Mohon tunggu...
marvell kenji
marvell kenji Mohon Tunggu... Administrasi - Hmm

P

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Sejarah Virus

27 November 2023   09:02 Diperbarui: 27 November 2023   09:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Virus adalah kuman kecil yang dapat membuat tumbuhan, binatang ataupun manusia (makhluk hidup) menjadi sakit. Kata Virus berasal dari bahasa Latin yang berarti racun.

Sejarah Penemuan Virus

1. Adolf Mayer (1883).

Pada saat Mayer sedang melakukan penelitian penyebab penyakit mozaik (bercak-bercak) pada tumbuhan tembakau, Mayer berhasil memindahkan penyakit dari tanaman yang sakit ke tanaman yang sehat dan melihat melalui mikroskop. Hasilnya adalah tanaman yang sehat tersebut berubah menjadi tanaman yang sakit dan timbul bercak-bercak.

2. Dmitri Ivanovsky (1892)

Ia melakukan percobaan melalui penyaring getah tanaman yang didesign khusus untuk menyaring bakteri. Lalu, hasil saringannya ditularkan ke tanaman sehat, hasilnya adalah tanaman yang sehat tersebut menjadi tanaman yang sakit (mozaik). Kemudian, Ivanovsky menyimpulkan hal yang sama seperti Mayer, dengan kesimpulan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri patogenik yang sangat kecil yang bisa melewati saringan.

3. Martinus Beijerinck (1897).

Ia membuktikan bahwa agen penginfeksi yang ada digetah tembakau dapat berkembang biak. Ia menyemprotkan getah yang telah disaring ke tanaman lainnya dan setelah tanaman itu sakit, getahnya dipakai untuk menginfeksi tanaman lainnya, sampai ke tanaman berikutnya. Beijerinck memperkirakan agen penginfeksi tersebut adalah partikel yang lebih kecil dan sederhana daripada bakteri (virus lolos saring).

4. Wendell Stanley (1935).

Stanley berhasil mengkristalkan partikel penginfeksi tembakau tersebut dan dikenal dengan nama tobacco mosaic virus (TMV). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun