan beberapa kondisi berikut, seperti demam, batuk, nyeri otot, tidak bisa mencium bau (anosmia), lidah yang tidak bisa merasakan gas (ageusia), hidung tersumbat, sakit kepala, napas pendek, dan mudah lelah.

Marvell Jonathan Vieno Paninggiran, salah satu mahasiswa KKN Undip Tahun 2020/2021 dari Fakultas Psikologi mendapatkan amanah untuk melangsungkan program KKN di RW 18 Kelurahan Srondol Wetan. Sebelum menjalankan program, mahasiswa KKN melakukan diskusi terlebih dahulu dengan beberapa perangkat RW setempat, antara lain Bapak Danang, Ketua RW 17 dan Ibu Widji, Ketua RT 01. Program KKN hanya difokuskan pada satu RT saja, yaitu RT 01. Berdasarkan saran dari Bapak Danang, Mahasiswa KKN memutuskan untuk melangsungkan program KKN di RT 01 RW 18 Kelurahan Srondol Wetan.

Mahasiswa KKN sedang bersama Ibu Widji, Ketua RT 01 RW 18 Kelurahan Srondol Wetan  (Dok. pribadi)
Mahasiswa KKN sedang bersama Ibu Widji, Ketua RT 01 RW 18 Kelurahan Srondol Wetan  (Dok. pribadi)
Bapak Danang memperkenalkan serta menjelaskan kondisi terkini dari RW 18. Kegiatan yang sebelumnya ada seperti pasar kaget di depan perumahan serta olahraga tennis, dan kegiatan tatap muka lainnya terpaksa ditiadakan terlebih dahulu, kecuali kegiatan sholat di masjid. Protokol kesehatan yang ketat pun dijalankan demi keamanan serta kenyamanan bersama. Bapak Danang menyambut mahasiswa KKN dengan baik dan menyarankan untuk menjalankan program di salah satu RT saja, yaitu RT 01.

Ibu Widji yang merupakan Ketua RT 01 menjelaskan mengenai kondisi RT 01 semasa pandemi. Bulan Juni dan Juli merupakan masa sulit bagi RW 18 dikarenakan RW 18 termasuk dalam zona hitam dan menjadi RW dengan warga yang paling banyak terindikasi positif Covid-19. Beberapa kegiatan tatap muka seperti senam pagi, arisan, dan lain-lainnya pun harus ditunda dan dialihkan ke kegiatan oline untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di RW 18.

RT 01 diketahui sebagai RT yang memiliki paling banyak kegiatan dikarenakan warga di dalamnya yang disebutkan Bu Widji sebagai warga yang rukun. Lebih dari itu, RT 01 memiliki semboyan "Guyub Saklawase" yang berarti rukun selamanya. Hal ini pun bukan hanya digambarkan melalui kata-kata saja, tetapi juga dibuktikan dengan guyubnya antar tetangga dalam mengatasi pandemi Covid-19, seperti adanya inisiatif untuk menggalang dana bagi tentangga yang sedang isolasi mandiri maupun pihak security yang pernah teridentifikasi positif Covid-19 pula. Hal tersebut mendorong mahasiswa KKN untuk membuat psikoedukasi pada warga RT 01 untuk tetap termotivasi di masa pandemi Covid-19

Setelah mendapatkan beberapa data, mahasiswa memutuskan untuk memberikan materi psikoedukasi melalui video yang diupload di Youtube. Video tersebut berisikan mengenai pentingnya bagi seseorang untuk bersikap peduli kepada orang lain, khususnya tetangga. Tetangga sebagai orang terdekat setelah keluarga memiliki peran penting sebagai penolong di masa pandemi Covid-19 ini.

Video Pentingnya Empati (Dok. pribadi)
Video Pentingnya Empati (Dok. pribadi)
Selain melalui video, mahasiswa KKN juga memfasilitasi warga RT 01 RW 18 dengan memberikan booklet yang berisikan tentang tata cara isolasi mandiri yang benar dan nyaman di rumah serta informasi-informasi penting yang perlu diketahui setiap warga yang sedang melakukan isolasi mandiri. Dengan berbekal video psikoedukasi dan booklet isolasi mandiri, mahasiswa KKN berharap adanya peningkatan praktik empati maupun pengetahuan mengenai isolasi mandiri yang dapat menjadi sarana untuk membantu orang lain di waktu yang akan datang.

Booklet Isolasi Mandiri (Dok. pribadi)
Booklet Isolasi Mandiri (Dok. pribadi)
Booklet Isolasi Mandiri (Dok. pribadi)
Booklet Isolasi Mandiri (Dok. pribadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun