Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Mengelola Perkataan dengan Bijak

5 Juni 2024   05:05 Diperbarui: 5 Juni 2024   05:08 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunikasi yang bijak membangun komunitas yang kondusif. Sumber: https://professional.dce.harvard.edu

Maxwell menegaskan dengan baik dalam bukunya The Maxwell Daily Reader tentang bijak dalam perkataan, bahwa jika kita memiliki sesuatu yang pantas untuk dikatakan, sebaiknya dikatakan dengan singkat dan tepat. Jika tidak memiliki sesuatu yang pantas dikatakan, kadang yang terbaik adalah tetap diam. Pernyataan ini sungguh menjadi pengingat yang baik bagi kita untuk bijak dalam situasi tertentu, menjaga sikap dan juga menata ucapan.

Ada tipe orang yang selalu mendominasi pembicaraan sehingga tidak bisa mendengarkan orang lain bahkan tidak bisa memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara. Dalam perjumpaan, orang tipe ini akan terus-menerus berbicara tiada henti, bahkan lawan bicaranya merespon pun tidak pernah direspon balik. Banyak orang akan merasa jengkel, kesal hatinya, bahkan tidak mau berkomunikasi karena merasa tidak ada empati dalam komunikasi.

Di sisi lain, ada orang yang sangat irit dalam berbicara dan cenderung pasif dalam komunikasi sehingga kehadirannya hanya raga dan jiwa tanpa kata-kata yang terucap. Perjumpaan seperti ini juga akan menyebabkan komunikasi pincang karena kita harus aktif dan kreatif untuk mengembangkan topik pembicaraan.

Sejatinya komunikasi yang sehat adalah adanya keseimbangan yang baik antar pribadi yang terlibat di dalamnya sehingga topik pembicaraan mengalir dan berkembang dengan baik. Bahkan lebih dari itu, setiap pribadi yang terlibat dalam komunikasi sungguh merasakan simpati dan empati satu sama lain sehingga memiliki kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan. Keseimbangan dalam komunikasi sesungguhnya menjadi harapan ideal dalam dinamika kehidupan ini.

Namun dalam konteks tertentu, keseimbangan bukan semata-mata tentang keseimbangan berbicara dan mendengarkan namun terkadang keseimbangan itu terletak pada pilihan bijak dalam diri dalam mengekspresikan kata-kata karena situasi yang terjadi. Ada kalanya, kita harus berbicara lebih banyak karena memang diharuskan untuk berpendapat atau menjelaskan sesuatu hal. Sebaliknya, bisa terjadi kita benar-benar irit kata dan lebih banyak mendengarkan karena sedang dalam situasi memahami dan mengeksplorasi sesuatu hal.

Kemampuan berkomunikasi menjadi indikasi kematangan pribadi. Sumber: https://www.linkedin.com/pulse
Kemampuan berkomunikasi menjadi indikasi kematangan pribadi. Sumber: https://www.linkedin.com/pulse
Belajar bijak dalam mengelola kata-kata senantiasa menjadi proses belajar sepanjang hayat agar mampu menempatkan diri pada nilai-nilai yang seharusnya dan sepantasnya. Semua itu perlu dilatih karena dalam hidup ini yang paling sulit dikendalikan adalah diri kita sendiri sehingga pembelajaran dan pembiasaan diri senantiasa menjadi kesadaran yang tak kunjung henti. Menyadari dan menerapkan kebijaksanaan dalam relasi dan komunikasi menjadi agenda utama dalam dinamika kehidupan ini: kapan harus berbicara banyak, irit berbicara, atau justru banyak mendengarkan. Jika tidak hati-hati, egoisme diri akan memporak-porandakan kebijaksanaan itu.

Sungguh sebuah kesadaran yang senantiasa harus dijaga sebagai nyala lilin kehidupan, membangun kematangan diri dan kedewasaan relasi dengan sesama. Saatnya selalu belajar mengelola kata-kata untuk selalu menjadi bijak sebagai pribadi dan masyarakat sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun