Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi tentang Mengambil Risiko: Menegangkan, Menyenangkan, dan Mengembangkan

26 Juli 2023   09:21 Diperbarui: 26 Juli 2023   09:22 2006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi diambil dari: www.inc.com

Hidup itu risiko. Hanya kematian yang terhindarkan dari risiko. Sejatinya menikmati hidup juga menikmati risiko itu dengan sukacita untuk bertumbuh dan berkembang. Pribadi yang hebat akan selalu menempatkan risiko dalam pikiran dan hati secara positif untuk menentukan langkah hidup yang kondusif dan reflektif.

Dalam bukunya The Difference Maker, John C. Maxwell menekankan, "Kehidupan berarti risiko". Sejak lahir setiap pribadi menikmati kehidupan nyata dalam realita, yang berarti siap menikmati juga risiko yang ada dalam kehidupan ini. Kehidupan ini merupakan dinamika sinergis tentang kesempatan dan risiko dalam setiap kebijaksanaan dan keputusan setiap pribadi untuk mengolahnya.

Banyak orang sangat khawatir dengan kegagalan karena dirasa akan menghancurkan hidupnya, menjauhkan hidupnya dari kebahagiaan dan kegembiraan. Banyak orang sangat takut mencoba hal baru karena dirasa menggangu zona nyamannya dan bisa jadi mengacaukan segala rencana dan harapan yang sudah ditata dengan baik. Bahkan, tantangan dianggap sebagai sebuah ancaman besar dalam hidup yang dapat merusak kenyamanan hidup yang sedang dinikmati.

Mari melihat sisi lain dari kegagalan, tantangan, ataupun risiko dalam hidup! Hidup tak akan lepas dari semua itu. Setiap pribadi tidak bisa lari dari kenyataan akan kegagalan, tantangan, dan risiko dalam hidup ini. Sehebat-hebatnya menghindarinya, pasti akan ada waktunya harus menghadapi dan menjalaninya. Oleh karena itu, kegagalan, tantangan, dan risiko dalam hidup sejatinya dipandang sebagai sebuah kesempatan yang menegangkan, menyenangkan, dan mengembangkan diri dan hidup setiap pribadi. Persepsi positif mesti dipakai dalam menghadapi semua itu, maka buah-buah positif dengan sendirinya akan tumbuh dan berkembang.

Penulis naskah pidato, Charles Parnell pernah berkata, "Terlalu banyak orang memiliki pengalaman yang dapat dikatakan sebagai 'pengalaman hampir hidup'. Mereka memasuki kehidupan dengan ragu-ragu dan begitu takut gagal hingga mereka belum pernah mencoba memenangkan hadiah yang besar, tidak pernah mengenal sensasi mencapai home run atau bahkan sensasi sekali pukul langsung berhasil."

Kesempatan atau peluang untuk sukses terabaikan dan dikalahkan oleh risiko, keraguan, ketakutan, dan kekhawatiran yang dibuat oleh diri sendiri. Paradigma tentang kehidupan sudah waktunya berubah dengan mantap menjadi sebuah paradigma positif atas kehidupan ini, bahwa setiap risiko harus diambil dalam kehidupan ini dan percayalah sukacita, kesuksesan, dan kelegaan jiwa akan mengalir mengikutinya. Segala sesuatu akan indah pada waktunya seiring dengan kegigihan berjuang dalam kehidupan ini. Risiko sejatinya menjadi sebuah kesempatan dan peluang untuk tumbuh dan berkembang dalam kehidupan ini.

Penulis, penyair, dan kritikus seni dari Prancis Guillaume Apollinaire pernah menulis dengan keren dan bermakna:

Datanglah ke pinggir. Tidak, nanti kami jatuh.

"Come to the edge," he said. "We can't, we're afraid!" they responded.

Datanglah ke pinggir. Tidak, nanti kami jatuh.

"Come to the edge," he said. "We can't, We will fall!" they responded.

Mereka datang ke pinggir.

"Come to the edge," he said. And so they came.

Ia mendorong mereka dan mereka terbang.

And he pushed them. And they flew."

Orang-orang yang terbang atau sukses dalam kehidupan ini selalu datang ke pinggir (mengambil risko karena ada kemungkinan jatuh) terlebih dahulu. Ketika setiap pribadi ingin mengambil sebuah peluang atau pun kesempatan, maka mereka harus berani mengambil risiko dengan sukacita, bukan dengan keterpaksaan seolah-olah tidak ada pilihan lain. Kegagalan ataupun kesalahan dalam hidup bukanlah sebuah aib, namun justru sebaliknya merupakan kesempatan yang hebat untuk belajar dan belajar menjadi lebih kuat dan berkembang. Jangan pernah jatuh pada penyesalan di kemudian hari, bahwa kita tidak mengambil risiko itu di waktu yang lalu. Mindset positif dan keputusan yang mantap dalam mengambil risiko adalah kunci dari dari kehidupan yang menyenangkan dan bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun