Mohon tunggu...
martua sirait
martua sirait Mohon Tunggu... Insinyur - Pencinta Budaya

pencinta budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Guru Solomoson Sirait, Asalusul Kampung Sirait Samosir (7)

10 Juli 2012   11:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:06 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1341324302348205119

Kisah Guru Solomoson Sirait [caption id="attachment_198658" align="alignright" width="300" caption="Peta Bius Samosir"][/caption] Menurut Rahefs Sirait beginilah kisah Guru Solomoson Sirait (Tanggapan di Grup FB: Kombur Sirait pada 28 Oktober Pukul 11:19 dan 14:50 terhadap pesan dinding Bre SI Regar). Guru Solomoson Sirait adalah salah seorang keturunan Sirait Sihahaan. Inilah daftar keturunan Guru Solomoson. Dari istrinya boru Nainggolan lahir 2 (dua) anak yakni: 1. Op Tadiri, 2.Op.Tualang. Dari istrinya boru Manurung dari Huta Hatinggian lahir seorang anak yaitu Guru Marisi. Ada seorang lagi putra yakni Ompu Patujulu yang lahir dari istrinya boru Manurung dari Jangga Toruan. Jadi seluruhnya ada 4 (empat) orang anak dari Guru Solomoson. Ada 2 versi urutan terkait silsilah Guru Solomoson ini. Versi pertama: 1. Op Tadiri, 2. Op Tualang ; 3. Guru Marisi ; 4. Op.Patujulu. Versi kedua: 1. Gr.Marisi ; 2. O.Tadiri 3. Op. Tualang ; 4. O.Patujulu. Mengapa ada dua versi urutan keturunan tersebut? Beginilah versi sebagaimana yang diterima Rahef Sirait. Boru Manurung dari Hatinggian adalah istri pertama yang dikawini oleh Guru solomoson. Pada suatu saat Raja Sipakko Nainggolan Parhusip sedang berperang dengan Silalahi. Karena terdesak Raja Sipakko kemudian menculik Boru Manurung (istri pertama Guru Solomoson) menjadikannya tawanan dan membawanya ke Samosir. Cara ini terpaksa ditempuh Raja Sipakko untuk memaksa Guru Solomoson agar membantunya dalam peperangan. Berkat bantuan Guru Solomoson akhirnya Raja Sipakko berhasil memenangkan peperangannya dengan Silalahi. Sebagai balas jasa Raja Sipakko kemudian memberikan putrinya kepada Guru Solomoson untuk dijadikan istri. Guru Solomoson pun kemudian menjadi menantu Raja Sipakko dan mendapatkan lahan perkampungan yang terletak di dekat perkampungan Raja Sipakko di Nainggolan Samosir. Inilah Kampung Sirait yang terletak di Kecamatan Nainggolan, Samosir. Dari boru Nainggolan Parhusip lahirlah dua anak yakni Ompu Tadiri dan Ompu Tualang. Guru Solomoson kemudian membawa kedua anaknya tersebut bersama istrinya boru Nainggolan ke tanah kelahirannya di Sibisa. Turut dibawanya serta istri pertamanya boru Manurung yang sebelumnya menjadi tawanan Raja Sipakko. Setiba di Sibisa, Guru Solomoson disambut oleh mertuanya Manurung. Sebagai wujud sukacita atas kembalinya menantu dan borunya maka Manurung mengadakan pesta dan merayakannya. Menantu tersebut kemudian dipatortor (menari bersama) oleh Manurung. Pada saat dipatortor tersebut boru Manurung langsung menyalip ke depan boru Nainggolan. Boru Manurung berujar: "Ahu do di jolo. Nunga parsondukbolon ni Rajai Guru solomoson ahu sebelum ho.” (“Aku lebih pantas di depan. Aku telah lebih dulu diperistri Guru Solomoson sebelum kamu.") Dengan jengkel dan marah boru Nainggolan mengadukannya ke Guru solomoson: “Ai na so uhum do dibahen ho tu ahu Amang Raja! Boasa gabe songon on? Ai asa adong do nimmu siboan hajuthu ido asa gabe huoloi dohot natinaban ni amonghi. Hape gabe songon on do jadina.” ("Tidaklah pantas perlakuanmu ini wahai Tuanku! Mengapa jadi begini? Supaya ada yang menjadi pelayanku. Itulah dulu alasanmu agar aku setuju membawa tawanan ayahku (boru Manurung) ikut. Namun ternyata begini jadinya yang kualami.") Untuk mendamaikan kedua istrnya tersebut dibuatlah perjanjian. Perjanjian tersebut berisikan agar keturunan dari kedua istrinya tersebut tidak akan berebut dalam soal urutan keturunan siapa yang menjadi siabangan. Adapun urutan yang dibuat oleh Rahef Sirait yakni 1. Op Tadiri lalu 2. Op. Tualang, no.3. Guru Marisi karena demikianlah adanya bahwa yang duluan lahir adalah Op Tadiri dan Op Tualang. Sementara Guru Marisi baru lahir setelah Guru Solomoson kembali ke Sibisa. Dari Sibisa kemudian Guru Solomoson membuka kampung di Hutanamora, Lumbanjulu. (bersambung...) Selanjutnya: Kisah Nalomloman (2), Asalusul Kampung Sirait Samosir (8) Arsip: 1. Asalusul Kampung Sirait Samosir (1): Pengantar 2. Tuan Ringo, Asalusul Kampung Sirait Samosir (2) 3. Namorapanaluan Situmorang Lumbannahor, Asalusul Kampung Sirait Samosir (3) 4. Sitohang Tongatonga, Asalusul Kampung Sirait Samosir (4) 5. Dari Sirait ke Sigapiton dan Ajibata, Asalusul Kampung Sirait Samosir (5) 6. Kisah Nalomloman Sirait, Asalusul Kampung Sirait Samosir (6)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun