"Sebarkan terus semangat cinta kasih kepada sesama dan bukan kebencian. Terima kasih saya ucapkan kepada Help Portrait Siantar, para donatur tanpa nama karena tanpa bantuan kalian kegiatan ini tak dapat terlaksana. Hanya iringan doa dari saya dan anak-anak disini yang dapat kami berikan sebagai balasan." ucap Sr. Reynalda Sinaga, KYM pengelolah Panti Asuhan Vita Dulcedo
Â
Help portrait merupakan sebuah kegiatan amal yang diperuntuhkan bagi mereka yang kekurangan sehingga mereka memiliki satu alasan untuk tersenyum. Pertama kalinya kegiatan amal ini diprakarsai oleh Jeremy Cowart dan Kyle Chowning di USA tahun 2008. Kegiatan amal ini disambut oleh berbagai kota dari banyak negara, selayaknya virus cinta kasih yang menyebar melalui media, sehingga banyak kota dan negara terlibat dalam kegiatan amal ini pada tiap tahunnya. Kota Pematangsiantar pertama kali terlibat dalam kegiatan amal ini adalah tahun 2016, saat itu Help Portrait berbagi cinta kasih dan kebahagiaan untuk anak-anak panti asuhan Taruna Melati (Aisyah dan Muhammadyah). " Kegiatan amal ini harus ada ditiap tahunnya di kota ini...." Pesan singkat dari Fauzi Hermawan, Korlap 2016.
"Tahun lalu (2016), kita sudah berbagi dengan anak-anak panti asuhan Taruna Melati (Aisyah dan Muhammadyah). Maka di tahun ini (2017), Help Portrait akan berbagi dengan anak-anak panti asuhan lain dan mengusung tema bernuansa Natal. Sambil tersenyum bersama mereka, kita tebarkan cinta kasih dan bukan kebencian". ujar Lazuardy Fahmi, Korlap ditengah pertemuan perdana Help Portrait siantar tahun 2017.
Korlap Help Portrait Siantar 2017, Lazuardy Fahmi (Pamai) bersama salah satu anak panti asuhan saat menunggu sesi pemotretan Portrait. Foto. Rendy Situngkir
Seorang anak panti asuhan Vita Dulcedo yang berasal dari Papua. Foto. Bobby Irawan
"Saya tak pernah dibedak, bahkan saya tak tau bagaimana rasa dibedak. Ternyata saya jadi cantik" ucapnya. Foto Rendy Situngkir
Beranjak dari semangat berbagi cinta kasih dan bukan kebencian  itu. Mulai bulan Oktober 2017, sukarelawan help portrait mempersiapkan kegiatan amal ini, seperti pemilihan panti asuhan, penggalangan sukarelawan dari beragam profesi, penggalangan dana dari para donatur dan lain-lainnya. Hingga pada tanggal, 03 Desember 2017 Help Portrait Pematangsiantar melaksanakan kegiatan amal ini dan berbagi cinta kasih bersama anak-anak Panti Asuhan Vita Dulcedo dan Panti Asuhan Grace House. Dibawah naungan Panti Asuhan Vita Dulcedo ada komunitas anak-anak terlantar dan anak-anak pemulung. Jumlah keseluruhan anak-anak yang terlibat kali ini lebih banyak dari tahun sebelumnya, yaitu 76 orang dengan beragam jenjang pendidikan TK, SD, SLTP, SMU dan Mahasiswa. Kegiatan amal Help Portrait dipusatkan di Panti Asuhan Vita Dulcedo, Jl. Melanthon Siregar Gg. Sipahutar, Siantar Marihat, Pematangsiantar. Pertama dilakukan pendataan anak-anak sesuai dengan usia, jenis kelamin dan  jenjang pendidikan yang dilakukan oleh Soraya Afriani Putri berserta sukarelawan lainnya.
Maruli Juara, The Director of Help Portrait memberikan briefing kepada para relawan sebelum memulai kegiatan amal. Foto. Ridwan Batubara
Salam Help Portrait Siantar 2017. Foto. Rendy Situngkir
Soraya Afriani Putri bersama dengan relawan lainnya sedang mendata anak-anak panti asuhan yang telah tiba di lokasi. Foto. Rendy Situngkir
Selanjutnya, secara bergiliran anak-anak akan menerima tata rias dari sukarelawan
Make Up Artist. Semua material dan perlengkapan make up disediakan secara sukarela. "Kesempatan ini, belum pernah mereka dapatkan sebelumnya dan kami akan membuat mereka cantik dan tampan selayaknya artis" sahut Indra Tan, Koordinator
Make Up Artist sambil merias satu anak.
Indra Tan, Koordinator Make Up Artist saat merias salah satu anak panti asuhan. Foto. Ridwan Batubara
Sukarelawan Make Up Artist saat merias anak-anak panti asuhan. Foto. Ridwan Batu Bara
Kemudian, anak yang telah mendapatkan tata rias masuk ke studio untuk sesi pemotretan "
portrait". Studio didekorasi sesuai dengan tema Help Portrait Pematangsiantar 2017, "
Senyum Mereka Menjelang Natal Tiba". Berbagai warna ceria sebagai latar belakang, ditambah
property (perlengkapan) pendukung foto seperti pohon natal, kostum Sinterklas, dan pernak-pernik natal lainnya. Hal ini semakin menambah kental kegirangan anak saat berlenggak-lenggok di depan lensa. Semua peralatan dan perlengkapan fotografi, bahkan property-nya juga disediakan secara sukarela. "Melihat senyum mereka bebas lepas, kegirangan tanpa batas semakin membuat kreatifitas kami membara bersama mereka" komentar Ridho Abdullah, koordinator videografer.
Sesi Pemotretan Portrait, seorang relawan mencairkan suasana agar anak-anak bebas berekpresi didepan lensa. Foto. Ridwan Batubara
Setiap anak bebas memberikan ekspresi kebahagiannya didepan lensa. Foto. Bobby Irawan
Setiap anak bebas untuk tersenyum. Foto. Vasco Sidabuta
Memberikan satu alasan untuk mereka tersenyum adalah satu dari tujuan kegiatan amal Help Portrait. Foto. Vasco Sidabutar
Salah satu anak panti asuhan Vita Dulcedo sedang berpose, dan disamping adalah antrian anak-anak yang akan masuk ke sesi pemotretan Portrait Foto. Ridwan Batubara
Disaaat proses itu berjalan, terlihat beberapa anal-anak panti asuhan ada yang bernyanyi-nyanyi sambil menari, bahkan beberapa sukarelawan pun ikut serta dalam kegirangan itu. Ternyata suguhan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Sukarelawan Musisi Punxgoaran dan Rosela semakin membuat adrenaline cinta kasih merebak diantara mereka. Apalagi kala dua anak asuh Vita Dulcedo yang berasal dari Papua, Indonesia Timur menyanyikan lagu "Aku Papua" bersama relawan musisi, sungguh membuat merinding, mengingatkan kita bahwa kita semua bersaudara.
Anak panti asuhan yang berasal dari Papua, menyanyikan lagu
Relawan Musisi Band Punxgoaran saat bernyanyi bersama anak-anak panti asuhan. Foto. Nevi
Anak-anak panti asuhan Grace House, Pematangsiantar turut unjuk gigi bersama dengan relawan musisi. Foto. Nevi
Setelah pemotretan, setiap file foto akan masuk ke sesi seleksi, untuk menentukan satu foto dari tiap anak yang sesuai untuk masuk ke proses editing dan pencetakan. "Nah, setelah pencetakan baru tiap foto tadi masuk ke sesi pembingkaian" penjelasan dari Hadi Surya, Koordinator Editing.
Help Portrait Siantar tak membiarkan waktu berjalan sia-sia begitu saja. Disaat menunggu proses pencetakan dan pembingkaian. Anak-anak disuguhkan Kuis Cerdas Tangkas. "Tujuan kuis ini untuk mengedukasi anal-anak dan juga untuk mengundang daya kreatifitas mereka" ucap Julyana Ang sebelum mengajukan pertanyaan kuis kepada anak-anak. Anak-anak yang berhasil menjawab dengan benar akan mendapatkan hadiah tas sekolah yang didalamnya berisi perangkat alat tulis lengkap. Namun bagi anak-anak yang belum berhasil dalam kuis ini tetap akan menerima tas sekolah yang berisi perlengkapan alat tulis itu, yang diberikan usai kegiatan help portrait. Karena semua itu adalah sumbangan dari para donatur yang harus diberikan semua kepada anak-anak panti asuhan. Selain itu, anak-anak juga menerima suguhan beragam kudapan yang diberikan oleh para donatur, serta minuman art latte yang secara khusus dibuat oleh Ricky Abraham Sigalinging.
Seorang Relawan Help Portrait, Ridho Abdullah saat membagikan Donasi tas yang berisi buku tulis dan peralatan tulis lengkap didalamnya kepada anak-anak. Foto. Bobby Irawan
Anak-anak yang telah menerima donasi Tas sekolah, tak sabar untuk melihat isi didalam tas tersebut. Foto. Rendy Situngkir
Ricky Abraham Sigalingging saat melayani permintaan anak-anak akan minuman art latte sesuai keinginan mereka masing-masing. Ridwan Batu Bara
Aneka kudapan (snack) yang diberikan donatur. Anak-anak bebas mengambil snack yang telah disuguhkan usai pemotretan portrait. Foto. Bobby Irawan
Seluruh rangkaian mulai dari pendataan, tata rias, pemotretan, editing, pencetakan dan pembingkaian diselesaikan hari ini juga. Sehingga foto siap dibagikan kepada tiap anak, dan akan terlihat bagaimana ekspresi mereka saat melihat wajah mereka sendiri dalam bingkai. Sembari mengeluskan ujung jarinya di kaca bingkai itu, ucap Mesti Samongilailai anak panti Asuhan Vita Dulcedo "Terima kasih Help Portrait Siantar dan terima kasih buat yang sudah nyumbang, sehingga aku bisa jadi cantik hari ini". Segera tetes air matanya tak terbendung lagi.
Lihat Humaniora Selengkapnya