rumah, mata tertuju pada kesetiaan dan kesabaran yang mendalam, pada raga yang begitu kokoh tak mengenal keluh dan kesah walau terik mentari ataupun guyuran hujan bertubi-tubi. Hati ini tertegun tatkala mencoba merunut betapa hebat perjuangan dan kehidupannya dalam pendiriannya yang begitu teguh dan luhur. Menatap dari dalam
Masih menatap dari dalam rumah ini, ada keramahan dan kesantunan yang selalu tergurat dalam senyum simpul yang memberikan keteduhan. Ada kekuatan dan kedisiplinan yang memberi hati ini kenyamanan dan ketentreman. Betapa kagumnya hati ini, betapa besar makna yang terurai dalam sikap tanpa kata itu.
Masih menatap dari dalam rumah ini di kala malam mulai larut, dengan mata sayu mulai menarik tirai untuk segera ke peraduan, sejenak menatap ke luar, tetap terjaga dalam jiwa dan raga penuh daya. Tanpa kata, tanpa rangkaian kalimat yang mengukir wacana, semua diam dalam keheningan. Namun, daya dan upaya terus mengalir dan mengalir tanpa mengenal batas.
Aku terbaring dalam keheningan malam dan menikmati mimpi malam hingga fajar menanti di ufuk timur. Kubuka mata, kubuka tirai, kutatap kembali ke luar, masih saja tetap terjaga dalam kebugaran jiwa. Ada bangga yang mengalir dalam sanubari ini, ada suka yang membalut rasa untuk menggali makna yang selalu mengaliri nadi untuk hidup hakiki.
Makna), Sebuah aliran makna untuk dunia yang lebih baik, berdaya guna, dan melegakan segala jiwa dalam kesatuan hati dan budi. #AM20 (Aliran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H