Extraordinary Teachers: The Essence of Excellent Teaching
Fred Stephenson, Ph.D
Andrews McMeel Publishing, Kansas City
2001
Menjadi guru sebagai pendidik sangatlah beda dengan menjadi guru sebagai pengajar saja. Guru sebagai pengajar menjadikan proses pendidikan begitu sederhana, belajar sebagai proses transfer ilmu pengetahuan dan pada akhirnya menghadirkan kecerdasan dan keunggulan akademis. Guru pintar mengajar dan murid memperoleh nilai dengan predikat memuaskan, bahkan sangat memuaskan. Sebaliknya, guru sebagai pendidik mengantarkan guru pada proses belajar terus-menerus dan berkesinambungan dalam kesatuan hati, budi, dan komitmen diri.
Extraordinary Teacher memberikan pengetahuan, sharing pengalaman, sekaligus refleksi edukatif yang dapat memperkaya dan mengembangkan dedikasi sebagai pendidik. Pengolahan diri yang holistik, kontekstual, dan reflektif memberikan nuansa yang menyenangkan dan menantang penuh makna dalam dunia pendidikan. Menelusuri dan mengurai ide-ide, pengalaman, dan nilai-nilai kehidupan yang disodorkan dalam tulisan edukatif ini serasa membangun kembali passion sebagai guru yang siap sedia dengan tulus melebur dalam proses memanusiakan manusia menuju taraf insani.
Extraordinary Teacher menyadarkan kita bahwa dunia pendidikan bukan sekadar lembaga yang berkutat dengan input dan output dengan standar tertentu dan predikat terbaik sebagai kualitas. Lebih dari itu, pendidikan menjadi tempat untuk menaburkan benih-benih humanisme, merawatnya, mengembangkan, dan pada akhirnya memberikan manfaat bagi sesama dan dunia dalam mewujudkan peradaban dan kemanusiaan yang hakiki. Pendidikan benar-benar menjadi kesempatan untuk menjaga loyalitas dan intergritas mendidik, bukan sekadar formalitas pekerjaan.
sekolah sejatinya menjadi tempat yang menyenangkan dan dirindukan setiap insan untuk belajar dan mengembangkan diri menjadi manusia yang utuh secara menyeluruh. Guru menjadi aktor penting sebagai mitra belajar bagi anak-anak dengan selalu menjaga dan mengembangangkan paradigma dan pedagogi pendidikan yang kontekstual, bermakna, dan reflektif. Sekolah tidak lagi menjadi neraka yang menakutkan bagi anak-anak, yang melahirkan trauma dan luka batin, namun sekolah menjadi kebun belajar yang memberikan kesempatan anak-anak bereksplorasi, berekspresi, berapresiasi, berinspirasi, dan menikmati masa-masa sesuai dengan psikologis dan usianya.
Lebih Praktis lagi,Selamat Membaca, mari meliterasi diri kita dalam menemukan pembelajaran hidup lewat ide-ide dan inspirasi dari Extraordinary Teacher dalam memajukan dan menghumaniskan dunia pendidikan. Non Schoale sed Vitae Discimus, belajar tidak hanya sekadar memperoleh nilai (skor) belaka, namun lebih dari itu belajar senantiasa untuk menggali nilai-nilai kehidupan (life value) dan untuk kehidupan itu sendiri.
LITERASI NURANI, merupakan percikan-percikan inspirasi dan motivasi untuk terus-menerus belajar sepanjang hayat dalam memanusiakan diri kita sebagai manusia yang berharkat dan bermartabat. Literasi ini hendaknya menjadi sebuah habitus (kebiasaan) baik yang juga memotivasi dan menginspirasi orang lain. Mari jadikan hidup ini sebagai berkah dan anugerah untuk berbagi kasih.
@Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H