Berau adalah surga wisata bahari yang diakui dunia. Kekayaan alam laut yang melimpah menegaskan Berau adalah destinasi pariwisata yang mutlak diperhitungan untuk didatangi oleh para pelancong mancanegara.
Di tengah kian digenjotnya sektor pariwisata berbalut konservasi alam, sektor pendidikan juga terus didorong oleh Pemda Berau untuk mendapatkan akses dan pemerataan di seluruh wilayah Berau. Langkah konkret itu dapat dilihat dari keseriusan Pemda Berau untuk bekerja sama dengan Kemendikbud mendatangkan SM3T di kampung-kampung yang berada di garis luar, terutama di daerah kepulauan. Tercatat, ada 29 sarjana muda yang disebar di kampung-kampung tertinggal dan terluar di Kabupaten Berau.
Salah satu contohnya, di Kampung Pulau Balikukup Kecamatan Batu Putih yang sudah dua tahun berturut-turut mendatangkan dua guru muda yang tangguh dan pantang mengeluh. Bertugas dalam bingkai pengabdian di Pulau Balikukup adalah sebuah tantangan sekaligus kesempatan untuk menikmati keindahan alam. Pulau kecil Balikukup yang berjarak kurang lebih 14 mil laut dari daratan terdekat membuat pulau ini terisolasi dari banyak hal, terutama akses pendidikan. Oleh karena itu, situasi ini dicermati dengan baik oleh Pemda Berau untuk terus melakukan akselerasi terutama dari aspek tenaga pendidik di sekolah dasar yang akan menjadi fondasi terjadinya revolusi karakter di bidang pendidikan.
Kehadiran SM3T secara praktis telah memberi warna tersendiri dalam meningkatkan semangat dan motivasi belajar bagi anak-anak di Pulau Balikukup. Keluwesan dan dinamisnya metode yang diterapkan oleh pendidik muda ini tentu berdampak pada semangat belajar peserta didiknya. Orang bersekolah tidak harus pintar, tetapi orang bersekolah harus terus mampu menjaga semangatnya untuk melanjutkan pendidikan dan meraih mimpi-mimpi.
Keteladanan yang diperlihatkan oleh dua sarjana pendidikan alumni Universitas Negeri Gorontalo ini adalah modal yang sangat penting untuk membakar sumbu mimpi bagi anak-anak pulau Balikukup. Sebagaimana data faktual di SD 004 Balikukup, bahwa 1 dari 4 alumninya tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Salah satu faktor penyebab situasi miris ini adalah redupnya keinginan bersekolah sejak masih di bangku sekolah dasar. Sebab itulah, penguatan motivasi yang disertai dengan penanaman integritas ketika di sekolah dasar menjadi satu poin yang sangat penting untuk menekan tingginya angka putus sekolah di Pulau Balikukup.
Keberadaan para guru muda SM3T di kampung-kampung di Berau adalah sebuah kesempatan pengabdian yang berpadu rasa dengan liburan ala pengabdian atau pengabdian rasa liburan. Tentunya, pengabdian yang dijalani dengan ikhlas dan bertanggungjawab akan mendatangkan kebaikan-kebaikan dari arah yang tidak diduga. Sebagai contoh lain, beberapa orang guru SM3T yang mendapatkan penempatan di pusat eksotisme pariwisata Berau, 4 orang di Pulau Maratua, 2 orang di Pulau Derawan, 2 orang di Biduk-Biduk yang terkenal dengan wisata telaga dua rasa Labuan Cermin, 2 orang di Teluk Sumbang, kampung yang juga populer dengan wisata air terjun Bidadari. Sehingga, tak ayal para guru SM3T di Berau selalu mensyukuri tempat pengabdiannya yang bernuansa liburan. Bahwa derita pun bisa rasa wisata. Wallahu alam.
gambar; dokumentasi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H