Setiap individu memiliki pola kebiasaan masing-masing, baik itu pola kebiasaan terhadap diri sendiri, atau saat berinteraksi di tengah keluarga dan masyarakat. Apapun jenis kebiasaan yang kita lakukan, langsung ataupun tidak akan turut mempengaruhi kondisi kesehatan yang kita miliki. Nah! beranjak dari pola kebiasaan itu, apa yang kerap kamu lakukan saat menjelang tidur setelah menyelesaikan tugas-tugas atau mempersiapkan keperluan lainnya untuk besok hari....? mungkin ini jawabannya, “ yaaaa, kalo sudah selesai tugas dan keperluan! Langsung tidur...” Pernahkah terlintas dalam benak kamu, bahwa kesehatan gigi dan mulut juga penting untuk dipersiapkan saat menjelang tidur??? Kesehatan adalah tugas yang utama yang harus diselesaikan dan dijaga, karena apa pun aktivitas yang akan kita lakukan baik untuk hari ini, besok dan selanjutnya harus bermodalkan kesehatan yang prima.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak kalah pentingnya dengan menjaga kesehatan organ lainnya, karena gigi geligi selain berfungsi sebagai alat bantu dalam sistem pengunyahan dan pencernaan tubuh, gigi juga turut berperan serta dalam proses bicara, membantu dalam pengucapan setiap kata dan huruf agar bisa diucapkan dengan baik dan jelas. (1). Nah! saat kehilangan satu atau beberapa gigi depan selain menggangu estetik dan penampilan juga akan menganggu sistem fonetik (2). Gangguan fonetik ini tentunya akan mengganggu kita dalam melakukan perkerjaan, apalagi jika perkerjaan yang kita geluti dominan berhadapan dan berbicara di depan umum. Selain itu, bila ada satu atau beberapa gigi yang berlubang dan menimbulkan keluhan sakit, berdenyut, maka selain tersiksa harus menahankan rasa sakit dan denyut itu, tentunya! konsentrasi juga akan terganggu, mood menjadi buruk (Bad mood). Saat kita terperangkap dalam kondisi ini, kerjaan kita pun akan terganggu, dan bila terjadi pada anak-anak maka akan membuat si anak menjadi semakin rewel akibatnya konsentrasi, kesabaran dan mood orang tua juga turut terganggu.
Memiliki rongga mulut dengan tingkat kebersihan yang rendah, selain mengakibatkan penyakit gigi berlubang, seperti yang dikupas di atas. Juga dapat mengakibatkan penyakit radang gusi, yang salah satu tanda adalah munculnya perdarahan pada gusi, baik secara spontan atau pada saat dan setelah menyikat gigi. Penyakit radang gusi kerap sekali disepelekan mungkin karena sakit yang ditimbulkannya tidak sesakit karena gigi berlubang. Padahal saat gusi meradang itu sama hal dengan membuka pintu gerbang ( port entry) untuk bakteri-bakteri menyebar dan masuk ke dalam organ tubuh lainnya, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penyakit, seperti Subbacterial Endocarditis, salah satu penyakit jantung; Stroke; Diabetes; dan penyakit pernapasan (1). Kira-kira masih layak kah kita untuk tidak peduli dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut kita sendiri. Selain itu juga, salah satu strategi dalam mencapai tujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2015 adalah dengan mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat (Depkes RI 2010). Jadi, sudah sepantasnya prilaku hidup sehat mandiri itu dimulai melalui diri kita sendiri. Dalam rana kesehatan gigi dan mulut, pola hidup sehat mandiri dapat dicapai dengan mulai menerapkan kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Bila kebiasaan pola hidup sehat ini dimulai dini sejak anak-anak, kelak akan menjadi budaya hidup sehat.
[caption id="attachment_340456" align="aligncenter" width="300" caption="Para siswa-siswi SDN. 091258 Kec. Gunung Malela Kab. Simalungun mendengarkan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan oleh dokter gigi yang tergabung dalam PDGI Cab. Pematangsiantar. Dalam penyuluhan itu, para siswa-siswi didik untuk melakukan penyikatan gigi sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. foto oleh. Maruli Juara, drg"][/caption]
Menyikat gigi pagi setelah sarapan bertujuan untuk menyingkirkan sisa-sisa makanan yang melekat pada gigi geligi, karena sisa-sisa makanan yang masih melekat dipermukaan gigi akan bercampur dengan bakteri didalam mulut, dalam kurun waktu kurang lebih 4 jam akan membentuk plak dan memproduksi zat asam. Zat-zat asam hasil produksi bakteri inilah yang akan merusak lapisan permukaan gigi, yang bila berlangsung terus menerus akan menciptakan lubang pada gigi (5). Jadi kenapa menyikat gigi malam sebelum tidur juga penting dilakukan, adalah untuk menghambat proses ini . Kan, “ bakteri tidak tidur walaupun malam” kata Unilever pada salah satu produk kesehatan gigi dan mulut. Prof. Sheiham dalam harian The Telegraph, menegaskan bahwa lamanya penyikatan sebaiknya tidak kurang dari 2 menit dimana setiap permukaan gigi tak luput dari penyikatan. Selain itu, sangat direkomendasikan untuk menggunakan pasta gigi yang mengandung flouride, dimana zat flouride ini diperlukan oleh gigi untuk re-mineralisasi, yaitu proses pembentukan kembali struktur gigi yang sempat dirusak oleh bakteri.
[caption id="attachment_340457" align="aligncenter" width="300" caption="Seusai mendapatkan penyuluhan anak-anak diajak langsung mempraktekan cara penyikatan gigi, sehingga cara yang selama ini salah dalam melakukan penyikatan gigi dapat segera dikoreksi. Diharapkan anak-anak dapat secara mandiri melakukan penyikatan gigi yang benar dirumah. Foto oleh. Maruli Juara, drg"]
Jadi sudah sepantasnya bahwa prilaku hidup sehat harus segera dimulai, karena apa pun aktivitas yang akan kita lakukan baik untuk hari ini, besok dan selanjutnya harus bermodalkan kesehatan yang prima. Salam gigi sehat.
Ditulis oleh. Maruli Juara, drg.
Sumber:
1.http://www.dentalhealth.org/tell-me-about/topic/caring-for-teeth/caring-for-my-teeth
2.http://www.academia.edu/7782390/2_and_3
5.http://en.wikipedia.org/wiki/Dental_caries
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H