Mohon tunggu...
b.marvel
b.marvel Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar :o

fotografi ama voli keren coy

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menghadapi Tantangan untuk Menyongsong Kejayaan Seorang Atlet

2 Mei 2024   21:31 Diperbarui: 4 Mei 2024   13:34 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Menjadi seorang atlet terkenal seperti Lionel Messi dalam sepakbola atau Michael Jordan dalam basket adalah impian bagi banyak individu di seluruh dunia. Namun, di balik panggung, ada kisah-kisah yang jarang terungkap tentang tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh para atlet untuk mencapai tingkat tersebut. Mari kita lihat perjalanan singkat Messi yang penuh prestasi namun dibalik itu ada banyak tekanan, serta perjuangan Jordan yang melalui kegagalan demi kegagalan sebelum mencapai puncaknya.

Lionel Messi: Memanifestasikan Keajaiban dari Kemiskinan dan Kelainan Hormon

Lahir pada 24 Juni 1987, di Rosario, Argentina, Lionel Messi memiliki bakat alami yang luar biasa dalam sepakbola. Namun, perjalanan awalnya penuh dengan tantangan karena tubuh Messi yang mungil untuk ukuran anak seusianya ditambah dengan kondisi keuangan keluarganya yang buruk. Ayah Messi, Jorge bekerja sebagai pekerja pabrik, sedangkan ibunya, Celia adalah seorang pembersih di sebuah sekolah. Situasi finansial mereka membuat mereka kesulitan untuk membiayai pengobatan Messi yang menderita defisiensi hormon pertumbuhan yang membuat dia tidak bisa bertumbuh tinggi. 

Messi kecil memiliki kegemaran dan sangat tertarik dengan sepakbola seperti kedua orang kakaknya. Nenek Messi adalah orang pertama yang yakin bahwa kelak Messi akan menjadi pemain sepakbola terkenal. Suatu hari, Messi kecil yang baru berusia 6 tahun dan neneknya menonton pertandingan sepakbola tim Grandoli, tim lokal di kotanya. Neneknya menyadari bahwa saat itu mereka kekurangan satu pemain. Lalu Nenek Messi berhasil membujuk pelatih agar Messi dapat bermain dalam pertandingan tersebut dengan mengatakan walaupun dia kecil tetapi larinya sangat kencang bagai peluru. Tak disangka-sangka, Messi kecil  memberikan performa yang luar biasa bagus hingga membuat kagum pelatih tim dan penonton. Disitulah awal mula sepak terjang Messi sebagai pemain sepakbola

Keajaiban Messi terbukti tidak bisa dibendung. Pada usia 13 tahun, Messi mendapat kesempatan yang mengubah hidupnya ketika klub Barcelona melihatnya bertanding dan sangat terpesona. Klub Barcelona lalu menawarinya untuk pindah ke Spanyol dan berjanji akan membayar biaya pengobatan defisiensi hormon pertumbuhannya. Setelah tiba di Barcelona, Messi segera menunjukkan bakatnya yang mengagumkan dan mencapai level tertinggi di tim junior.

Perjalanan Messi ke puncak kemuliaan tidaklah mudah. Dia menghadapi tantangan kemiskinan dan  fisik yang menghalanginya, termasuk cedera tulang yang hampir membuatnya putus asa. Namun, dengan dedikasi dia yang luar biasa, Messi bangkit dari kegagalan dan terus maju. Hingga saat ini, Messi telah memenangkan banyak penghargaan. Salah satu kemenangan bersejarahnya adalah membawa Argentina menjadi pemenang World Cup 2022 mengalahkan Prancis. Terakhir dia dinobatkan juga sebagai The Best FIFA Men's Player 2023.

Michael Jordan: Menguasai Kegagalan untuk Mencapai Kebesaran

Michael Jordan lahir pada 17 Februari 1963 di Brooklyn, New York adalah salah satu pemain basket terhebat sepanjang masa. Namun, perjalanan menuju kejayaan bagi Jordan tidaklah mulus. Pada masa remajanya, Jordan dianggap terlalu pendek untuk bermain basket oleh pelatih sekolah menengahnya. Meskipun tidak terpilih untuk tim basket sekolah menengah, Jordan tidak menyerah pada mimpinya.

Jordan menggunakan penolakan itu sebagai motivasi tambahan untuk membuktikan dirinya. Dia bekerja keras melalui latihan yang tak kenal lelah dan akhirnya mendapat tempat di tim basket universitasnya, University of North Carolina. Di sana, Jordan menunjukkan bakatnya yang luar biasa dan membantu tim memenangkan kejuaraan nasional NCAA. Dia juga mendapatkan kontrak dari Nike dengan bantuan ibunya untuk membuat sepatu yang sangat terkenal hingga sekarang yaitu Air Jordan.

Namun, tantangan Jordan tidak berakhir di sana. Setelah bergabung dengan NBA, dia dihadapkan pada persaingan yang lebih sengit dan timnya seringkali kalah. "Sepanjang karier saya, lebih dari 9.000 tembakan saya meleset, Saya juga pernah kalah dalam 300 pertandingan. Paling tidak, 26 kali saya dipercaya untuk melakukan shooting penentu kemenangan namun gagal. Saya telah berkali kali mengalami kegaglan dalam hidup dan itulah sebabnya, saya bisa berhasil," ungkap Michael Jordan.  Meskipun demikian, Jordan tidak pernah menyerah. Dia terus berlatih keras, bekerja sama dengan rekan satu tim, dan mengasah keterampilannya. 

Pada tahun 1991, Jordan akhirnya memenangkan gelar NBA pertamanya bersama timnya, Chicago Bulls.  Dia memenangkan gelar NBA 5 kali lagi dalam tahun selanjutnya. Dari situlah, legenda Jordan mulai terukir, dan dia menjadi salah satu pemain basket terhebat sepanjang masa. Jordan membuktikan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun