Manusia memainkan seni itu dalam setiap tutur, rasa, budi, dan langkah dalam setiap detiknya. Hembusan nafas menjadi absolut bahwa manusia harus selalu belajar untuk kebaikan dan kebajikan. Hidup adalah seni menjadi baik dan bijak dalam segala tatanan dan uraian tentang dunia itu sendiri.
Kata-kata bijak terurai dalam The Maxwell Daily Reader, "Menjadi bijak dalam kehidupan: memuji orang secara terbuka dan mengkritik orang secara pribadi." Sebuah pernyataan yang memberikan kemantapan pikiran dan hati dalam bertindak sehingga menjadi bijak dalam menjalin relasi dengan sesama. Pujian yang tulus merupakan pintu yang baik untuk membangun buah-buah kebaikan satu sama lain sehingga ada kelegaan dan keteduhan dalam berelasi. Kritik yang tepat juga senantiasa membawa setiap pribadi pada kematangan dan kedewasaan diri.
Banyak orang sulit untuk memuji dan bergembira atas keberhasilan dan kesuksesan orang lain. Sebaliknya, iri hati seringkali menjadi sesuatu yang dominan sehingga membuahkan semangat negatif pada orang lain. Ikut bergembira dan memuji atas kehebatan dan keberhasilan orang lain sejatinya menjadi sebuah benang merah yang ampuh dan dahsyat untuk menjalin kesatuan hati dan budi antar pribadi sehingga ada semangat saling belajar dan menghargai satu sama lain. Pujian juga menjadi sebuah kerendahan hati pribadi yang siap memberi pengakuan atas eksistensi orang lain.
Demikian pula dengan kritik, sesungguhnya adalah hal yang positif dan membangun ketika berada pada porsi dan konteksnya. Kritik yang menghancurkan adalah kritik yang hanya menuntut orang lain berubah dan disampaikan pada kesempatan yang tidak tepat. Kritik senantiasa membangun tatkala benar-benar ada keseimbangan untuk memberi masukan dan mau mendengarkan orang lain sehingga melahirkan berbagai terobosan-terobosan yang mengembangkan satu sama lain. Di samping itu, kritik hendaknya disampaikan pada situasi dan konteks yang tepat dan tetap mempertimbangkan privasi pribadi.
Pujian dan kritik menjadi aspek yang sangat vital untuk mengembangkan diri, kelompok, komunitas, dan lingkungan. Di sisi lain, gosip seringkali menjadi peluang untuk merusak diri dan jejaring setiap pribadi. Telah dikatakan bahwa orang-orang besar suka berbicara tentang ide-ide, sementara orang yang biasa-biasa saja suka berbicara tentang diri mereka sendiri, dan orang-orang kecil suka berbicara tentang orang lain. Pujian dan kritik yang bijak menjadi bagian dari kehidupan orang-orang besar dalam mengolah dan mengembangakan ide-ide besar.
Perdana Menteri Inggris Winston Churchill pernah menegaskan, "Ketika burung rajawali sedang diam, burung kakatua mulai mengoceh." Orang yang hebat dan berkembang ibarat burung rajawali, yang terbang tinggi, belajar dari lingkungan, menginspirasi, dan siap bergerak. Mereka tidak sibuk mengoceh tentang berbagai hal yang menghabiskan energi dan waktu tanpa solusi dan inspirasi. Manajemen diri senantiasa menjadi sebuah keutamaan dalam menata hidup.
Bijak dalam kata-kata dan perbuatan menjadi kebutuhan mendasar bagi manusia untuk selalu belajar. Belajar dengan pujian dan kritik adalah sebuah keutamaan yang menjadi pilar untuk menjadi manusia bijak yang selalu berkembang dan siap belajar sepanjang hayat dalam akal budi yang sehat, hati yang kuat, dan komitmen yang selalu semangat. Selalu belajar memberikan pujian yang tulus dan menyampaikan kritik yang bijak senantiasa menjadi habitus yang terus diusahakan, termasuk menghindari gossip yang tidak pernah membawa berkah dan buah kebaikan.
Penulis novel Robert Louis Stevenson mengingatkan, "Jangan menilai tiap hari dari panen yang Anda kumpulkan, tetapi nilailah dari benih yang Anda tanam." Waktunya untuk bertekun dalam menanam benih kebaikan dan kebijaksanaan dalam kehidupan ini. Semesta dan Pencipta senantiasa mendukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H