Mohon tunggu...
Martyaning
Martyaning Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga

Seorang ibu yang ingin ada saat dibutuhkan keluarganya makanya dia senang beraktivitas dari rumah agar keluarganya mudah menemukannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kiprah Moluccas Coastal Care untuk Masa Depan yang Lebih Baik

15 Agustus 2024   13:00 Diperbarui: 15 Agustus 2024   13:02 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kiprah Moluccas Coastal Care, untuk Masa Depan yang Lebih Baik -- "Kedapatan yang datang berjualan (di Pasar Mardika), buang sampah -- berkarung-karung mereka buang di laut. Ketika membersihkan pantai di Batu Merah itu sudah 2 meter itu terkumpul (sampah), sementara kita membersihkan sampah itu ada potongan sayur, semua ada di sekitar pesisir.  Jadi harusnya pemerintah tegas! Kalau Satpol PP cuma melihat dagangan tapi untuk buang sampah di laut mereka tidak tegas ya sampai kapan kayak gitu. Jadi kami sangat berharap bahwa pemerintah harus melakukan sesuatu. Ini atas nama kemanusiaan. Kenapa? Karena (kalau) kita membuang sampah, orang lain kena dampaknya. Anak-anak di sana itu bermain di sampah, berenang di sampah. Kami sangat sangat berharap pemerintah melakukan sesuatu. Harus tegas berdiri atas kemanusiaan," hal ini diungkapkan oleh Stefani Teria Salhuteru dalam sebuah talkshow di Kompas TV Ambon 5 tahun lalu.

Teria Salhuteru dan MCC, Bermula dari Keresahan Terhadap Alam yang Tercemar


Belum lama ini saya mendapatkan rekaman talkshow tersebut di kanal YouTube Kompas TV Ambon. Sebelumnya, saya sempat melihat-lihat banyak artikel tentang Moluccas Coastal Care (MCC), LSM yang didirikan oleh Teria tahun 2017. Pengamatan saya berpindah ke akun Instagram dan kanal YouTube milik Moluccas Coastal Care. Kekaguman saya semakin bertambah saat menelusuri time line-nya. Mereka aktif merawat lingkungan sejak tahun 2017 hingga tahun ini. Wow, sungguh suatu KONSISTENSI merawat alam yang BERKELANJUTAN!

Awalnya, Teria merasa terganggu melihat sampah menumpuk di hutan mangrove sekitar Teluk Ambon. Bersama kawan-kawannya, dia tergerak membersihkan sampah yang terbelit di akar mangrove. Saking eratnya, sampah bahkan tak terlepas ketika ombak mengempas dan air pasang. Saat itulah mulanya Teria tertarik akan isu-isu kelautan.

Kemudian kekhawatirannya bertambah karena mangrove di Teluk Ambon semakin berkurang, ditambah kebiasaan buang sampah sembarangan oleh masyarakat setempat. Bersama timnya di MCC, Teria juga fokus melakukan edukasi anak usia dini atau usia PAUD, dengan doktrin dan games, di antaranya bahwa sampah yang masuk ke dalam laut mengganggu organisme yang ada di laut. Alasannya adalah mencontoh Taiwan yang mereka berhasil mendidik anak usia dini. Nantinya, 10 -- 20 tahun ke depan mereka yang akan menjaga lingkungan.

"Minimal kita sudah menyelamatkan satu generasi yang bisa mencintai Maluku, mencintai lingkungan. untuk warga Kota Ambon ketika kalian membuang sampah sembarangan bukan cuma ekosistem tapi anak-anak yang di pesisir pantai mereka menikmati dan mereka berenang dengan sampah tanpa mengetahui bahwa itu sangat berbahaya untuk tubuh mereka. Mari kita sama-sama jaga laut," pungkas Teria dalam tayangan berjudul Perjuangan Moluccas Coastal Care Menjaga Laut Maluku Segmen 1 di kanal YouTube Kompas TV Ambon.

Sumber gambar: www.rri.co.id
Sumber gambar: www.rri.co.id

Dedikasi Moluccas Coastal Care Sejak 2017


Dedikasi tanpa henti dilakukan oleh Teria bersama MCC sejak tahun 2017. Pada tahun 2017, MCC melakukan gerakan peduli pesisir di Desa Poka, Kota Ambon dan beberapa kegiatan lain. Pada tahun 2018, MCC melakukan sejumlah kegiatan, di antaranya melakukan eksplorasi untuk mencari potensi bahari Tilapui Morella dan monitoring rehabilitasi terumbu karang Pulau Pombo.

Pada tahun 2019, MCC melakukan banyak kegiatan, di antaranya Trash Challenges Kota Ambon dan Trash Challenges Pantai Batu Merah. Tentu saja tahun 2020 juga diwarnai dengan aneka kegiatan, di antaranya Mangrove Reforestation - Lateri, Ambon dan menjelahah Pulau Pisang di Banda.

Tahun 2021, sejumlahg aktivitas yang dilakukan MCC, di antaranya membangun rumah belajar kebaharian Laut Banda dan transplantasi terumbu karang di Banda. Pada tahun 2022 semakin banyak kegiatan dilakukan, seperti pembagian 1.000 anakan pohon warnai peringatan hari bumi di Maluku, menjaga sumber daya laut di Maluku dengan tradisi budaya sasi, meminta pemerintah tangani mangrove mati di Teluk Ambon, dan membagi anakan pohon gratis hadiah untuk Kota Ambon. Maka tak heran jika Stefani Teria Salhuteru memenangkan SATU Indonesia Awards pada tahun 2022, untuk kategori lingkungan.

MCC yang Berkelanjutan


Tidak sampai di situ saja, Teria bersama MCC masih bergiat melakukan aktivitas untuk menjaga alam. Sepanjang tahun 2023 banyak kegiatan yang dilakukan, seperti memberi edukasi pilah sampah kepada anak PAUD di Ambon, membagikan 380 bibit pohon gratis, menggalakkan gerakan lawan sampah plastik di Ambon bersama PLN UIW MMU dan menanam 25 bibit pohon pala di Banda Neira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun