Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumus Sederhana tentang Kehidupan: Berikan Harapan!

22 Maret 2023   06:44 Diperbarui: 22 Maret 2023   06:48 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup itu sederhana: memulai hari dengan harapan, menjalani hari dengan penuh harapan, berbagi harapan dengan sesama, dan menutup hari di kala malam dalam kebahagian penuh syukur dan harapan di hari esok.

Seorang waratwan bertanya pada Perdana Menteri Winston Churchill, yang memimpin Kerajaan Inggris dalam masa-masa kegelapan Perang Dunia II, senjata terberat apa yang dimiliki negerinya untuk melawan rezim Nazi, Hitler. Tanpa ragu sedikit pun, Churchill berkata, "Senjata paling berat yang selalu dimiliki Kerajaan Inggris adalah harapan".

Hidup tanpa harapan adalah sebuah kesia-siaan belaka yang pada akhirnya jatuh pada rutinitas semu yang membawa pribadi pada pengalaman hidup yang tak bermakna bagi diri dan orang lain. Hidup tanpa harapan, meniti pagi menjelang siang hingga malam datang kembali hanyalah sebuah hitungan langkah dan hembusan nafas yang tak ubahnya kalkulasi kehidupan yang bercerita tentang penambahan waktu dari detik, menit, jam, dan hari demi hari. Pada waktunya, pribadi tanpa harapan hanya mampu menapaki kehidupan pada tataran mengurai peristiwa per peristiwa tanpa tujuan yang penuh idealisme dan target yang menantang.

Harapan sejatinya adalah salah satu kata yang paling kuat dan mampu membangkitkan energi dalam setiap langkah kehidupan ini. Hidup tanpa harapan sesungguhnya mati karena tidak ada gairah dan euforia pada perayaan kehidupan sebagai sebuah rahmat yang patut disyukuri dan sebagai sebuah berkat yang layaknya berbagi pada sesama. Harapan adalah sesuatu yang memberikan kita kekuatan untuk tetap bertahan dan maju terus dalam berbagai keadaan apapun. Kekuatan membangkitkan energi pada akhirnya melahirkan kegairahan dan inspirasi untuk menatap masa depan yang lebih baik.

Dalam sebuah pertandingan bola yang penuh ketegangan dan dramatis, sebelum peluit tanda berakhirnya pertandingan segala sesuatu masih mungkin terjadi: yang kalah menjadi menang atau sebaliknya, atau pun masing-masing bisa mempertahankan keadaan yang sedang dihadapinya. Hitungan detik dalam durasi pertandingan adalah sesuatu yang berharga untuk menentukan siapa pemenangnya. Harapan yang ada di dalam setiap pribadi memberikan motivasi dan kekuatan yang tinggi untuk berjuang, bahkan menembus batas kewajaran fisik mereka. Satu menit terakhir pun dapat menjadi penentu siapa pemenangnya.

Pribadi, tim, komunitas, apapun itu yang memiliki harapan adalah kesempatan sekaligus modal yang tepat untuk menjadikan segalanya nyata, baik, dan bermakna. Dalam pendakian gunung yang begitu panjang dan melelahkan, harapan dalam diri setiap pribadi adalah kunci mujarab untuk menuntaskan hingga puncak. Tanpa harapan, maka dalam setiap langkah pendakian hanya terurai tentang keluhan, umpatan, dan kekecewaan yang pada akhirnya memperlemah semangat untuk terus mendaki. Harapan dan kata-kata positif senantiasa menjadi sebuah generator yang memampukan segalanya nyata di puncak gunung.

Dikatakan bahwa seseorang dapat hidup 40 hari tanpa makanan, empat hari tanpa air, tetapi hanya empat detik tanpa harapan. Mulai dari bangun pagi, di sanalah harapan menjadi roh penggerak setiap pribadi yang akan menuntun dan menentukan gerak langkah kehidupan hingga malam kembali datang. Saatnya memberikan harapan pada diri sendiri dan sesama sehingga hidup menjadi hidup dalam kehidupan yang menghidupi setiap langkah kehidupan yang ada.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun