Datang dengan segala fenomena, ada pertanda yang begitu meggerakkan raga dan jiwa untuk segera menata diri memberikan perhatian pada diri dan sekitarnya. Angin berhembus begitu kencang, menerjang segala asa dan masa tanpa harus menanyainya. Awan gelap terhampar di langit, memberikan pertanda pada dunia akan datangnya kegelapan tanpa cahaya yang menembusnya dari cakrawala.
Datang dengan segala dinamika, ada suara yang menderu memecah keheningan dunia agar manusia memastikan jiwa dan raga pada sebuah rasa yang aman dan nyaman. Kilat menyambar ke segala arah menggiring dunia pada keheningan dan menghentikan segala dinamika dalam ketermanguan tanpa perlawanan atas segala peristiwa alam itu.
Datang terkadang tanpa fenomena, menguyur dunia tiba-tiba dengan tumpahan yang terus-menerus membasahi dan mengaliri segala yang ada. Membersihkan dan menyegarkan dunia dari segala gerah dan parahnya suasana pada sebuah rasa. Walau terkadang, menghempaskan segala yang ada dan menyeretnya dalam bencana yang membawa duka dan lara.
Pada akhirnya, hujan menjadi bagian kehidupan manusia dan semesta yang tak dapat dihindari namun manusia dapat belajar karenanya. Bersyukur karenanya, dunia tanpa hujan pastinya akan menjadi derita yang tak kunjung henti. Bijaksana pada semesta untuk memeliharanya, senantiasa hujan tidak menjadi petaka dan bencana bagi dunia.
Meniti makna dan mengolah jiwa pada hujan di suatu masa, biarlah semua itu menjadi satu cerita tentang semesta dan biarlah manusia menikmati segala butiran kesegaran itu dalam keheningan jiwa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI