Desa balun ini dikenal sebagai desa pancasila karena kebhinekaannya. Penduduk di desa ini ada yang menganut agama islam, kristen dan ada pula yang hindu. Meraka hidup berdampingan satu sama lain. Desa balun mendapat julukan sebagai desa pancasila karena desa ini sangat menjunjung tinggi rasa toleransinya atas perbedaan yang ada. Bahkan, penghargaan itu dinilai sangat layak disematkan, karena rasa toleransinya terjaga dengan baik sejak dulu.
"Awalnya julukan desa pancasila ini muncul dari media dan dari mahasiswa maupun peniliti yang melakukan penilitian di desa ini. Desa ini banyak dinilai mampu menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama yang ada." Warga desa balun tidak pernah mempermasalahkan  perbedaan agama yang dianutnya. Selain itu, warga juga saling bergotong royong untuk membuat desa ini menjadi nyaman dan memajukan desa bersama-sama. Meski pemeluk agama islam menjadi penghuni yang terbanyak di desa balun, namun toleransi agama mereka dipegang dengan teguh dan semuanya tetap membaur setiap saat.
Toleransi dan keharmonisan umat beragama di desa balun ini tergambar dari letak tempat ibadah yang bersebelahan, yaitu masjid, gereja dan pura yang tempatnya hanya dipisahkan oleh jalan kecil dan lapangan desa. Desa Balun ini dijuluki sebagai Desa Pancasila karena kebhinekaannya. Penduduk di desa ini ada yang menganut agama Islam, Kristen dan ada pula yang Hindu. Mereka hidup berdampingan satu sama lain. Masjid ini terpisah oleh jalan desa selebar lebih kurang 4 meter dengan Pura Sweta Maha Suci, tempat ibadah bagi umat Hindu di desa setempat. Kemudian, letak gereja di desa ini juga sangat dekat, berada di sebelah timur masjid dan hanya dipisahkan oleh lapangan desa dengan jarak sekitar 50 meter yang menghadap ke arah masjid. Gereja di desa ini bernama Gereja Kristen Jawi Wetan.
Saat pelaksanaan peringatan hari raya agama masing-masing, umat dari agama lain di Desa Balun akan ikut membantu dalam mengamankan jalannya upacara keagamaan. Jika umat kristiani merayakan natal, maka umat muslim dari remaja masjid, anak pondok serta pemuda dari hindu juga akan ikut menjaga gereja bersama TNI dan Polri. Sama halnya saat umat hindu menggelar pawai ogoh-ogoh sehari sebelum Hari Raya Nyep. umat dari agama lain akan ikut mempersiapkan dan berpartisipasi dalam memeriahkan pawai tersebut.
Pancasila sebagai pandangan hidup cenderung menjadi landasan keagamaan yang kuat dan komperehnsif. Prinsip pertama yaitu "kepercayaan kepada tuhan yang maha esa", memerlukan pengakuan bahwa tuhan adalah sumber kehidupan dan kebijaksanaa. Namun tatanan ini tidak terikat pada agama apa pun, melainkan mengajarkan toleransi dan menghargai keberagaman keyakinan agama. Mengamalkan Pancasila dalam konteks keagamaan berarti menerima keberagaman dan mengakui bahwa ketaatan beragama merupakan hak asasi manusia yang harus dihormati. Hubungan Pancasila dan agama merupakan hubungan yang saling membutuhkan, dimana agama memberikan peningkatan moral bangsa dengan pancasila yang menjamin kehidupan beragama dapat berlangsung dengan nyaman, tentram dan damai. Â
Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa didasarkan pada keyakinan bahwa dunia dan isinya diciptakan atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Manusia adalah salah satu ciptaan Tuhan dan akan kembali kepadanya. Oleh karena itu, dianjurkan agar manusia menjadi  manusia yang bertakwa dan mengabdikan dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena manusia diciptakan oleh tuhan dan mempunyai kehidupan sebagai manusia, maka manusia memerlukan orang lain untuk mendampinginya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kombinasi ini, wajar jika kepribadian seseorang berbeda-beda. Segala aspek yang berbeda tersebut memegang kesatuan dalam keberagaman dalam lambang negara kesatuan republik Indonesia, hakikat ini terdapat pada semboyan : "Bhinneka Tunggal Ika". Motto ini merupakan pedoman bagi insan masyarakat, artinya masyarakat sipil harus memahami dan menghormati perbedaan yang ada di masyarakat agar dapat terus menjadi masyarakat yang beradab.
Oleh karena itu, dalam dalam negara yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, kehidupan beragama tidak akan dipisahkan dengan cara apa pun, melainkan mendapat falsafah agama, hukum, dan kekuasaan politik dalam negeri, hal ini telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dalam sila pertama pancasila, ide asli dari pemerintah Indonesia, jadi proyek pertama ini merupakan landasan pendidikan kehidupan berbangsa dan bernegara tentang hubungan antara pemerintah dan agama. Menurut filsafat hubungan pokok antara pemerintah dan agama, tujuan utama pemerintah didasarkan pada ketuhanan yang Maha Esa, artinya setiap warga negara bebas untuk menganut, menganut suatu agama berdasarkan keimanan dan keyakinannya. Kebebasan dalam pengertian ini berarti bahwa Keputusan keagamaan yang dibuat dalam konteks  pribadi atau individu. Bisa juga dikatakan bahwa agama adalah urusan individu, bukan urusan pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah cukup menegakan dan mengatur warga negara agar dapat menjalankan ibadah dan beribadah denga naman dan tentram.
 Indonesia merupakan negara dengan agama yang berbeda-beda diseluruh negaranya. Perbedaan ini menimbulkan segala macam konflik agama. Banyak masyarakat Indonesia yang belum sepenuhnya memahami nilai-nilai pancasila sehingga tidak mampu menjalani kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai dasar pemerintahan merupakan solusi nyata dalam menghadapi perbedaan yang ada saat ini, selain itu pancasila sebagai pedoman hidup bermasyarakat harus mampu menanamkan dalam diri setiap orang rasa benar dan salah. Oleh karena itu, peran pancasila dalam kehidupan beragama menjadi penting untuk menekan maraknya konflik dan radikalisme di Indonesia. Oleh karena itu, dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, pancasila hendaknya dijadikan landasan pedoman kesejahteraan selain itu, masyarakat harus hidup bersama dalam keberagaman, terutama dalam pengamalan agama atau pandangan hidup masing-masing.
Nilai-nilai pancasila hendaknya diajarkan kepada generasi muda negeri ini agar dapat mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia dengan menciptakan suasana saling menghormati, toleransi dan kerjasama antar santri. Pancasila dapat ditanamkan melalui pendidikan toleransi dengan memperkenalkan hak-hak terkait kebebasan beragama sehingga anak dapat melindungi hak orang lain. Penting sekali untuk mengembangkan sikap toleransi dalam beragama, dimana melalui sikap tersebut masyarakat akan melihat bahwa perbedaan bukanlah suatu masalah, melainkan suatu kebanggaan atas kekayaan bangsa Indonesia. Dengan demikian, toleransi akan membangun kedamaian negara dan harus diterapkan dalam kehidupan masyarakat sebagai bagian dari pancasila agar terjalin hubungan yang baik antar masyarakat setempat.
Selain itu, menyikapi keberagaman agama atau kepercayaan harusnya berlandaskan nilai-nilai pancasila, apalagi sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang menekankan rasa hormat dan saling menghargai antar umat beriman, ternyata tidak. untuk mengganggu seseorang. Ketika mereka beribadah, mereka yakin bahwa agamanya adalah yang terbaik dan tidak mencampuri aktivitas agama lain. Adanya nilai-nilai sejati dalam keputusan-keputusan tersebut mereduksi perbedaan antara mayoritas dan minoritas. Oleh karena itu, penerapan nilai-nilai pancasila akan menciptakan fitrah manusia yang menjunjung tinggi harkat dan martabat setiap orang, sehingga tercipta tatanan dunia yang terhindar dari konflik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H