Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memberi Makna bersama Pagi dalam Menata Hari!

5 Agustus 2023   08:48 Diperbarui: 5 Agustus 2023   08:48 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diambil dari: www.apartmenttherapy.com

Di ujung meja kerja tanpa sedikit pun terucap sepatah kata mengurai malam yang sudah lewat dan menyambut pagi yang siap memberi asa dan rasa dalam setiap detik dentangan jarum jam. Setia memberikan kesegaran pagi melegakan jiwa merasuk ke dalam relung-relung hati menggugah jiwa dan menggurat makna pagi untuk diri dan dunia. Duduk termenung, penuh syukur, dan puji atas hari baru, siap menggayut kelegaan di ujung meja itu.

Memulai segalanya dengan baik dan positif, itulah sebuah keutamaan dalam hidup. Menapak dan melangkah beranjak dari pembaringan dengan sebuah asa dan euforia hari bahwa segalanya akan indah dan bermakna bersama semesta dan Sang Pencipta. Biarlah pikiran, perasaan, dan setiap langkah yang terselubung dalam jiwa dan raga menjadi nada-nada kehidupan yang berbuah inspirasi dan motivasi bagi setiap sanubari untuk menemukan sebuah arti esensi tentang kebijaksanaan yang tak akan pernah berhenti.

Pagi akan segera berlalu menyapa siang dan memberi kabar pada malam, biarlah sejenak meneguk air kehidupan yang sudah tertuang untuk melegakan raga yang penuh rasa untuk menemukan makna dalam setiap daya upaya hari ini. Jangan hancurkan pagi dengan ego yang menutup mata hati pada empati dan simpati untuk dunia yang selalu memberi filosofi pada setiap budi dan hati.

Pagi terus melangkah dalam senyum penuh makna. Mentari menyapu seluruh raga menghantarkan seluruh jiwa pada penelusuran hidup yang sungguh misteri. Sekali lagi menggapai gelas di ujung meja, air mengalir merasuk seluruh raga, jejak kaki terurai dalam setiap dinamika kehidupan, dan senja siap menanti dalam kelegaan malam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun