Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kembali ke Kandang Hari Ke-4: Mari Selalu Mengandalkan-Nya!

6 Agustus 2021   21:01 Diperbarui: 6 Agustus 2021   21:15 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. yayasanimamatrajani.com

Kehidupan ini sungguh misteri, manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya karena semua itu ada di tangan Sang Ilahi. Yang sesungguhnya manusia tahu adalah berlaku baik pada diri, sesama, dan semesta senantiasa semuanya itu menjadikan hidup bahagia dan abadi setelah kehidupan ini.

Hidup terus mengalir dari pagi ke pagi lagi, setelah melewati siang akan melewatinya lagi di hari esok, saat terbaring menghantarkan jiwa dan raga dalam mimpi akan terbangun dan pada waktunya akan bisa menikmati mimpi yang lain di hari selanjutnya. Itulah kehidupan yang terus mengalir dan mengalir seiring perjalanan waktu yang tak pernah bisa dihentikan oleh masa ataupun asa sekalipun. Dalam perputaran waktu itu, manusia terkadang terjebak dalam sebuah egoisme pemahaman yang merusak jiwa dan membutakan kekaguman pada hidup yang indah dan mempesona.

Konon seorang suci pernah diberi karunia dapat berbicara dengan bahasa lebah. Ia pun mendekati seekor yang tampaknya paling pandai dan bertanya:

"Seperti apakah Yang Mahakuasa itu? Apakah Ia mempunyai kesamaan dengan lebah?"

Kata lebah yang pandai:

"Yang Mahakuasa? Tentu saja tidak! Kami, para lebah ini, hanya mempunyai satu sengat saja, sedangkan Dia mempunyai dua."

Yang Mahakuasa senantiasa memiliki kesempurnaan dalam kuasa dan kasih-Nya yang sulit dipahami manusia, namun bisa dirasakan setiap saat dalam segala anugerah kehidupan ini. Dalam ketidaksempurnaan manusia dalam menjalani kehidupan ini, sebuah kesempatan yang indah ketika bisa mengandalkan-Nya dalam setiap langkah kehidupan, baik suka maupun duka, karena tangan-Nya senantiasa terjulur selalu pada manusia lewat cara-cara unik yang kadangkala manusia tak menduganya.

Illustrasi. medium.com
Illustrasi. medium.com
Mengandalkan-Nya dalam setiap hembusan nafas kehidupan bukanlah sebuah kesia-siaan, justru sebuah kesempatan yang menghantarkan manusia untuk membangun kepasrahan diri pada penyelenggaraan ilahi. DIA tidak pernah tidur, justru selalu menjaga manusia yang tidur dalam kelelahan jiwa dan raga, secara ajaib memberi kebugaran bagi manusia di pagi hari dengan iringan kicauan burung dan air gemercik. DIA tidak pernah ingkar atas janji-Nya, justru selalu mengampuni segala kesalahan dan dosa manusia, secara ajaib memberi berkah dan rahmat yang tak pernah berhenti walau manusia lupa, abai, bahkan menjauh dari-Nya.

Kesempurnaan Sang Ilahi tak akan pernah luntur dan habis walau dunia seringkali mempertanyakan dan melukai-Nya. Kerahiman-Nya senantiasa melindungi manusia tanpa pandang bulu, tidak pilih kasih, dicurahkan utuh selalu di muka bumi. Mari buka hati, senantiasa kuasa-Nya akan menggerakkan jiwa kita pada kehidupan penuh kasih.

Illustrasi Kembali ke Kandang. icelandyogaretreat.com
Illustrasi Kembali ke Kandang. icelandyogaretreat.com
@ Kembali ke Kandang, adalah sebuah permenungan hidup di malam hari menjelang menuju pembaringan jiwa dan raga setelah seharian merangkai kisah kehidupan lewat segala dinamika yang ada. Terinspirasi dari buku "Burung Berkicau" karya Anthony de Mello SJ (1984, Yayasan Cipta Loka Caraka), renungan malam dalam bingkai "Kembali ke Kandang" ini mencoba memaknai hidup yang penuh makna ini sehingga hidup menjadi lebih hidup lewat kutipan kisah penuh makna dari Anthony de Mello.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun