Keheningan dan ketenangan jiwa menjadi keindahan dan kelegaan diri untuk membangun relasi dengan Sang Ilahi. Mencecap setiap rasa dan asa dalam keagungan-Nya, mengalirkan kelegaan-kelegaan jiwa ke seluruh sanubari, berharap penuh makna pada berkat dan rahmat-Nya.
Tutur kata terurai dalam ketulusan hati bersyukur dan memuji, betapa agung dan mulia karya-Nya untuk manusia dan semesta. Kata demi kata terangkai penuh makna, memohon rahmat dan berkat untuk hidup penuh makna demi kemuliaan Sang Pencipta. Tertata dan mengalir kata-kata teduh penuh harpan, bukan kata-kata tegas meminta dan memaksa karunia-Nya. Dialah, Sang Ilahi penuh kuasa dan besar karya-Nya.
Datang kepada-Nya dalam ketekunan diri merangkai segala rasa dan asa, bukan hanya di kala butuh dan datang meminta. Datang kepada-Nya dalam setiap waktu untuk selalu belajar tentang makna kehidupan di hadapan-Nya, bukan lupa di kala jaya dan bahagia. Datang kepada-Nya dalam penyerahan diri secara total dan loyal, karena manusia berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya pula.
Dalam keheningan dan ketenangan jiwa, memastikan diri bahwa doa bukanlah sekadar meminta-minta bahkan memaksa di kala duka dan lara. Doa senantiasa menjadi komunikasi batin yang mengolah jiwa dan raga, yang mengalirkan kasih pada diri dan sesama, dan yang memberikan buah-buah makna untuk selalu bersahaja dan bijaksana. Doa menjadi sinergi karya dalam hidup bersama sesama dan semesta demi kemuliaan-Nya di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H