Rabu 6 Juni 2012 mendatang, kita akan mengalami salah satu peristiwa astronomi yang amat jarang sepanjang sejarah manusia. Peristiwa itu adalah Transit Venus. Transit Venus adalah terminologi astronomis bagi sebuah peristiwa dimana Matahari, Venus dan Bumi tepat berada dalam satu garis lurus ditinjau dari semua arah. Dengan kata lain Transit Venus adalah saat Matahari, Bumi dan Venus menempati garis syzygy. Secara teknis kita di Bumi akan menjumpai peristiwa itu kala Matahari dan Venus menempati posisi lintang ekliptika dan bujur ekliptika yang sama. [caption id="attachment_191362" align="alignleft" width="480" caption="Perbandingan antara kenampakan Transit Venus (kiri) dengan Gerhana Matahari Cincin (kanan). Sumber : Gunawan dkk, 2012 "][/caption] Dengan demikian konfigurasi benda langit dalam Transit Venus adalah sama persis dengan Gerhana Matahari. Maka tak mengherankan bila ada yang menyebut Transit Venus sebagai Gerhana Venus. Sebab pada saat itu Matahari memang ditutupi oleh bundaran Venus. Bedanya, walaupun diameter Venus 3,5 kali lipat lebih besar dibanding Bulan, namun Bulan 108 kali lebih dekat ke Bumi kita. Sehingga kita hanya akan menyaksikan bundaran Venus yang hitam dan kecil mungil melintas di depan cakram matahari yang besar. Berbeda situasinya dengan perlintasan Bulan di depan cakram Matahari, yang dapat menutupi sebagian besar pandangan ke cakram Matahari baik secara sebagian (sebagai Gerhana Matahari Sebagian) maupun utuh (sebagai gerhana Matahari Cincin maupun Gerhana Matahari Total). Venus adalah planet terdekat kedua terhadap Matahari dalam tata surya kita. Venus beredar pada jarak rata–rata 108,2 juta km dari Matahari dan hanya membutuhkan waktu 224,7 hari Bumi untuk mengelilingi Matahari sekali putaran. Dengan demikian Venus menjadi planet tetangga terdekat dengan Bumi kita. Fakta ini, ditambah dengan fakta bahwa diameter Venus hanya sedikit lebih kecil dibanding Bumi (12.100 km, sementara diameter Bumi 12.700 km) dan demikian pula massanya (benda seberat 10 kg di Bumi akan seberat 9 kg di Venus), membuat Venus kerap dianggap sebagai kembaran Bumi. Anggapan itu semakin kuat, apalagi karena permukaan Venus juga lebih banyak dibentuk aktivitas vulkanisme seperti halnya Bumi. [caption id="attachment_191363" align="alignright" width="401" caption="Globe Venus, berdasarkan data citra radar satelit Magellan (NASA) 1989-1994. Sumber : Gunawan dkk, 2012."]
[/caption] Namun sifat–sifat lainnya sungguh bertolak belakang. Jika Bumi berotasi dalam 24 jam sekali, maka Venus butuh waktu 243 hari Bumi guna berputar sekali mengelilingi sumbunya. Artinya, sehari (bintang) di Venus lebih lama ketimbang setahun Venus ! Arah rotasi Venus juga berkebalikan dibandingkan Bumi, karena berputar dari timur ke barat. Sehingga jika kita tinggal di permukaan
venus, kita akan menyaksikan Matahari terbit di barat dan terbenam di timur. Matahari terbit di Venus setiap 116,75 hari Bumi sekali. Atmosfer Venus juga sangat ekstrim dibandingkan Bumi, yakni 93 kali lebih massif. Sehingga tekanan udara di permukaan Venus mencapai 90 kali lipat tekanan udara permukaan Bumi. Atmosfernya disusun 96 % karbondioksida, 3,5 % nitrogen dan 0,5 % sisanya gas lainnya. Amat berlimpahnya jumlah gas karbondioksida membuat Venus mengalami pemanasan global besar-besaran yang berkelanjutan dengan hasil amat dramatis, sebab menjadikan suhu rata–rata permukaannya mencapai 467 derajat celcius, menjadikannya planet terpanas di tata surya kita. Sehingga permukaan Venus sanggup melelehkan logam timah dan seng dengan mudah. Karena suhunya demikian tinggi dan fenomena tersebut disebabkan oleh pemanasan global, Venus sering menjadi contoh tentang apa yang bisa terjadi di Bumi jika kita tak mampu mengendalikan emisi gas karbondioksida (dalam wujud penggunaan energi minyak, gas dan batubara secara gegabah dan besar-besaran tanpa kontrol). [caption id="attachment_191364" align="alignnone" width="598" caption="Permukaan Venus yang amat panas dan gersang, berdasarkan pendaratan wahana antariksa Venera (eks Uni Soviet). Sumber : Gunawan dkk, 2012"]
[/caption] Venus amat dikenal manusia sejak awal peradaban, karena benda langit menjadi benda langit terterang ketiga yang menghiasi langit kita setelah Matahari dan Bulan purnama. Banyak nama yang disematkan untuk Venus. Orang Babilonia menyebutnya
Ishtar, orang Sumeria menamakannya
Innana, sementara orang Arab menamakannya
Zahara dan di Jawa (Indonesia) dikenal sebagai
lintang panjer rina. Saking terpesonanya dengan Venus, beberapa peradaban masa silam bahkan memiliki lebih dari satu nama untuknya. Mesir misalnya, menyebutnya
Tiomoutiri dan
Ouatiri, sementara Yunani menamakannya
Phosphorus dan
Hespherus. Orang Maya menyebutnya
Noh Ek dan
Xux Ek. Bahkan orang Romawi punya sederet nama untuk Venus :
Lucifer,
Vesper,
Cytherea dan
Venera. Peradaban masa silam menjuluki Venus sebagai 'ratu kecantikan' langit dan dinisbatkan bersifat feminin, terutama karena cahaya putihnya yang terang namun tak menyilaukan (dan justru melembutkan). Simbol astronomi untuk Venus pun kemudian menjadi simbol biologis untuk perempuan. Namun setelah semua fakta sesungguhnya tentang Venus diketahui, khususnya lewat pengamatan teleskopik dan penjelajahan antariksa, kini kita bisa mengatakan Venus memang
si cantik yang ganas. [caption id="attachment_191366" align="alignleft" width="311" caption="Venus (tanda panah) dalam relief Babilonia dari era Raja Nabonidus, bersama Matahari (tengah) dan Bulan sabit (kanan). Nampak pula gambaran sang raja. Sumber : Gunawan, 2012."]
[/caption] Bagaimana fakta-fakta selanjutnya tentang Venus dan Transit Venus? Tunggu bagian selanjutnya dari serial tulisan ini. Informasi lebih lengkap tentang Venus dan Transit Venus dapat juga diunduh (dalam bentuk buku elektronik) dari :
Bagian kedua Transit Venus 2012, Bagian ketiga Transit Venus 2012, Bagian keempat Transit Venus 2012.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya