Mohon tunggu...
Martony Calvein Kakomole Kuada
Martony Calvein Kakomole Kuada Mohon Tunggu... Perawat - Motivissioner

Martony Calvein Kakomole Kuada Founder: Perawat Peduli Indonesia "Aku Bangga Jadi Perawat" Owner Copita Coffeeshop Owner: Copita CoffeeShop "The Legendary Coffee Taste"

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perawat, Apa yang Kau Butuhkan Hari Ini?

10 Februari 2015   14:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:30 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ketika kita berbicara kelangsungan hidup manusia, maka kita tak akan terlepas dari apa yang disebut dengan kebutuhan. Sebagaimana yang telah dijabarkan secara gamblang oleh Abraham Maslow dalam Teorinya tentang kebutuhan manusia yang saat ini lebih dikenal dengan Teori Piramida Maslow. Selengkapnya baca di http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow.

Dalam Teorinya, Abraham Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi 5 bagian, ada yang menduduki posis dasar yang lebih dikenal dengan kebutuhan dasar (basic needs) hingga mengecil ke puncaknya yang menggambarkan besarnya nilai kebutuhan manusia terhadap macam macam kebutuhan ini.

Untuk saat ini, pada level manakah kebutuhan Perawat?

Dari beberapa diskusi yang dapat saya simpulkan bahwa perawat hari ini membutuhkan hal hal yang sangat mendasar yang berhubungan dengan Kebutuhan Fisiologis, yaitu makan minumdan Kesejahteraan. Kebutuhna akan keamanan secara Legalitas sebahagian telah terpenuhi walaupun hal ini belumlah sempurna karena karena aturan turunan dan elemen pendukung sesuai UUK belum juga rampung diselesaikan.

Namun mengapa seolah kebutuhan akan kesejahteraan ini terabaikan?

Sebenarnya tidak, karena Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka merubahnya sendiri. Artinya apapun kebutuhan kita kitalah yang menentukannya bukan orang lain. Secara individu mungkin hal ini bisa kita sederhanakan dengan mencari kebutuhan itu melalui berbagai cara, hanya saja belum tentu dengan berpraktik sebagai perawat kita akan mampu memenuhinya. Karena nilai penghargaan seorang perawat dimasyarakat yang hingga hari ini belum mendapatkan posisi yang sesuai untuk menopang peningkatan kesejahteraannya.

Cara terbaiknya adalah dengan penetapan regulasi kesejahteraan yang disusun oleh Organisasi Profesi dalam hal ini adalah PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dan disepakati bersama sama dengan pemerintah Pusat maupun daerah. Ada beberapa item dalam Undang Undang No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan yang menyatakan bahwa perawat berhak mendapatkan jasa/imbalan sesuai keprofesiannya. Maka ini adalah celah sempit namun pasti bagaimana OP mampu memanfaatkan seluruh kekuatan yang ada guna mendapatkannya.

Selama ini, belum terlihat adanya aturan yang benar benar mengikat yang ditetapkan OP yang bisa memaksa para Pemilik usaha (Klinik/RS) untuk memberikan gaji kepada perawat sesuai Upah Minimum Regional (UMR) maupun Upah Minimum Propinsi (UMP) sesuai tempat dimana perawat bekerja. Hal ini bias jadi dikarenakan belum tersusun rapihnya sistem keanggotaan dalam OP yang menyebabkan kurang bisa dikoordinirnya para perawat untuk menyatukan pemikiran dan pedoman dalam menentukan gerak langkah perjuangannya.

Seandainya seluruh perawat telah bersatu menjadi anggota Organisasi Profesi yang dibuktikan dengan NIRA ( Nomor Induk Registrasi Anggota) dengan keaktifannya memenuhi kewajiban terhadap OP melalui iuran anggota, maka saya yakin dengan semangat yang sama maka perubahan nasib itu akan dapat tercapai. Namun dengan catatan, setiapa individu perawat tidak berjalan sendiri sendiri dalam memenuhi apapun itu kebutuhannya. Tetapi melangkah bersama sesuai tuntunan yang telah disepakati bersama untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama pula.

Hal lain yang tak kalah penting dibutuhkan seorang perawat walaupun itu tak disampaikannya adalah ilmu dan pengetahuan. Dalam UUK jelas dinyatakan bahwa Keperawatan itu adalah ilmu dan kiat. Kiat disini dimaknai sebagai seni yang mana seharusnya seni ini memerlukan inovasi dengan berdasarkan Rasionlaitas dari nilai nilai keilmuan mendasar yang dipelajari dan difahami oleh seorang perawat. Bagaimana perawat bisa dihargai secara materi ketika tidak ada modifikasi pelayanan yang membuat para penerima asuhan merasa puas kalau kiat merawat klien yang digunakan begitu begitu saja.

Seorang perawat seharusnya jeli dalam melihat setiap keadaan. Karena seorang perawat dalam gugus tugasnya dalah Holistic Care. Dimana perawat seharusnya memperhatikan setiap detail kebutuhan dasar klien yang dilayaninya. Termasuk masalah ilmu dan pengetahuan klien yang semakin berkembang dan pemahaman klien tentang perawatan dan kesehatan yang sudah semakin meluas. Perawat tidak bisa lagi stagnan pada titik keilmuan yang pernah didapatkannya dulu semasa dibangku perkuliahan, namun perawat harus berani keluar dari zona nyamannya saat ini menuju ke zona yang lebih nyaman selanjutnya.

Peningkatan keilmuan ini terutama bagi yang bekerja di institusi baik pemerintah maupun swasta sangat dipengaruhi oleh kepedulian para menejer dan stake holeder yang ada disana. Dalam setiap evaluasi dan mapingyang dilakukan oleh para perencana dan pengatur kebijakan seharusnya setiap indivdu Perawat diperhatikan secara baik perkembangan keilmuan dan pelayanannya. Sehingga kita para menejer berfikir untuk meningkatkan kualitas pelayanan akan semakin tepat sasaran.

Ketika dua elemen dasar ini terpenuhi, maka menurut saya perawat akan nyaman dalam bekerja dan menjalankan Asuhannya kepada klien dengan kondisi dan suasana apapun itu. Perawat akan semakin percaya diri dengan kualitas dan legalitas pekerjaanya dan perawat akan semakin tenang karena kesejahteraannya tak perlu lagi difikirkan dengan mencarinya melalui cara lain diluar pelayanan keperawatannya.

Maka jadilah PERAWAT (Peduli, Elegan, Religius, Aktif, Wawasan luas, Ahli dan Trampil

agar kita SEJAHTRA (SElalu dijaJAH Tahta dan haRtA).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun