Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Senja (29): Jeritan Bintang dalam Kehampaan

21 Februari 2021   05:05 Diperbarui: 21 Februari 2021   05:37 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. novocom.top

Hidup bukan sebuah perjudian, walau terkadang tak kepastian dalam hidup ini layaknya main judi. Hidup bukan pula sebuah rumus, walau dalam hidup ada formula pasti bahwa semua yang ada akan mati. Yakinlah, hidup adalah misteri milik Sang Ilahi yang penuh arti.

Di suatu hari yang kelam, langit berwarna biru kusam dipenuhi oleh corat-coret awan. Hiduplah bintang kejora yang sangat kesepian di langit yang hampa itu. Dengan mata ia memandang ke bawah. Lewatlah gadis cantik dengan rambut pirang.

Dengan sekuat tenaga ia mengayuh sepeda. Dengan penuh semangat gadis itu mengayuh ke arah sebuah ayunan di taman. Ia mulai mengeluarkan dan membaca sebuah buku yang membuat si bintang sungguh tertarik.

Daya tarik si bintang membuatnya ingin menemani gadis itu. Ia pun memiliki rencana untuk melakukan revolusi dan menjelma menjadi seorang pengeran. Pangeran yang tinggal di sebuah menara besar yang dikelilingi oleh ilalang yang tinggi.

Namun ternyata gadis tersebut tinggal di sebuah desa yang kumuh. Desa yang dikelilingi oleh sungai yang jeram sehingga membuatnya terasa terkekang. Harapan si bintang pun pupus, namun ia sudah terlanjur jatuh hati pada gadis desa tersebut. Ia rela hidup merana hanya untuk menemani hari-harinya.

Di balik daun-daun si gadis menggambar sebuah bintang yang jatuh dari langit. Namun gambar itu belum lengkap dengan sebuah tanda koma. Ternyata, si gadis mengharapkan untuk melihat sebuah bintang yang jatuh agar bisa berharap. Si bintang pun sudah siap untuk merelakan dirinya jatuh menjadi sosok manusia.

Akan tetapi, saat tinta dari pulpen gadis tersebut habis, ia pun bergegas untuk membeli pulpen baru. Ia mengayuh sepeda miliknya melewati sawah, desa, toko koran, hingga sampai ke jalan raya. Tiba-tiba mobil dengan kecepatan tinggi menabrak gadis itu, darah yang bercucuran sangat cepat membuat si bintang ketakutan.

Kejadian tersebut membuat si bintang takut jatuh menjadi seorang manusia. Namun itulah lingkaran kehidupan manusia. Dengan seluruh jiwa dan raga, si bintang pun akhirnya menutup kisah hidupnya menjadi manusia yang lemah dan tidak berdaya.

Ia membuka halaman baru hidupnya menjadi manusia yang lemah dan tidak berdaya. Semua hanya demi gadis yang baru ia temui. Terputuslah rantai kehidupannya dari bintang yang kekal. Namun, si bintang yakin bahwa gadis inilah yang akan memberi warna pada hidupnya. Tiba saatnya bagi bintang untuk menemani gadis tersebut yang sedang sakit. Diambilah sebuah botol dan dibawakanlah pada gadis itu untuk diminumnya.           

Namun, saat bintang berusaha membangunkannya, gadis itu tidak bergerak sama sekali. Ia pun mengambil segelas air dan menuangkanya pada gadis itu akan tetapi usahanya gagal. Muka pucat dan badan dingin yang tidak dapat bergerak menandakan berakhir sudah kehidupannya di dunia.

Bintang pun melempar kursi dan merobek-robek kertas. Rasanya seakan-akan hatinya ditusuk oleh seribu panah. Itulah manusia, mereka merasakan bahagia dan cinta namun juga rasa sedih yang mendalam. Rasa itu dirasakan oleh bintang di waktu yang sangat singkat. Peradaban baru bagi bintang sudah dimulai.

*WHy-eZiA

**Setelah Senja: sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan (life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini. 

***Setelah Senja: Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita. Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun