kepasrahan yang mulai tergurat kecewa dan miris tak mampu menikmati situasi. Langkah terhenti pada suatu keragu-raguan yang membekukan segala daya upaya, menghentikan segala rasa untuk mengukir kisah seiring waktu yang terus berjalan. Terpaku dalam kegelapan, mencoba mengalirkan asa pada cahaya yang mau datang untuk segera. Tanpa pesan dan kabar berita, kegelapan menyelimuti segala ruang tanpa tertembus pandang, hanyalah sebuah
Hujan masih terus mengguyur, rembulan terhalang segala gejala semesta, dan cahaya masih belum juga beranjak dari peraduannya. Di sebuah pojok penuh asa, hati dan budi terbelenggu dalam kegelapan, bergejolak dalam rasa dan asa, amarah dan harapan, pasrah dan yakin terang akan datang. Semua raga dan jiwa harus terduduk dalam keterbatasan dan harapan.
Cahaya kecil mulai memendar dari sebatang lilin yang dengan rela dan setia mengorbankan dirinya demi pancaran yang memberikan harapan bagi setiap insan di ruangan itu. Datang dengan kesederhanaan, memancar dengan segala keikhlasan yang tak sedikit pun menuntut balasan atau pun pujian.
Kegelapan atau pun kegagalan dalam hidup bukanlah sebuah kemuraman hidup yang harus terus-menerus diratapi. Raga dan jiwa dengan segala daya hati dan budi senantiasa siap memendarkan cahaya di dalam diri laksana lilin kecil yang memberikan harapan dan kebahagiaan di kala gelap.
#AM32 (Aliran Makna), Sebuah aliran makna untuk dunia yang lebih baik, berdaya guna, dan melegakan segala jiwa dalam kesatuan hati dan budi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H