Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Refleksi tentang Menjadi Kaya: Siap Memperkaya Orang Lain

25 Juli 2023   10:25 Diperbarui: 5 Agustus 2023   12:00 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjadi kaya. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Menjadi kaya bukan semata-mata tentang kelimpahan harta dan materi. Menjadi kaya sejatinya tentang kuasa diri untuk mengembangkan orang lain dalam ketulusan dan kemurahan hati. 

Siap menjadi kaya, berarti siap mengulurkan tangan bagi sesama, siap menata hati untuk segala dinamika hidup, dan siap melangkah tanpa sesah dan peluh.

John C. Maxwell dalam Becoming a Person of Influence menuliskan, "Tidak seorang pun menjadi kaya kecuali ia memperkaya orang lain." 

Ketika kita memperkaya orang lain dengan membantu mereka bertumbuh dan berkembang secara optimal dan seturut potensinya, kita telah menyalurkan sukacita yang begitu besar bagi diri kita sendiri dan sesama sehingga kualitas diri menjadi nyata dan berguna dalam kehidupan ini.

Guru atau pendidik sejatinya merupakan panggilan hidup yang begitu mendalam, berpartisipasi aktif dalam usaha memanusiakan manusia menuju taraf insani. 

Guru bukanlah sekadar profesi ataupun pekerjaan, namun lebih dari itu ada filosofi dan spirit yang begitu humanis dalam membantu anak didik belajar dan berkembang sesuai potensi dan latar belakangnya. 

Guru terlibat dalam proses memperkaya anak didik sehingga berkembang secara menyeluruh, baik dalam kerangka akal budi, hati nurani, rasa peduli pada sesama, dan konsistensi komitmen pada kebaikan dan kebajikan.

Dalam hidup berkeluarga, peran orang tua begitu hebat dan dahsyat dalam perkembangan anak-anak dari sejak lahir, kanak-kanak, remaja, dan menuju dewasa. 

Segala perjuangan dan pengorbanan benar-benar menjadi curahan hati dalam ketulusan demi perkembangan anak menjadi manusia yang baik dan berakhlak. 

Illustrasi diambil dari: www.booksie.com
Illustrasi diambil dari: www.booksie.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun