Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tatkala Fajar (13): Genting, Kerja Keras Tanpa Batas dengan Tetap Ikhlas

12 Mei 2021   04:04 Diperbarui: 12 Mei 2021   04:05 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit senja memancarkan cahaya jingga yang menenggelamkan diri ke balik layar bumi. Mengubah dirinya menjadi kelabu yang menandakan siang telah usai. 

Tugas terik yang sedari tadi menghujam diriku juga telah usai. Perlahan langit mengajakku untuk berbaring sejenak. Melepas segala beban yang aku hadapi. 

Pikiranku pun melayang, terhanyut oleh sayupnya suasana senja hari ini. Perlahan kupejamkan dan kurasakan tubuhku. Tubuh ini mulai rapuh, waktu yang telah perlahan menelanku. 

Cacat dan pecah sudah menjadi ciri khas tubuhku. Usang pun juga sudah menjadi bagian hidupku. Bukan hal baru lagi ketika tak ada satupun orang yang memikirkan keberadaanku. 

Walau sebenarnya, keberadaan akulah yang sangat kalian butuhkan. Haruskah aku melukai tubuhku terlebih dahulu untuk mendapatkan perhatian kalian?

Apakah kalian tahu? Disini aku berdiri tegar. Menghadapi semua cobaan yang menerpaku. Dari dinginnya udara yang merasuki tubuhku, hingga perlakuan tak mengenakkan dari kawanan para unggas. Seandainya saja kalian merasakan menjadi diriku sebentar saja. Bagaimana rasanya tertusuk hembusan udara dingin yang sangat menyiksaku. 

Bagaimana rasanya terpapar terik yang menikam tubuhku. Bagaimana alam memperlakukanku dengan tidak adil. Seandainya saja kalian semua merasakan dan mengerti penderitaanku. 

Atau setidaknya memadangku sebentar saja. Aku yakin kalian semua tak akan sanggup. Namun aku disini untukmu. Aku akan tetap tegar dan bertanggung jawab menjalankan tugas muliaku dengan sepenuh hati.

Namun dari semua penderitaan dan kesengsaraanku, masih ada hal yang dapat membuatku bahagia. Aku sungguh bahagia berdiri disini, karena aku dapat memandangi keindahan cakrawala senja yang sangat elok. 

Aku bahagia karena disini aku tak sendirian. Aku memiliki keluarga yang selalu mendukung dan membantuku dalam menghadapi cobaan dan rintangan yang ada. 

Suka dan duka pun kita lewati bersama. Kita saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Kita adalah satu kesatuan yang tak akan terpisahkan. Jika salah satu dari keluarga kami pergi, kami tak berarti lagi. Aku adalah benda yang kokoh. Tentu hal tersebut juga membuat diriku bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun