Mohon tunggu...
Marveen Hendrawan
Marveen Hendrawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya menulis bukan berarti saya ingin menjadi penulis, karena saya masih cinta pekerjaan saya sebagai bankir ... ^^v

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Stop Hoax Plsss ...

28 September 2011   07:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:32 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Jangan download dan install program mobile banking berikut, karena merupakan program palsu yang akan mencuri account dan PIN anda ....'

Begitulah isi dari broadcast message (BM) yang saya terima melalui BBM tadi siang dari seorang teman dari sebuah perusahaan rekanan. Berhubung saya bekerja di bidan perbankan, tentu saja saya tertarik untuk melihat secara lebih rinci isi BM tersebut. Betapa kagetnya saya bahwa, ternyata dari download address yang tercantum di daftar, lebih dari separuh adalah address resmi dari instansi perbankan yang menerbitkan aplikasi mobile bankingnya masing 2x. Dan yang jelas, instansi tempat saya bekerja pun ternyata tercantum di dalam list tersebut, sementara address yang tercantum di sana adalah address yang saya kenal baik sebagai address resmi yang valid. Lagi-lagi BM Hoax yang entah sudah berapa buah masuk ke inbox saya sejak pagi dimana beberapa di antaranya bahkan ada yang berbau provokasi menyangkut SARA, peristiwa bohong, hingga fitnah.

Perkembangan teknologi informasi, jejaring sosial, komunitas internet, serta kemudahan akses jalur pribadi seperti messenger belakangan ini memang terasa begitu cepat. Semakin lama masyarakat semakin mudah terkoneksi baik untuk urusan pribadi, berbagi, maupun bisnis. Tetapi seperti dua sisi mata uang, hal tersebut bisa menjadi sebuah hal yang baik dan bermanfaat maupun digunakan untuk tujuan-tujuan lain yang mungkin berakibat buruk.

Seperti contoh BM Hoax yang saya terima di atas, BM tersebut jika terus menerus menyebar luas tentu saja akan menimbulkan adanya pihak yang dirugikan (dalam hal ini pihak instansi perbankan yang terkait). Walau mungkin ada banyak orang yang tidak akan peduli, tapi pastilah tidak sedikit yang percaya. Hal ini dapat berakibat pada turunnya tingkat kepercayaan sehingga fasilitas yang disediakan yang sebenarnya baik dan mempermudah nasabah, bisa jadi tidak akan digunakan oleh orang-orang yang percaya pada hoax tersebut. Jelas hal ini akan merugikan nasabah sendiri maupun instansi perbankan yang menerbitkan mobile banking tersebut.

Diinginkan maupun tidak, tanpa disadari setiap harinya selalu saja ada berita hoax yang muncul melalui media komunikasi saat ini yang semakin canggih. Bahkan saya sempa membaca berita dimana ada sebuah negara afrika yang heboh dikarenakan berita hoax sehingga pemerintah harus turun tangan untuk menenangkan, dan juga ada pasangan yang ditangkap di sebuah negara amerika latin karena membuat cerita hoax yang menimbulkan kepanikan masyarakat. Era keterbukaan informasi saat ini jelas membawa dampak yang baik, tapi saking terbukanya juga tanpa disadari informasi yang salah, provokatif, diperlintir, dll juga dengan begitu gampangnya merebak (kasus kerusuhan London mungkin dapat dikategorikan sebagai sebuah contoh) dan herannya tetap saja begitu banyak yang percaya dan malah membantu menyebarkannya.

Saya sendiri sampai saat ini tidak pernah bisa mengerti, kenapa selalu saja ada orang yang suka membuat cerita hoax, dan juga kenapa ada begitu banyak orang yang begitu mudahnya percaya dan kemudian ikut-ikutan menyebarkannya. Iseng ? Jika keisengan yang dibuat sudah memasuki ke ranah di mana ada pihak yang dirugikan, saya rasa hal tersebut sudah bukan lagi dapat dianggap sebagai hanya hal iseng. Apakah perlu dikeluarkan dulu sebuah peraturan beserta hukumannya yang jelas baru masyarakat bisa mengerti dan berhati-hati dalam membuat dan menyebarkan sebuah informasi yang meresahkan ? Bahkan beberapa negara sudah ada yang ngotot ingin memblokir akses ke jejaring sosial maupun jalur messenger, bahkan Indonesia sendiri ingin server RIM dibuat di Indonesia agar dapat dipantau.

Oleh karena itu, stop hoax and stop membantu menyebarkan hoax. Jangan ikut-ikutan menyebarkan sesuatu jika anda sendiri belum mengklarifikasikan kebenarannya. Selain mengganggu, anda juga akan berperan dalam pemborosan bandwidth dan akses jaringan, dan bisa jadi anda terlibat dan membantu memicu terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan karena hoax yang anda sebar.

Jakarta, 28 September 2011
Marveen Hendrawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun