Mendengar diskusi yang dilakukan disalah satu radio nasional pagi tadi membuat saya terdetak untuk menuliskan hal ini di dunia maya. Bagi saya ini sangat penting untuk kita renungi dan kaji bersama. Judul diatas merupakan keterwakilan perasaan masyarakat yang berada di kawasan yang mengalami krisis air.
Berbicara krisis air mungkin diantar kita hanya akan membayangkan negara-negara seperti Afrika. Ternyata hal ini nyata berada di depan kita. Jakarta, selaku ibu kota negara ternyata perbandingan jumlah penduduknya dengan ketersediaan air yang ada disana hampir berimbang dengan negara-negara di Benua Afrika. Untung saja Bapak bangsa, Sukarno dan Suharto telah mengantisipasi hal itu dengan perencanaan yang luar biasa melelui mega proyek waduk sebagai penyanggah kecukupan air di Jakarta.
Sumber-sumber penampunagn air hujan seperti ini sangat dibutuhkan sebagai cadangan air dimusim kemarau. Sehinga air yang melimpah ruah disaat musim penghujan dapat tertampung dalam waduk yang bisa menjadi control distribusi air terhadap kawasan disekitarnya. Masyarakatpun akan terhindar dari ketakutan-ketakutan yang ditimbulkan diakibatkan kekurangan air. Dampak dari ketidakterpenuhinya air lingkungan sangat berdampak bagi kehidupan. Untuk mengantisipasi hal yang negative karena jumlah air yang tidak mencukupi, maka Presiden Soeharto saat memimpin juga mencetuskan sebuah gerakan nasional yang bernama : Gerakan Hemat Air (GRAHA).
Gerakan hemat air ini sayangnya tidak tersosialisasikan secara baik, sehingga tidak mengakar merumput menjadi budaya bangsa. Masyarakat tanpa peduli mengamburkan air hanya untuk mencuci pakaian dan kendaraan. Belum lagi pencemaran yang dilakukan masyarakat terhadap sumber-sumber penghasil air yang mengakibatkan sumber daya air kita menjadi tercemat dan kotor. Dengan demikian, berapapun banyaknya air yang kita miliki hanya akan menjadi hiasan mata belaka karena tak bisa kita konsumsi. Dasar itulah yang mengharuskan kita menjaga kelestarian sungai dan kawasan disekitarnya agar prosuksi air tetap mencukupi dan lenstari.
Ketergantungan manusia terhadap air dimasa modern ini sangatlah fital. Berikut akan saya paparkan secara singkat tentang hal ini sesuai yang saya fahami dan amati.
1.Sumber Utama Penyanggah Ekosistem
Kehidupan manusia dalam kondisi apapun takkan terlepas dari apa yang kita namanakan dengan air. Demikian pula dengan keberadaan alam yang takkan pernah terpisahkan oleh kehadiran air. Sebut saya pepohonan. Ini merupakan sumber makanan manusia yang paling utama. Dari peohonan yang hijau ini pula yang akan menghasilkan air yang keluar dari akar-akarnya. Kumpulan air yang mengalir mengairi bumi akan menjadi sungai yang berkumpul dilautan yang luas.Ketika air semakin minim ataupun tidak ada, maka ikan-ikan akan mati bahkan punah, juga tumbuhan-tumbuhan yang ada disana juga akan mengaalami hal yang tak kalah tragis dengan ikan. Yang lebih parah ini juga akan berdampak pada kehidupan manusia.
Kalau ketidakseimbangan seperti ini trejadi, maka kita semua hanya akan menunggu waktu kapan kehidupan ini akan berakhir dari dunia.
2.Sumber Utama Penyanggah Kesehatan
Disadari atau tidak tubuh manusia sama halnya dengan dunia ini dipenuhi dengan air. Sekitar 70 % dari tubuh manusia adalah air, baik dalam bentuk darah maupun cadangan tubuh yang tersimpan dalam otot, kulit, dan lain sebagainya. Ginjal merupakan organ utama pengguna air terbesar karena pada organ ini air akan mengalami proses panjang sebelum dikeluarkan dalam bentuk urine. Ketika manusia kekurangan air, maka kita akan mengalami dehidrasi. Akibatnya, seouruh organ tubuh akan bekerja keras menjalankan fungsinya karena sumber energin mereka sudah semakin berkurang. Lama kelamaan semua organ dalma susunan system organ ini akan mengalami keletihan dan kolaps untuk selama lamanya. Selain rasa haus yang ditimbulkan, kepanikan dan berurangnya konsentrasi juga akan hadir mengiringi kekurangan air yang masuk ke otak manusia. Nafas yang terengah engah sebagai kompensasi paru paru terhadap hal ini, jantung juga akan semakin berdetak kencang karena sedikirnya air yang mengalir disana sedangkan tubuh tetap saja memiliki kebutuhan yang sama terhadap hal ini. Dampak dehidrasi ini sangat komplek bagi kesehatan seseorang.
Kesadaran akan tingginya ketergantungan manusia terhadap air ini menjadi santapan empuk para pebisnis. Dimana mana untukmendapatkan setetes air saja kita harus mengeluarkan uang yang rutin setiap harinya. Dimana mana pebisnis membuka usaha air kemasan dan air yang bisa digunakan untuk memmenuhi kebutuhan harian misalnya untk menyuci dan mandi.
3.Sumber Utama Penyanggah Kebutuhan Kehidupan
Kemarin kemi baru saja berkunjung ke kawasan Danau Toba. Sepanjang perjalanan tak lupa kami diksusikan tentang Danau akibat kaldera terbesar didunia ini. Menurut berbagai sumber, debit air danau tersebut telah semakin menipis, dan ekosistem airnya pun semakin berkurang. Ada beberapa jenis ikan endemic dnau toba yang telah mendekati kepunahan. Hal ini menurut beberapa pendapat diakibatkan karena semakin banyaknya kerambah ikan yang ada disana dan juga enceng gondok yang merajalela serta tumpahan minyak yang dihasilkan oleh KMP (Kapal Motor Penyeberangan) yang menjadi salah satu sarana transportasi di sana.
Penurunan debit air ini berdanpak pula pada kinerja turbin pada PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang dmiliki oleh PT INALUM (Indonesia Asahan Aluminium) yang pasokan listriknya menysuplai hampir semua kebutuhan listrik di Sumatera Utara.
Di tempat lain kami juga melewati sebuah PLTA yang ada dikawasan Kecamatan Parbuluan ang bernama PLTA Renun. Tempat ini dijadikan PLTA mungkin dulunya disini masih banyak hutan hutan sebagai penghasil utama air, seiring dengan penggundulan hutan yang ada, maka debt air semakin surut. Sehingga proyek ini terbengkalai yang merugikan negara mungkin hingga ratusan Miliar Rupiah. Ini dapat kita lihat dengan tandusnya hutan yang ada dikawasan tersebut. Saya juga kurang tahu pasti apakan tandusnya lahan disana terjadi secara alamiah atau dikarenakan ulang tangan manusia.
Dengan 2 fakta dan data diatas, teergambarlah betapa manusia modern saat ini sangat memiliki ketergantungan tinggi terhadap air dalam menopang kehidupannya. Mulai dari kebutuhan primer berupa makanan dan minuman hingga kebutuhan tersier berupa listrik dan kendaraan yang juga harus tetap bersih dengan menggunakan air.
Sunggu demikian tinggi kebutuhan manusia terhadap air sehingga tak salah jika air merupakan ruh dan jiwa manusia. Kalau tak ada air, apa kata dunia?
Go Green
Tren dunia modern sat ini adalah Go Green. Bagaimana semua program dan kegiatan yang dilakukan manusia diarahkan pada stu tujuan yang sama yaitu penghijauan. Penanaman sejuta pohon pun dilakukan bahkan aturan pemerintahpun tentang penggunaan lahan diarahkan kesana, dimana pada sebuah kawasan diharuskan memiliki minimal 30 % lahan terbuka hijau untuk tumbuh tumbuhna dan sumber air. Hal ini semata mata bukan hanya untukmenghijaukan lingkungan, namun juga sebagai penyanggah resapan air. Jadi, ketika hujan turun air yang dating akan diserap oleh tanah dan dimanfaatkan oleh tumbuhan untk membantu proses metabolismenya. CO2 yang dikeluarkan akan membantu penebalan lapisan ozon sebagai elawanan terhadap efek rumah kaeca yang selama ini ditimbulkan. Sedangkan air resapan yang dihasilkan juga bisa sebagai cadangan air dilingkungan agar saat kemarau tiba cadangan air masih mampu memenuhi kebutuhan.
Kebijakan Pemerintah
Dibutuhkan kebijakan pemerintah untk mengatur hal ini. Ini dibutuhkan karena penggunaan air adsalah bahagian dari hajat hidup orang banyak. Sesuai amanah Undang Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa air, tanah dan udara adalah milik negara dan dimanfaatkan sebaik baiknya untuk kepentingan rakyat. Maka, hemat saya dibuthkan aturan turunannya berupa Undng Undang dan Permen atupun Kepmen untuk hal ini. Dalam hari air sedunia kali ini, Indonesia dokejutkan dengan pemakjulan terhadap Undang Undang tentang Air. Sungguh sebuah ironi memang. Disaat semua orang bergumul dengan kekurangan air, pada saat yang bersaam pula Negara tak mengatur regulasinya secara baik.
Rakyat miskin seolah tak berhak memperoleh air bersih dan berkualitas dikarenakan mahalnya ahrga air yang harus mereka bayar. makan dirumah atau dirumah makan semua sama saja, urusan air tetap saja kita harus membayar. Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak menganggap penting akan keberadaan air. Negara negara maju, menempatkan air sebagai prioritas, sehingga mereka membuat sebuah Undang Undang untuk hal itu bahkan menentukan kementrian khusus untuk mengaturnya.
Semoga saja amanah yang tertuang dalam salah satu pasal UUD 1945 akan menjadi acuan dasar pemerintah untuk melindungi hak-hak dasar rakyatnya. Negara seharusnya mampu menjamin hal ini dirasakan oleh semua warga negara, bukan malah waraga negara menjadi korban bisnis para cukong dan orang orang yang hanya memikirkan materi dibalik kebutuhan manusia terhadap air yang semakin menigkat dengan jumlah cadangan air yang kian menyusut.
Selamat Hari Air Sedunia
Selamatkan Umat Manusia Dengan Berhemat Air
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H