Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (72): Belajar Mengendalikan Penilaian demi Kehidupan yang Hidup

24 September 2021   06:20 Diperbarui: 24 September 2021   06:40 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. www.ourbusinessladder.com

Jika Anda merasa tertekan dengan apapun yang berada di luar diri Anda, kekecewaan yang muncul bukan disebabkan oleh lingkungan itu sendiri, tapi oleh penilaian Anda terhadapnya. Dan di sinilah Anda memiliki kekuatan untuk mengubah penilaian Anda terhadapnya, dan di sinilah Anda memiliki kekuatan untuk mengubah penilaian Anda itu setiap saat. (Marcus Aurelius)

Kegelisahan, kekecewaan, kekacauan, kegalauan, dan segala jenis pergolakan batin ini merupakan sebuah keadaan diri yang tidak jarang menghancurkan segala idealisme dan harapan. Kebuntuan dalam ide, rasa, dan perbuatan menjadi malapetaka tersendiri yang ikut serta merusak pengendalian diri dan relasi dengan sesama sehingga hidup serasa menjadi penderitaan dan penyiksaan yang tak kunjung henti. Kegembiraan dan antusiasme diri serasa pergi menjauh yang tak ada tanda-tanda berbalik dan mengisi relung-relung hati dan budi yang menghidupkan hidup dalam asa, rasa, dan karya.

Pergolakan batin yang mengacaukan diri dan hidup sesungguhnya adalah reaksi diri yang berkutat dalam diri sendiri dan kehilangan pengendalian diri atas semua itu. Segala sesuatu yang di luar diri bukanlah kendali diri dan sesungguhnya bukan menjadi keutamaan untuk menyebabkan diri bergolak dan kacau-balau.  Pengendalian diri menjadi kunci utama dalam menata hidup dan menggerakkan budi dan hati dalam membangun jejaring kehidupan yang lebih baik. Menjadi jelaslah bahwa pergolakan batin sesungguhnya disebabkan oleh diri sendiri, bukan dari segala hal di luar diri.

Illustrasi. coratcoretsegalanya.blogspot.com
Illustrasi. coratcoretsegalanya.blogspot.com
Manusia sering jatuh dalam segala penilaian terhadap segala hal yang pada akhirnya justru menjadi bomerang bagi diri yang menyusahkan diri sendiri dan pada akhirnya membelenggu diri dengan segala persepsi dan perasaan yang menjadi hasil dari berbagai penilaian atas kehidupan ini. Kekuatan budi dan hati sesungguhnya begitu dahsyat menembus segala batas ruang dan waktu yang membuat manusia jauh menelusuri segala realita dan persepsi di dunia ini. Penilaian-penilaian manusia yang melibatkan hati dan budi pun mampu meliuk-liuk dalam segala fakta dan opini kehidupan ini.

Penilaian-penilaian negatif tentang kehidupan ini pastilah mampu memberikan pengaruh negatif pula yang turut merusak dan mengacaukan dinamika kehidupan. Berangkat dari segala penilaian negatif, suasana batin dan kejernihan pikiran akan teraduk-aduk dalam kehidupan yang keruh bahkan tercemar begitu akut sehingga begitu susahnya melihat hal-hal baik dan inspiratif dalam hidup ini. Kegelisahan, kekecewaan, kekacauan, kegalauan dan sejenisnya akan mewarnai kehidupan yang keruh itu. Pribadi akan kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan pada akhirnya justru dikendalikan oleh keadaan yang terus-menerus mengombang-ambingkan manusia dalam badai kehidupan.

Illustrasi. www.ourbusinessladder.com
Illustrasi. www.ourbusinessladder.com
Penilaian-penilaian positif tentang kehidupan justru akan menghantarkan manusia pada kematangan dan ketenangan hati dan budi yang mampu mengendalikan diri dengan penuh kedewasaan dan tanggung jawab sehingga segala tindakan dan keputusan dalam hidup menjadi sebuah dinamika yang reflektif, bermakna, dan bijaksana. Segala penilaian dalam kehidupan ini sejatinya diri kita yang mengandalikannya, sehingga hati dan budi mempunyai kemampuan dan kemauan absolut atas segala penilaian itu.

Membiasakan dalam penilaian positif yang muncul dari dalam diri merupakan sebuah habitus baik untuk mengembangkan diri terus-menerus sepanjang hayat. Pada akhirnya, segala tekanan dan fenomena di luar diri bukanlah ancaman bagi diri selama dari dalam diri mampu menjaga pengendalian diri secara positif. Mari tetap setia dan bertekun dengan pengendalian diri sehingga tidak terseret dengan segala hal di luar diri yang sesungguhnya menenggalamkan diri pada kegelapan dan kemuraman hidup. Sesungguhnya, manusia memiliki otoritas penuh atas dirinya, maka tidak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk mengendalikan yang di luar kendali dirinya.

Illustrasi Menulis Makna. www.hoshinoresorts.com
Illustrasi Menulis Makna. www.hoshinoresorts.com
@Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta. Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun