Lembayung senja mulai tampak dengan gagah, jingga menyengat mata.
Perlahan tapi pasti kau teggelam di upuk timur seiring napasku yang terengah-engah
Negeri ini sudah tua, warna jingga itu sudah tampak memudar ucapmu, pelan dan lirih
Apa makna seribu janji, jika asa tak pernah pasti
Kau berjalan telanjang kaki dengan merintih, memelas.
Apakah engkau menyerah dengan perlakuan kami wahai bumi ku
Perlakuan kami yang menguras serakah semua isi perutmu
Berapi-api kau katakan tidak, bukan itu....lalu apa ucapku
Sepi, gelap dan bau begitulah negeri ini sekarang ucapmu
Terang hanya mimpi bagi sedikit yang kuat melantangkan suaranya
Gelap adalah nyata adanya, negeri para pemimpi yang akan musnah