Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merdeka Belajar, Merdeka Menggali Makna dalam Habitus Jurnal

10 September 2024   08:08 Diperbarui: 10 September 2024   11:32 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pengalaman sehari-hari hanyalah peristiwa dan waktu belaka tanpa pemaknaan di dalamnya. Namun, pengalaman menjadi makna yang menghidupkan tatkala hati dan budi sinergis membangun kebiasaan baik dalam olah refleksi yang menggerakkan batin pada karya Sang Ilahi." (Audacia)

Ada kebiasaan baru yang dilakukan Fajar di sekolahnya saat ini, yang tidak ada di sekolah sebelumnya, yakni menulis jurnal harian di akhir setiap hari. Lima belas menit sebelum pulang, setiap siswa diberi kesempatan menulis jurnal harian dalam keheningan di dalam buku jurnal, demikian pula guru yang mengajar di kelasnya. Setiap guru dan siswa bergulat dalam evaluasi dan refleksi penuh makna dalam keseharian.

Tidak mudah bagi Fajar untuk memulainya, untuk melihat pengalaman yang menarik dari pagi hingga siang lalu memaknainya dalam bingkai daya guna dalam hidup dan daya rahmat dari Sang Ilahi.

Tak jarang Fajar termenung cukup lama, bingung apa yang akan ditulisnya, bingung apa makna di balik pengalamannya, dan bingung apa rencana Tuhan atas hidupnya.

Hari demi hari, lembar demi lembar, pengalaman dan makna mulai mengalir. Fajar mulai menemukan ritme dalam menulis jurnal bahkan Fajar mulai menikmati dengan gembira aktivitas harian menulis jurnal itu.

Fajar mulai menemukan habitus atau kebiasaan baru dalam berefleksi, dalam memaknai pengalamannya setiap hari. Fajar benar-benar merasakan indahnya menulis jurnal karena ada petualangan makna yang selalu dia lakukan di siang hari menjelang pulang sekolah.

Merdeka Belajar, Merdeka Berefleksi

Pendidikan selama ini sering kali jatuh pada rutinitas transfer ilmu pengetahuan belaka. Situasi batin pendidikan terfokus total pada pemahaman materi dan hasil yang mengagumkan sehingga mendapatkan predikat akademik yang membanggakan. Tidak ada yang salah dengan fakta dan paradigma itu, namun apakah pendidikan hanya sebatas itu?

Sejatinya pendidikan yang merupakan proses memanusiakan manusia sudah seharusnya memberi ruang dan waktu, peluang dan sarana, bagi setiap insan pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya dan berkembang secara menyeluruh.

Pendidikan seharusnya merambah pada kedalaman humaniora setiap insan pendidikan, pendidikan sungguh-sungguh mengusahakan perkembangan yang holistik menjadi manusia yang seimbang dalam olah akal budi, olah hati dan nurani, serta olah komitmen diri pada kebaikan dan kebajikan. Belajar materi secara akademik mesti mendapat porsinya, namun belajar mengolah hati dan komitmen hidup juga sudah semestinya mendapat porsi yang seimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun