Mohon tunggu...
Akmal Pratama
Akmal Pratama Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Kunjungi website pribadi saya di www.akumaru.com || follow twitter : @akumaru27 || follow fb : https://www.facebook.com/akumaru27

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aspirasi Anak, Pahlawan Masa Depan Bangsa

15 Juli 2013   17:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:31 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari beberapa Hari Nasional yang ada, satu diantaranya adalah Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli. Pada tahun 2013 ini, untuk memperingati Hari Anak Nasional saya akan membahas tentang betapa berpengaruhnya anak bagi bangsa ini baik dari segi sikapnya, pendapatnya, maupun aspirasinya. Banyak orang yang berpendapat bahwa anak adalah aset yang mahal. Pendapat ini mungkin hanya diberikan oleh orang-orang yang sangat mengetahui bahwa anak memiliki kemampuan yang sangat besar untuk membawa sesuatu ke  arah yang lebih baik lagi di kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan bernegara. Namun tak sedikit juga orang yang berpendapat bahwa anak-anak belum cukup umur untuk mengetahui suatu permasalahan. Orang-orang yang berada di kubu ini merasa bahwa anak-anak identik dengan mainan dan kenakalan. Perbedaan pendapat inilah yang seharusnya segera diluruskan dan dijelaskan tentang pengaruh anak-anak di lingkungan mereka itu seperti apa.

Sering sekali saya melihat di lingkungan sekitar, anak-anak usia 6-10 tahun yang sudah mulai aktif berceloteh dan mengkritisi sesuatu hal yang mereka lihat. Mungkin di benak mereka banyak sekali pertanyaan-pertanyan kompleks yang timbul dari sesuatu yang mereka lihat. Namun kebanyakan respon dari orang tua mereka justru acuh dan kadang memarahi anak-anak tanpa adanya penjelasan. Hal inilah yang sebenarnya sangat saya sayangkan karena dengan respon yang kurang baik ini akan membuat anak menjadi pasif dan acuh dengan lingkungan sekitar mereka. Seandainya bila pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak tersebut dijelaskan oleh para orang tua dengan baik, maka saya sangat yakin anak akan lebih berpikir kritis lagi dan tentunya membuat mereka peduli dengan keadaan sekitar. Apa salahnya bila hal tersebut diajarkan kepada anak sejak dini. Orang tua akan lebih memahami karakter anak-anak yang sebenarnya sejak dini juga. Peran orang tua seperti inilah yang sebetulnya sedang diharapkan oleh bangsa kita ini.

Bila semua orang tua sudah menerapkan langkah seperti itu untuk mendidik anak mereka dan menjadikan mereka anak-anak yang berkualitas, maka ini dapat menghapuskan pendapat orang yang menilai anak-anak identik dengan mainan ataupun kenakalan. Hal ini jelas dapat terjadi karena anak-anak yang telah terlatih sejak dini pun sudah mempunyai banyak pengetahuan dan argumen. Selain mendapat bekal dari orang tuanya, mereka tentunya juga mendapat pengetahuan yang sangat berharga saat mereka berorganisasi di tingkat SMP, SMA, ataupun perkuliahan nantinya. Mereka menjadi lebih aktif, berkreasi dan percaya diri di depan umum. Bekal yang sudah mereka dapatkan inilah yang akan mengantarkan mereka untuk berpartisipasi di dalam lingkungan bermasyarakat maupun bernegara. Adapun nantinya dalam bentuk pertisipasi, mereka mendapat hambatan dari beberapa orang dewasa yang merasa lebih mampu dari anak-anak dan tidak percaya sepenuhnya dengan potensi yang ada di dalam diri anak-anak. Inilah kesempatan bagi anak-anak tersebut untuk menunjukkan semaksimal mungkin kemampuan terbaik mereka disertai dengan argumen yang kuat dan logis. Sehingga orang dewasa tidak perlu lagi meragukan potensi anak dan membuat orang dewasa juga untuk lebih menghargai pendapat orang lain walaupun itu hanya berasal dari anak-anak.

Saya juga yakin bila banyak anak-anak yang diikutkan dalam bermusyawarah, mereka akan memberikan pendapat-pendapat baru yang belum pernah didengarkan oleh orang dewasa sebelumnya. Karena anak-anak memiliki tingkat kretifitas yang cukup tinggi yang tidak dimiliki oleh orang dewasa. Bila pendapat yang lontarkan disertai dengan ide kreatifitas dan data yang kuat, maka masalah yang muncul dapat segera dipecahkan. Dengan begitu Indonesia akan bisa memperbaiki kualitas sumber daya manusia dan menjadi negara berkembang yang berkompeten. Tidak salah bahwa anak-anak menjadi agen perubahan dan pahlawan masa depan bangsa untuk kehidupan yang lebih baik lagi. Melihat banyaknya manfaat yang dapat dipetik dari langkah tersebut, maka pesan saya untuk Anak Indonesia adalah untuk tetap berkreasi sesuai kemampuan kalian dan tidak putus asa dengan segala hal yang terjadi. Dan pesan saya untuk orang dewasa yang masih menganggap remeh kemampuan anak-anak adalah untuk mencoba lebih menghargai usaha orang lain tanpa melihat usia ataupun status mereka. Artikel ini saya buat untuk menyadarkan bangsa Indonesia bahwa anak-anaklah yang nantinya meneruskan kemana Indonesia berjalan sebagai agen perubahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun