Semenjak Jokowi mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI, para lawan politik sudah memulai hitung-hitungan kekuatan. Tapi saat itu masih terlalu dini bagi mereka untuk khawatir terhadap sosok ini. Apalagi melihat partai pendukungnya (PDIP dan GERINDRA), yang dipandang sebelah mata (ingat saat PDIP menang telak, tapi Megawati hanya mampu menjadi wapres). Ternyata, koalisi Jokowi-Ahok bisa memimpin Jakarta, dan memberikan bukti yang jelas mengenai kepemimpinan yang tanpa pandang bulu.
Saat ini menjadi berbeda, saat PDIP dan GERINDRA bisa mendapat suara signifikan dalam pileg, banyak pihak yang 'gerah sekaligus ngeri', seandainya Jokowi berpasangan dengan Prabowo. Itulah sebabnya, para politikus yang gerah tadi berusaha mati-matian, memecah PDIP dan GERINDRA, agar Pasangan JOKOWI-PRABOWO tidak terwujud.
Kenapa? Banyak alasan dan argumen yang bisa dimunculkan, tapi saya memilih satu hal yang paling penting dari pasangan ini. Berkomitmen sama dalam memberantas KORUPSI. Silahkan kita periksa dan check, perilaku mereka dalam kurun waktu 10 tahun ke belakang.
Koalisi NASDEM dan PDIP cukup melegakan, seharusnya diperkuat dengan HANURA dan GERINDRA. Bukan untuk tujuan politik semata, tapi untuk kemenangan rakyat yang menginginkan keadilan dan kesejahteraan. Bagaimana cara menilai yang paling mudah soal kepemimpinan koalisi ini? Sederhana saja. dengar yang mereka katakan selama ini dan lihat langkah apa yang telah mereka lakukan selama ini.
Seandainya koalisi ini terbentuk, dan pasangan JOKOWI-PRABOWO dicalonkan, saya yakin akan banyak muncul intrik-intrik politik yang mati-matian akan memecah belah mereka. Harapan saya, Megawati dan Prabowo bisa merasakan alunan politik ini, sehingga mereka melihat ke depan, saat kepemimpinan nasional dipegang orang yang 'bersih dan tegas'. Viva koalisi baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
