Karena hidup ini hanyalah laksana gelembung buih, kekayaan laksana riak air tertiup angin dan tubuh kita laksana aksara yang dituliskan di air, mengapa kita tidak berpaling kepada Tuhan? (Kebijaksanaan India Kuno)
Kehidupan ini penuh dengan misteri yang tersembunyi di dalam segala keajaiban dan keagungan dunia dan semesta. Kemustahilan seringkali menjadi alasan yang kuat bagi siapapun yang enggan untuk menyelami dan menelusuri segala fenomena-fenomena kehidupan yang terkadang mengirimkan isyarat-isyarat ilahi untuk diyakini dan didalami dalam hati dan tindakan. Kepercayaan pun memberikan harapan dan kekuatan untuk tetap teguh dan kukuh dalam pikiran, hati, dan perilaku pada kebesaran Sang Ilahi untuk hidup yang terberkati.
Manusia lahir ke dunia, hidup dalam rentangan waktu yang tidak bisa ditentukan, hingga kematian menjadi batas akhir petualangan jiwa dan raga di dunia, inilah kronologi kehidupan yang begitu sederhana namun penuh dengan kebijaksanaan dalam sejuta kebaikan dan filosofi nilai-nilai kehidupan yang tak terbatas jumlah dan nilainya. Manusia menjadi aktor utama dalam kehidupan ini, memberikan arah dan corak pada kisah kehidupan di dunia ini dalam balutan kolaborasi dengan semesta. Protagonis ataupun antagonis sesungguhnya sebuah pilihan bagi setiap orang dalam memposisikan dirinya dalam mengambil peranan di mahakarya Sang Pencipta ini.
manusia untuk masuk ke dalamya dengan kesadaran penuh untuk selalu mengusahakannya dalam setiap langkah dan setiap alur pikirannya. Kenikmatan dunia begitu memberikan kenyamanan dan ketenteraman dalam setiap sanubari manusia, hidup begitu indah dan mempesona. Banyak pribadi jatuh dalam canda dan tawa merayakan pesta dunia yang menyegarkan jiwa dan raga. Hingga pada satu waktu, kesadaran sejati membuka jalan kembali dari kedosaan dan kehampaan yang sesungguhnya sudah menjauhkan manusia dari keilahian, kebenaran, dan kebijaksanaan hidup.
Kemegahan dunia tak jarang memberikan pilihan bagiKeimanan pada Sang Ilahi pun memberikan pilihan pada manusia untuk ambil peran dalam menuliskan kata demi kata kehidupan tentang pribadi manusia bersama sesama dan semesta. Kecintaan pada Sang Ilahi tak jarang memberikan rasa kecintaan yang begitu fanatis, yang menghadirkan rasa anarkis pada merusak segala jejaring kehidupan yang harmonis dan sinergis. Kecintaan yang begitu egois ini menjadikan kisah hidup ini sebagai sebuah peperangan keyakinan untuk memperebutkan dunia dengan segala kisah dan kekayaan nilainya. Kecintaan ini pada waktunya hanya melahirkan kehancuran, kengerian, kekacauan, kesombongan, kedurjanaan, kebatilan, dan kematian brutal yang tidak lagi menghargai nilai-nilai manusiawi.
Keimanan pada Sang Ilahi menjadi sebuah kesempatan membangun relasi pada-Nya dalam doa dan pemahaman iman yang mendalam untuk mengusahakan kebijaksanaan hidup yang inspiratif, bukan provokatif dan destruktif (merusak). Sesunguhnya keimanan pada Sang Ilahi tidak pernah egois dan anarkis, justru sebaliknya menumbuhkan persaudaraan dan penghargaan satu sama lain. Pemahaman yang mendalam tentang Sang Ilahi sejatiya tidak melahirkan kesombongan dan penghakiman pada yang lain, justru sebaliknya menumbuhkan perilaku rendah hati, inspiratif, toleransi, dan bisa menghargai perbedaan sebagai kekayaan dan kekuatan hidup dalam sejuta kebaikan.
Kisah hidup di dunia ini senantiasa menjadi sebuah perjalanan iman yang begitu teduh dalam sinergi pada keragaman sesama dan keunikan semesta.Hingar-bingar dunia dan segala pengalaman malang-melintang di setiap sisi dan sudut dunia adalah bagian dari kisah hidup yang pada intinya menjadi kesempatan untuk mengolah keimanan pada Sang Ilahi. Manusia berasal dari pada-Nya dan kembali pada-Nya, maka senantiasa segala sesuatu yang ada di dunia dan yang dilakukan dalam hidup ini sungguh-sungguh atas nama-Nya. Iman tanpa perbuatan adalah mati, mari perdalam iman sinergi dalam perdalam relasi baik dengan sesama dan semesta. Senyatanya dunia ini indah.
Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta. Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup.Â
@Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H