Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menumbuhkan Keyakinan Diri sebagai Prioritas

18 April 2024   07:07 Diperbarui: 18 April 2024   07:30 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keyakinan, Harapan, dan Tindakan dalam hidup. Sumber: https://giftoflifeadoptions.com

Presiden Franklin Delano Roosevelt menegaskan, "Satu-satunya batas untuk mewujudkan hari esok kita adalah keraguan kita hari ini." Keraguan senantiasa merusak segala hal yang menjadi impian setiap pribadi. Keraguan memperlemah kekuatan pikiran sehingga pribadi jatuh pada hal-hal negatif dan akhirnya menjadi halangan bagi diri sendiri untuk maju melangkah. Keraguan melunturkan militansi hidup setiap pribadi dan tergantikan dengan kekhawatiran dan ketakutan pada risiko dari setiap langkah kehidupan.

Keyakinan diri menjadi antitesis dari sebuah keraguan sehingga menjadi nyala api gagasan yang cemerlang dan tekad untuk maju pantang menyerah. Orang tidak jatuh dan terbelenggu oleh pikiran dan asumsi negatif belaka namun mampu memberikan keyakinan pada diri untuk menggapai harapan. Inilah yang menjadi sebuah rangkaian kuat dalam kehidupan bahwa keyakinan memberikan harapan untuk hidup yang lebih baik.

Seorang anak kecil yang sedang belajar naik sepeda, seringkali merasa takut dan tidak segera andal dalam bersepeda karena justru lingkungan yang membentuknya. Orang dewasa di sekitarnya justru memberi stimulus negatif: "Awas nanti jatuh", "Hati-hati bahaya", "Awas nabrak", "Banyak kendaraan lewat, sudah saja belajarnya", "Nah bener kan, jatuh lagi", dan seterusnya. Anak-anak tidak mendapat keyakinan tapi justru dikuatkan dalam keraguan, yang menjadikan mereka susah untuk bisa bersepeda.

Keyakinan sangat dibutuhkan untuk memampukan dalam berbagai hal. Keyakinan mampu meruntuhkan keraguan dan kekhawatiran dalam diri. "Bagus, fokus terus", "Ayo genjot terus, yang mantap", "Jatuh lagi ya, nggak apa-apa, coba lagi yuk", "Kamu pasti bisa", dan bahasa-bahasa positif sejenisnya merupakan stimulus yang mampu memberikan keyakinan pada anak-anak sehingga bisa lekas bisa bersepeda.

Membangun keyakinan diri. Sumber: https://saddleback.com/watch
Membangun keyakinan diri. Sumber: https://saddleback.com/watch
Keyakinan mampu memberikan harapan nyata dalam mengusahakan sesuatu hal. Bahkan, harapan itu akan melahirkan perbuatan nyata untuk mewujudnyatakan apa yang sedang diharapkan. Harapan itu sangat menentukan tindakan nyata ke depannya. Keyakinan benar-benar menjadi akar yang kuat dalam diri manusia untuk membangun kebiasaan baik yang berkualitas dan berkelanjutan. Kesatuan hati dan budi menjadi wujud nyata keyakinan dalam diri.

Hidup sejatinya bukan kebetulan, hidup sudah seharusnya ditata dan dikembangkan dalam rangkaian keyakinan, harapan, dan tindakan. Seperti yang ditegaskan oleh Kerry Randall, seorang pengacara, "Hidup tidak akan menjadi lebih baik dengan kebetulan, hidup akan menjadi lebih baik dengan perubahan. Dan perubahan ini selalu ada dalam diri seseorang...". Sudah waktunya membangun kesadaran diri pada desain hidup yang memiliki keyakinan, harapan, dan tindakan nyata. Senantiasa semesta mendukung semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun